Kamis, 15 November 2012

Ini tentang 15 ...

Tepat pukul 00.00 di tanggal 15, aku sengaja mematikan semua jaringan komunikasi dengan orang di luar sana. Mulai dari teman jauh, teman dekat, saudara, hingga kamu. Aku tak ingin mendengar suaramu, aku tak ingin melihat sebaris kata-kata dari kamu. Aku berusaha menghindar sejauh mungkin. Aku ingin tau seperti apa dunia tanpa komunikasi di zaman secanggih ini.

Saatnya mulai berpikir untuk melakukan hibernasi, setelah 14 hari aku berpikir masak-masak tentang keputusanku ini. Bukan masalah 1 atau 2 hal yang telah kita lewat selama 8 tahun bersama, tapi ribuan masalah lagi yang akan aku lewati tiap kali bersama kamu. Dan masalah itu seperti tidak ada habisnya. Sampai akhirnya ditanggal 14 aku sekarat. Sangat sekarat dan patah semangat. Aku kehabisan tenaga untuk berlari sendirian. Aku mengalami stuck yang terlalu panjang. 

Seperti yang kuceritakan di hari ke-14. Ini semacam tekad bulat atau setengah-setengah aku juga tidak tau, tapi aku berusaha untuk konsisten. Supaya tidak ada kepahitan antara aku dan kamu kelak. Berusaha tegar, tidak meneteskan airmata subuh itu, tapi maaf, akhirnya aku menangis, malah sampai seunggukan. Menyesali keputusan atau pembuatan target ? Entahlah ... 

Selama beberapa hari aku hibernasi nekat. Mengajak hati pergi tanpa dituju, menyelami setiap tahun yang sudah kita lewati. Mengingat-ingat setiap 26 tahun yang sudah kujalani. Kini tanpa apapun, hibernasi kulakukan di sebuah sudut bumi, di bawah kolong langit, aku tak ingin tergantung dengan siapapun, sampai segala macam janji aku ingkari. Maaf, aku sudah ingkar janji ....

Sampai akhirnya kakiku merasa lunglai, minta diistirahatkan. Entah bagaimana bila kaki ini suatu saat tak lagi dapat bekerja sama dengan baik. Ahh, menyeramkan.

Selama perjalanan hibernasi, tak ada lilin angka 26, tak ada cake coklat, tak ada kado-kado, dan tak ada perayaan besar, tak ada surprise seperti tahun-tahun lalu. Aku sendiri tak tau apakah kamu juga ingat tanggal ini. Cukup perayaan sendirian, mengheningkan hati, menyepikan pikiran. Jauh jauh dari semuanya!!

Di tanggal 15 aku sendirian, aku hanya berdua denganNya. Sendirian aku memanjatkan doa, harapan dan mengucapkan maaf untuk kesalahanku selama 26 tahun. Begitu banyak kesalahan, rasa bersalah dan ketidak taatanku selama itu. 

Dari lubuk hatiku yang tak terjamah oleh siapapun, "Selamat ulang tahun diriku sendiri, selamat melewati satu tahun ke depan dan seterusnya. Semoga Tuhan cukupkan segalanya dan semoga Tuhan besertaku selama-lamanya,"ujarku diakhir doaku saat itu. Amin.

Warm regards,


Catherine