Minggu, 29 Desember 2013

Mauku ...

Bergerak sesenti pun tidak ...
Merasa di hilangkan, di lupakan
Ini mauku sebenarnya, tapi mengapa tanpa permisi dan kata selamat tinggal.

Haruskah akhir tahunku kelabu, cukup Tuhan, aku batinku sudah lelah.
Mencari dari setiap gerakan tanganmu, merasa di lepaskan ..

Tak ada perjuangankah kita selama ini,
Ini mauku, pada akhirnya harus terluka lagi dan lagi ..
Mengertilah apa mauku, mengertilah ...

Terlalu tergesa-gesakah kabar ini,
Berdusta lagikah takdir padaku ?
Siapa yang harus menanggung beban ini nanti ...

Haruskah diakhiri dengan kata HILANG, pergi ...
Pergi, membiarkan jemariku mencari kamu 
Semoga kamu pergi belum jauh ...

Separah inikah, rasanya ?
Tuhan, semesta bisakah berlaku adil pada jalanku ...

*buatkan apa mauku ...

Cheers,

Catherine 

Selasa, 10 Desember 2013

Buku 9 tahunan

9 tahun terasa seperti membaca sebuah buku. Bersama kamu aku melewati banyak cerita setiap bab dan per halamannya. 9 tahun sudah kita menyelesaikan buku tebal yang seolah-olah tak ada habisnya dibaca.

Seperti membaca sebuah prolog pada halaman pertama, begitulah aku yang sudah jatuh hati sejak membaca halaman pembuka. Halaman itu seolah tak ingin ku ganti dengan halaman berikutnya. Setiap hari aku jatuh hati, dengan kata aku, kamu, mimpi dan semangat.

Kita sudah menulis cerita dalam buku itu juga, dan sama-sama sudah kita baca berulang kali. Kita tau buku itu terlalu panjang untuk kita baca bersama lagi. Tak ada daya lagi melanjutkan cerita dalam buku kita. 

9 tahun sudah kita membaca buku itu bersama. Melewati cerita yang penuh riak dan rasa. Dan rasanya tak ingin menyelesaikan cerita dalam buku yang kita baca itu. Pada akhirnya kutemukan pada bab akhir sebelum halaman akhir. Tak ada kata ^kita^ , kini yang tertinggal satu nama singkatmu, dan inisial namaku di akte kelahiranku.

Sampai pada sampul kutemukan halaman kosong yang belum banyak coretan. Tersemburat beberapa baris huruf pada halaman itu,
To be continue
or ..
the end


Le^gra

Cath

Selasa, 03 Desember 2013

Cintaku Mentok Di Mahameru (Projek dadakan)

Prolog basa-basi ....

Ahhh cerita ini harus aku mulai darimana ya. Banyak cerita yang ingin kubagi di blog kesayanganku ini. Sekian banyak cerita, dan semua kenapa harus menyangkut di kepala ya. Mulai dari kenekatan trip ke gunung, persiapan, eksekusi sampai pada situasi sayonara * yap perpisahan. Bagian ini paling gak enak deh untuk diceritain. Mending daripada berbasa-basi busuk di pembukaan ini, cerita perjalanan ini mulai digarap per part-nya. *nunggu mood dan kerjaan lain beres. Pada akhirnya tercetuslah membuat ide cerita Cintaku Mentok di Mahameru. Mmm seperti apa, yuk stay tune di chanel ini. *apa sih … hehehe.

Wokeh. Baiklah teman-teman yuk tarik nafas dalam-dalam kira-kira apa ceritanya dan siapa saja yang kebagian di cerita ini. Wuihh, pasti pada nyari satu-satu yang ada nama kalian kan. *hayooo ngaku deh. Ketauan deh, nyari nama masing-masing. hahaha. Wokeh wokeh, daripada kalian duluan bosan baca prolog-kan ini, yuk maree berangkat di Chapter satu yang punya Ikus, Afri, Fuad, Harun, dan mba Novi. *kalau saya gak usah dimasukin namanya. "Perkenalan tak terduga di Matarmaja". *ehm ehm ...





Episode Satu : Perkenalan di atas Matarmaja.



