Jumat, 09 Agustus 2013

Doa untuknya

Tuhan, Tuhan, Tuhan ... aku terus meneriakan namaMu.
Allahku, Bapaku yang maha kasih. Tolong aku!

Bagaimana cara aku bisa mencerna semua kejadian ini.
Terlalu dinikah ? terlalu cepatkah ?

Ajari aku mencari hikmatMu ya Bapa. Aku takut, aku tak punya kekuatan apapun untuk merubah dia. Hanya Engkau ya Tuhan. 

Aku menyayangi dia, jauh dari yang dia ketahui. Sungguh, aku bermimpi. Lantas kenapa aku takut ? Tuhan, aku cuma takut dikecewakan lagi. Aku cuma takut merasakan sakit yang sama. Belum sembuh luka kemarin, kenapa aku harus menerima kenyataan yang seharusnya gak kudengar. 


Tuhan, malam ini aku cuma diam. Menatapi setiap jarum jam, bisakah waktu cepat berlalu ? Sekali lagi aku mencermati kata tiap kata di dalam pesan singkat ini, tapi Tuhan aku belum bisa mencerna dengan akal sehatku. Sekali lagi, aku membuka hape, berderet pesan singkat dari dia. Mencari jawaban, menunggu jawaban dari aku. Aku sendiri bingung, apa yang harus ku jawab. 

Harusnya dengan tegas kukatakan padanya, tinggalkan semua itu! tapi, sekali lagi aku takut Tuhan. Takut salah melangkah. Memang tidak seharusnya aku membiarkan dia hanyut semakin dalam. Dulu aku pun pernah ada di posisi dia. dengan tangan Tuhan, melalui sahabat rohaniku, aku bisa terlepas. Dengan doa, dan puasa. 

Tapi kenapa Tuhan, nyatanya itu benar2 terjadi lagi padaku, Tepatnya bukan aku yang alami. Semua berurutan. Dari adik rohaniku di PMK, sahabatku, teman dekatku, adik PKL di kantor, belum lagi kakak sekaligus atasanku sendiri. Ahh, sudah berapa kali ini terulang Tuhan. Dan sekarang dengan dia. 

Aku paham, jalan-jalan yang Engkau berikan. Tapi, aku takut memberi jawaban padanya sekarang. Aku mau berdoa ya Tuhan, ya Bapaku untuk dia.

"Tuhan, aku tau, dia tau, jalannya sudah salah, sama seperti aku dulu yang pernah salah jalan. Tapi melalui orang lain, sahabatku sendiri Engkau membasuhku dengan darahMu. Engkau mengampuni aku, mengangkat aku dari jalan-jalan gelap itu. Tak dapat kubalas kasihMu Bapa. Dulu, aku merasa terasing dengan jalan gelap yang harus kulalui dulu, aku merasa sendiri. Tapi aku tau Engkau selalu mengawasi jalan-jalanku. 

Kini aku mengerti Tuhan, berkatMu tak akan putus sampai di sana. Engkau boleh pakai aku, jalan gelapku untuk orang lain, bahkan untuk dia. Aku tidak tau caranya Tuhan untuk mengubah dia, tapi bimbing aku untuk melakukan yang benar-benar sesuai kehendakMu, bukan keinginan dagingku, karena aku pun pernah ada di posisi dia. Tapi Tuhan, jujur ini sakit. Tapi, apapun itu keletakkan ke dalam tangan kasihMu. Bantu dia, ya Tuhan untuk meninggalkan jalan yang salah. Seperti firmanMu yang selalu jadi pelita bagi kakinya. 

Aku tak punya kekuatan apapun Tuhan, untuk melewati saat-saat ini. Tapi aku percaya, di setiap doa aku meminta menjadi berkat, Engkau boleh menggenapiNya. Untuk kehidupanku, kini, esok dan nanti. Begitu juga dia, jalan-jalan inilah yang harus dia lewati, kuatkan hatinya untuk benar-benar meninggalkan jalan gelap itu. Jamah selalu pikiran dia, apapun kondisi dia Tuhan yang boleh jagai dia"

Amin

Kata Mutiara oleh2 buat kamu!

Ini bukan kado untuk hari ulang tahunmu. Ini bukan juga hadiah karena kamu telah baik sama aku. Atau ini bukan pula reward karena kamu menepati janji. Ini cuma barang biasa, yang gak ada harganya. Aku cuma bingung mau kasih oleh2 apa sama kamu. Dari dulu aku kasih baju, gak dipake, ya alesannya ga muat (ya emang badan kamu besar banget sekarang), eh di kasih kaos yang agak besaran, ga pernah juga tuh kamu pake kalau kita lagi jalan. Alasannya, bahannya gak suka. Panas. *Huft, cuma bisa elus dada, barang pemberian gak dihargain. Kalau aku bisa ngomong, semua barang yang pernah kamu kasih ke aku itu, aku jaga dan aku sering gunain, meski kadang model bajunya udah ketinggalan jaman, atau udah gak muat tapi paling gak sekali2 masih aku pakai. 

Nah! sekarang aku kasih barang ini, karena kan gak bakal keliatan juga mau kamu apain. Di kasih orang kek. Di buang kek! gak di pake juga gak keliatan. Cuma jadi pajangan di dinding kamar kamu (itu juga kalau kamu niat bawa pulang. *paling alasannya, gak enak sama orang rumah tar ditanya itu dari siapa) Jadi sebenarnya bukan aku gak pengen ngasih ini itu sama kamu. Tapi terlalu banyak alasannya. Jadi, males ngasihnya, toh sekalinya di kasih tuh barang jadi gak guna. Bahkan udah di kasih sama orang lain (tetangga, sodara, temen atau apalah)

Nah! Sekian nih. Uneg-uneg aku soal oleh-oleh. Semoga bermanfaat, dan paling gak oleh2 yang terakhir ini gak sama nasipnya kayak barang yang dulu2. Sekian.


Terima kasih.


Salam hangat,


Catherine