"Mba, kamu di mana ? " ucap salah suara yang belum pakai opening hallo, langsung menyambar kupingku dengan kata-kata DIMANA !!. *huft untung suara cempreng ini baik hati dan tidak nakal.

"Mmm ya, ini siapa ?" jawabku yang memang gak tau nomor simpati siapa yang masuk ke ponselku. 0812 sekian sekian.
"Ikus ... mba dimana, aku sudah sampai di Cikini nih, " ucapnya dengan nada semangat berkobar-kobar. Mmm, kayaknya kita sudah smsn daritadi, ini kali pertama aku dengar suara si Neng Ikus ini. 
"Aku sudah di Cikini, kamu dimana, di lantai atas dekat .... " 
Yaelah, belum juga aku menyelesaikan perkataanku, sosok perempuan tomboi dengan kemeja kotak-kotak merah marun, dengan handuk biru di pundak macam kernet sudah menunggu di balik punggungku. Jujur sebenarnya aku belum hafal betul wajah si Neng ikus ini. Tapi nebak boleh nebak, dari style gayanya dengan tas carier gunung kegedeaan di badannya, dan sepatu yang katanya mirip dengan kenalan di kereta, akhirnya dengan mantap aku yakin inilah perempuan yang ku tunggu *cielah ... Neng Ikus, yang kukenal dari kenekatannya kenalan melalui whatsapp yang nomorku didapat dari mas Is, yang punya projekan trip itu lho, yang kurus, tinggi, yang ganteng. *ehh

"Mba Ikus ? " kataku agak ragu. 
"Iya ". Kami berdua pun langsung berkenalan dan si Neng Ikus ini mulai dengan keramaian suaranya. Mengobrol ala perkenalan ABEGE sambil nunggu temanku si Harun yang sedang menunaikan ibadah sholat di mushola stasiun Cikini. 
"Sendiri mba ? " tanya si eneng Ikus.
"Berdua, sama teman. Lagi sholat dia, di sana !" kataku kayak putri malu-maluin. Hihihi.
Saat asyik mengobrol soal ini itu, bla-bla, soal bawa ini bawa itu, sang pangeran datang *eng ing eng jeng jeng. Harun, teman sekampus ku datang dengan wajah segar dan rambut basah.
"Ini kenalin teman bareng nanti, Harun, " kataku memperkenalkan Harun. Dan ini "Ikus run, " kataku memperkenalkan Ikus. Perkenalan pertama terlaksana, saatnya bergerak ke stasiun selanjutnya, stasiun Pasar Senen. 
"Naik apa kita, " tanyaku pada Ikus sambil menuruni tangga. 
" Bajai saja mba, kita bisa patungan bayarnya. Biar cepat sampenya, soalnya aku mau nuker tiket, pesen di online nih, " jawab Ikus. *cepat, mang bajainya terbang---apa sih.

Sampai di pinggir jalan, kami bertiga bak artis, selebritis papan atas. Setiap orang-orang melambaikan tangan pada kami bertiga, berlomba-lomba minta tanda tangan, eh salah deng, nawarin ojek sebenarnya. Hahaha. 

Tanpa ba bi bu be bo, Ikus menghampiri si driver bajai cinta lingkungan, bajai BBG. "Pak, stasiun senen ya, " katanya nyaring. Si driver, dengan perut buncit dan topi kumal itu sejenak tidak menjawab. Dia memperhatikan kami dari ujung rambut sampai ujung kaki, sampai-sampai tas carier di punggung kami ikut dia perhatikan. Seperti orang diadili. " Stasiun senennya mba, mau ke jawa ya ?" 
"Iya " jawab kami serempak. "berapa ?" tanya si ikus.
"30 ribu ya" Tanpa tawar menawar, kami naik ke dalam kendaraan setrikaan itu. 

Ikus pertama masuk, aku dan harun terakhir. 3 Penumpang dengan 3 tas carier membuat bajai yang memang berukuran terbatas ini, jadi padet dan penuh. Untung jalanan selama salemba, kramat dan kawan-kawannya bersahabat. Beberapa saat kemudian kami sampai di gerbang stasiun. 

Si bajai tepat berhenti di depan loket penukaran tiket. 3 lembar uang 10 ribuan berpindah tangan ke driver bajai. Tak lupa kami berterima kasih pada si driver. Bajai pun perlahan menghilang, dan kami langsung mengantarkan Ikus ke loket penukaran.

Setelah menukar tiket, dan ditraktir makan siang oleh Harun, kami menuju pintu masuk pengecekan tiket. Sebelum kami masuk ke dalam, seorang ibu kenalan tak terduga, turut mendoakan keberangkatan kami ke Malang dan Semeru. Kalau tidak salah si Ibu bilang, "Hati-hati ya neng, sekarang lagi hujan deres. Banyak-banyak doa, " Doa ibu itu pun mengantarkan keberangkatan kami. Huft ...

Sampai di dalam gerbong, aku dan harun menduduki posisi gerbong 2 dan bangku nomor 14 c dan d. Sementara ikus dan kawan-kawan yang belum aku kenal, di gerbong 1 dan 5.

Setelah mengkondisikan tas dengan space kaki di kaki, aku mulai duduk tenang. Harun pun sibuk dengan bb-nya. Kami larut dengan mesin teknologi di tangan kami, tanpa kami tau ternyata kereta pusaka para backpacker "Matarmaja" beberapa menit kemudian akan segera berangkat. 

Belum beberapa menit, Ikus datang bersama teman di sebelahnya. "Mba, mas kenalin ini teman kita satu trip juga, " 
"Fuad, " jawab pria mungil, tertampan hari itu di kereta matarmaja  *cielah ... sebenarnya aku tidak ngeh-ngeh banget siapa namanya, tapi ya sudahlah ya, daripada nanya lagi.
"Mba, kalau dari cakung ke stasiun senen jauh gak ? "
"Jauh, memang kenapa neng ?"
"Teman-teman yang lain masih di jalan, " katanya panik. 
"Ohh terus gimana ? " tanyaku dengan nada agak santai, sebenarnya panik juga sih. hehehe. 
Sambil rempong dengan handphonenya si eneng Ikus jawab, " Ini aku coba mengubungi mereka, kemungkinan mereka menyusul naik kereta berikutnya, " jawabnya sambil pamit meninggalkan aku dan harun di bangku menuju bangku mereka.

Setelah kepergian neng Ikus dan Mas mas yang belum kuketahui sebenarnya namaya (*jujur ini beneran gak inget namanya waktu itu). Aku kembali dengan kesibukanku sendiri. Kereta belum jalan saat itu, dan aku tidak ingin memikirkan banyak hal. Satu hal yang kupikirkan, cepatlah kereta ini membawaku pergi sejauh mungkin. *cielahh, terus teman-teman yang lain gimana ? Keket keket, kamu lupa kalau teman kamu masih di jalan dan belum sampai di stasiun senen ini, bisa-bisanya mikir kayak gitu*

Wokeh lanjut. Aku mulai memperhatikan seorang ibu dan anaknya yang tepat duduk di depanku. Gadis remaja yang lugu dengan stelan jaket tebal. Tampaknya gadis remaja itu, belum terbiasa naik kereta. Terlihat dari wajah paniknya menyoroti wajahku dan harun yang tampak asyik berceritaa dan ber ha ha hi hi ... Ibunya selalu sigap membetulkan posisi baju atau jaket anaknya supaya tidak ada yang tersembul yang bisa dilihat oleh Harun *upss ... atau siapalah yang lewat. Ibu ini sayang sekali dengan gadis remajanya.

Next... beberapa menit kemudian, si matarmaja ini meneriakan terompet andalannya, bunyinya gak kalah cempreng sama suara Neng I**s. Tett teeet. :P ... Yap finally kereta berjalan, saat itu aku sedang melamun dan lupa kalau teman-teman masih di jalan. Maaf yaa. 

Tak berapa lama si Neng ikus dan pria kurus kecil yang tadi datang bersamanya, kembali dan melaporkan kejadian dari a sampai z. Jujur, aku belum ngeh. Telat mikir tepatnya, dan belum sadar apa yang terjadi. *ini JUJUR*. Kedua temanku ini menjelaskan panjang kali lebar, kronologinya. Harun tampak mengerti dari penjelasan mereka, aku ?? Nopeee. Aku cuma ngeliatin aja, tanpa ngerti satu hal pun. *maaf ya, badan doang di kereta, pikiran mah gak tau kemana, karena keasyikan melamun*

Neng ikus dan teman prianya itu pamit menuju gerbong 5. Mereka pergi, aku pun bertanya dalam hati. Ada apa sih sebenarnya ... Okeh aku kembali melamun, menatap keluar jendela. Samar-samar, kereta ini mengaburkan pandanganku tentang Jakarta. Sewaktu lewat stasiun cakung aku bilang sama harun, "Runn, ini cakung" ... Dengan santai temanku ini cuma menjawab, "Iya Cakung terus kenapa, gak bisa berhenti juga Cath. ". Okeh okeh. 

Ini cerita agak sedikit lebai deh. Tiba saatnya si matarmaja melewati stasiun .... (sensor) yang sering aku singgahi bersama seseorang di sana. Berderet bangku besi, dan aku masih ingat betul dimana posisi aku duduk bersamanya tempo hari. *cielah Keket* meski sudah agak lewat stasiun itu, aku masih menatap stasiun itu lekat-lekat, mencoba memutar rekaman di otak bersama ... *uhuk* batuk. 

Balik lagi ke cerita. Beberapa menit kemudian, neng ikus dan akhirnya ku tahu namanya setelah tiga kali bolak-balik ke bangkuku, itupun karena neng Ikus menyebut nama pria itu beberapa kali. Yap Fuad... mas Fuad. Okeh langsung aku rekam dalam otak. *ingatan soal nama memang sering menjadi kendala dalam bersosialisasi* "Mbaa, tadi kita ke gerbong 5, kan mas Fuad sudah pesan 5 tiket buat teman-teman yang ketinggalan. Mba sama mas pindah aja ke sana. Biar lebih enak istirahat. Bisa selonjoran, nanti mba Afri sama mba Novi aja .. " kata neng Ikus. 
"Iya, nanti mba Afri ke sini ya, pakai jaket ijo, pakai jilbab, " jawab mas Fuad.
Tunggu-tunggu maksudnya apa ya ... Mba Novi mba Afrii... koq aku baru ngeh ada teman baru juga ... Harun pun menjawab ok. Ya, untung harun ikut, jadi dia bisa menjelaskan lagi satu per satu. Kenapa dan ada apa sebenarnya. Neng Ikus dan Mas Fuad pergi, Harun menjelaskan dengan sabar. "Ohhh begituu ... " jawabku. Ya Tuhan, jadi sesimpel itu maksudnya, kenapa aku gak ngerti-ngerti ya...

Tak berapa lama, si Mbaa ... *ini juga aku belum tau namanya* datang. "Ayoo kita ke gerbong 5, " tanpa ba bi bu be bo. Dalam hati aku bertanya, ini mba yang mana ya ? Mba Novi apa mba Afri ya ... Sudahlah, nanti juga kenal, kataku waktu itu. Harun mengambil tas carrierku dan segera aku membawa serta pindah dari gerbong 2 ... 

Nahh, perkenalan selanjutnya dimulai. Sampailah di gerbong 5. Seorang perempuan keriting berkacamata menyambut kami. " Noviii" oh ya ya Mba novi. Jadi yang tadi nyamperin mba Afri namanya. Kami berempat pun saling berkenalan. And then ... mba Afri dan mba novi sepertinya mereka asyik mengobrol. Aku dan harun duduk berhadap-hadapan.

Hingga besok pagi, sesampainya di Malang, apa yang akan kami lakukan di dalam kereta ini. Bisa ditebak, kalau gak apdet status di FB, bbm, Path, Friendster (emang msh ada ya :P) ngetwit gambar, dengerin lagu, baca buku, makan cemilan, ngobrol ngalur ngidul, kenalan dengan penumpang lain *kalau ini aku rada jarang, kecuali ada cogan yang duduk dekat-dekat situ. hahaha*, terus memandang keluar jendela yang sebenarnya gak tau apa yang mau di lihat, Bolak-balik lihat jam, bales sms, wa-an, mantau sosial media, browsing, telepon ;pacar, mantan, inceran, teman, keluarga. Ke kamar mandi, tidur, pura-pura tidur, dll. Nah, kalau kamu apa yang biasa kamu lakukan teman, selama di perjalanan kereta ? Jawab satu-satu ya ... *aku dulu yang jawab ya. Aku biasanya pura-pura tidur sampai tidur beneran. hahaha. Kalau Harun, biasanya telepon pacarnyaa. *ok selama di jalan aku dicuekin*. Mba Afri, habis mengobrol langsung tidur dengan posisi kaki di lipet. Mba Novi ? Habis mengobrol, baca-baca, pegang hape, langsung tidur. Neng Ikus ? hahahha ini dia, jawara yang satu ini gak ada abisnya buat HEBOH. Tengah malam aja si eneng Ikus masih adpet status. *prok-prok* 

Satu status yang si neng Ikus apdet, dan menjadi bahan bully-an sepanjang jalan kenangan sampai sekarang, adalah soal cowok backpakeran. Kira-kira begini apdetnya saat itu. "ketemu sama cowok-cowok backpaker depok, rasanya sesuatu ..." apalah gitu. Intinya si eneng Ikus ini senang banget. Apalagi setelah dapat informasi dari narasumber terpercaya saat itu yang tidak mau disebutkan namanya ini, si eneng sempat melancarkan niat permodusannya. "Si ikus, bisa-bisanya nanya charger. Jelas-jelas ada guweh. Heii ada guweh ... hellowww, *baca ala alayer-red* " ujar narasumber tersebut. Terus yang dilakukan si eneng ini, mengobrol. Ada satu cerita tentang sepatu yang samaan, sama seseorang backpaker kenalan itu. *uhuiii* Dari kenalan, turun ke chargeran, eh nyangkut di sepatu, eh lanjut ke hati. Dan ada kelanjutan ceritanya pas di angkot Malang, soal janji Ikus di Mahameru *ceritanya di skip dulu ya* Hahaha. 

Nah kalau ditebak-tebak, mas fuad ini biasa melakukan survei kecil-kecilan dengan sekitar. Pengamat permodusan dan pendamping Ikus di kereta. Hehehe.*maaf ya mas Fuad, kita kan gerbongnya pisah, jadi aku gak lihat kamuh*

Perkenalan tak terduga di kereta andalan para backpaker ini pun berbuah cerita manis, kenangan yang pasti selalu di rekam olehku, kamu, kami, kita dan semua. Ikus, mas Fuad, Mba afri, Novi dan 8 orang backpaker Depok. 

Hingga esok pagi, kereta ini akan membawa kami tiba di Stasiun Malang. Berkenalan lagi dengan sosok-sosok luar biasa dan humble, penuh senyum. Sekarang waktunya kami terlelap dalam perjalanan di kereta ini. *dan aku punya cerita sendiri di judul lain lho*


Dalam tidur kami bermimpi tentang indahnya alam di Indonesia raya.
Kopi, kopi, teh, teh, pop mi, mizon ...
Diantara teriakan penjaja kaki lima itu, kami bertarung mimpi dengan dingin malam.
Tak ada yang kami takutkan, karena kami punya tekat.
Tak ada yang kami ragukan, karena kami punya mimpi,
Tak ada yang membuat kami sepii, karena kami punya kalian
Sahabat, di tengah perkenalan tak terduga.
Kalian yang kami punya, keluarga di derasnya mimpi...
tawa, canda, tangis, kecewa akan kubawa sampai nanti ...

 02.00 dini hari





Lanjut ke Episode II - Senyumnya Langit Kota Malang

Bocoran : Nah episode ini punya Neng Ikus, Mas Fuad, Adit, Mba Nita, Mba Afri dan Harun pas diangkot sampai ke Ranupani ......

Rabu, 20 November 2013

Apapun itu ...

Empat belas sebelas dua ribu tiga belas, tepat tanggal itu kutinggalkan segala kejenuhan yang kerap membatin di dalam hatiku. 26 tahun kurang 1 hari lagi aku menyempurnakan usia ke 27 ku di dalam perjalanan kereta ini. Aku berharap, aku tak pernah tau kemana kereta ini akan membawaku pergi. Dalam hati sejauh mungkin, hingga aku lupa untuk jalan pulang.

Gelap pelan-pelan menjadi pemandangan di luar jendela kereta. Sekalipun kutatap keluar jendela, tak ada sedikitpun pemandangan indah di sana. Hanya ada pantulan wajahku yang lelah, dan tak bersemangat menjalanani perjalanan panjang ini. Ku tatap seksama tiap lekuk wajahku, senti tiap senti, ahh belum ada satu titik semangat pun tertancap di sana. Kupejamkan mata dan ketarik nafas dalam-dalam, mencoba membenamkan segala kejenuhan batinku selama ini. Huft! sekali lagi entah kenapa ? dan belum ada jawabannya. Aku berpikir semakin aneh, hal mustahal, hal aneh, hal diluar logika, hal di luar dugaan, ahh aneh sekali.

Aku mencoba lagi dan lagi, mencari tau jawabannya dalam perjalanan ini. Berharap aku menemukan jawaban sepulang nanti. ...

_bersambung_

Senin, 04 November 2013

Loves!

Keberadaanmu membuat aku tak sadar bahwa, segala sesuatunya mungkin terjadi.
Lewat ilustrasimu, setiap khalayanku nyata ...

terima kasih beribu buat kamu....

Le' granos

Cath

Senin, 28 Oktober 2013

Rabu, 23 Oktober 2013

Selasa, 22 Oktober 2013

Belajar

Sementara Tuhan membuat skenario untuk peranku, maka aku belajar menjadi Ibu yang baik.

Loves,

Catherine


Minggu, 18 Agustus 2013

Gak tau rasa apa ini.

Banyak yang tak terkatakan saat raga ini ingin pergi darinya.
Banyak yang tak tersampaikan ketika jiwa ingin meninggalkannya.
Bukan mati. Bukan musnah. Hanya pergi beberapa waktu saja, hanya menghilang beberapa waktu saja.

Sudah saatnya aku menikmati hidup, bukan menikmati sakit.
Sudah waktunya aku menyenangkan diriku, bukan menyenangkan orang lain.
Dan sudah sepantasnya aku melepaskannya, agar aku bisa berjalan.

Tuhan tolong kakiku pincang. Kakiku sakit.
Tuhan aku ingin berlari, berlari, berlari meninggalkan semua rasa memuakan ini.

Aku sendiri juga tidak tau apa rasanya ini. Ini kenapa ? dan ini mengapa.
Yang pasti merasakan rasa seperti ini tidak nyaman.
Ingin sekali kuhancurkan. Ku lenyapkan, kubenamkan sedalam mungkin.

Ahh entah apa ini. Rasanya tidak bisa dimengerti.
Ada yang salahkah. dari diri yang Tuhan sudah ciptakan bagiku ?
Engkau yang menitipkan rasa ini Tuhan, bantu aku Tuhan untuk menjalani rasa ini.

Gak tau Tuhan rasa apa ini. Entah, belum ada jawabnya sampai sekarang.


Terima kasih Tuhan.


Catherine

Tentang Puasa

Pertanyaan: Puasa Kristen – apa kata Alkitab?

Jawaban: Alkitab tidak memerintahkan orang-orang Kristen untuk berpuasa. Puasa bukanlah sesuatu yang dituntut atau diminta Allah dari orang-orang Kristen. Pada saat yang sama, Alkitab memperkenalkan puasa sebagai sesuatu yang baik, berguna dan perlu dilakukan. Kitab Kisah Rasul mencatat tentang orang-orang percaya yang berpuasa sebelum mereka mengambil keputusan-keputusan penting (Kisah Rasul 13:4; 14:23). Doa dan puasa sering dihubungkan bersama (Lukas 2:37; 5:33). Terlalu sering fokus dari puasa adalah tidak makan. Seharusnya tujuan dari puasa adalah melepaskan mata kita dari hal-hal duniawi dan berpusat pada Tuhan. Puasa adalah cara untuk mendemonstrasikan kepada Tuhan, dan kepada diri sendiri, bahwa Anda serius dalam hubungan Anda dengan Tuhan. Puasa menolong Anda untuk memperoleh perspektif baru dan memperbaharui ketergantungan pada Tuhan.

Sekalipun di dalam Alkitab puasa selalu berhubungan dengan tidak makan, ada cara-cara lain untuk berpuasa. Apapun yang dapat Anda tinggalkan untuk sementara demi untuk memusatkan perhatian pada Tuhan dengan cara yang lebih baik dapat dianggap sebagai puasa (1 Korintus 7:1-5). Puasa perlu dibatasi waktunya, khususnya puasa makanan. Tidak makan dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak tubuh.
Puasa bukan untuk menghukum tubuh Anda, tapi untuk memusatkan perhatian pada Tuhan. Puasa tidak boleh dianggap sebagai salah satu “metode diet.” Jangan berpuasa untuk menghilangkan berat badan, tapi untuk memperoleh persekutuan yang lebih dalam dengan Allah. Benar, siapa saja bisa berpuasa. Ada orang-orang yang tidak bisa puasa makan (penderita diabetes misalnya), tapi setiap orang dapat untuk sementara meninggalkan sesuatu demi untuk memfokuskan diri pada Tuhan.

Dengan mengalihkan mata dari hal-hal dunia ini, kita dapat memusatkan diri pada Kristus dengan lebih baik. Puasa bukanlah cara untuk membuat Tuhan melakukan apa yang kita inginkan. Puasa mengubah kita, bukan Tuhan. Puasa bukanlah cara untuk kelihatan lebih rohani dibanding orang lain. Puasa harus dilakukan dalam kerendahan hati dan dengan penuh sukacita. Matius 6:16-18 mengatakan, “"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

NvR end

Aku berusaha untuk nahan sakit, waktu dia menelepon aku.
Aku berusaha untuk nahan nangis, waktu ngomong sama dia.
Aku berusaha untuk diam, waktu dia sedang berbicara.


Tuhan, sampai kapan perasaan ini terus menyakiti aku?
Tuhan, sampai kapan aku terus seperti ini ...

Jumat, 16 Agustus 2013

NvR --teruntuk kamu

Dear, God ...

Aku tidak tahu harus mulai darimana untuk menulis blog ini. Aku merasa bisu.
Tapi, Tuhan, pikiran dan hatiku selalu ingin berbicara.

Tepat, seminggu yang lalu Tuhan, aku dikejutkan dengan sms darinya. Tepat hari lebaran kemarin.
Aku yang baru pulang menenangkan pikiranku dari segala macam kepenatan. Aku yang baru pulang menepi di salah satu sudut kota Jawa. Lagi-lagi harus merasakan, perasaaan yang begitu pahit.

Beberapa hari tidurku tak tenang, beberapa hari ini hatiku sakit setiap ingat sms itu Tuhan. Hingga sekarang.
Aku, tak bisa menyebutkan sms itu. Tapi, aku masih menyimpannya. Kelak, aku bisa menghapus sms itu, dan menghapus namanya dari dalam hidupku.

Tuhan, aku pernah ada di posisi dia. Aku pernah merasakan dua hal yang sama sekaligus. Pertama, aku pernah ada di posisi dia sebagai orang yang berhubungan dengan seseorang yang berbeda, dan aku juga pernah berada di posisi perempuan itu. Aku pernah berada sebagai pihak yang dicampakan. Dilupakan, dan dikhianati sekaligus. Dan kini, dua orang itu -- dia dan perempuan itu sedang berada di posisi yang pernah kualami dulu. Aku sakit Tuhan, bukan lantaran aku patah hati, bukan Tuhan. Tapi, aku sakit karena aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk diriku sendiri. Aku hanya berpikir bagaimana, dulu aku ada diposisi dua orang ini sekaligus. Melewatinya. Betapa aku hancur saat itu. Aku merasa terpuruk, malu, dan kepahitan selama beberapa bulan.

Hingga ...
Hingga akhirnya aku memutuskan diri, untuk menyerahkan diriku padaMu Tuhan, saat itu. Aku pasrah. Aku mencarimu, melalui sahabat rohaniku, aku perlahan-lahan bisa bangkit, dan kini apapun jalan yang Engkau berikan. Aku pasrah menjalani keadaan itu yang kusebut dengan berkat berantai.

Tapi, Tuhan apakah aku harus sekali lagi menyakiti diriku untuk kedua kalinya. Aku bahkan tak pernah berpikir apa akibat dari semua yang kujalani sekarang. Aku bahkan tak  memperdulikan rasa sakit yang sebenarnya tak tertahankan ini. Semua tak kuperdulikan. Aku hanya ingin mencoba berdiri dan tidak menangis di hadapannya. Tuhan, aku ingin dia berubah. Meninggalkan semua itu. Tapi, jujur aku pun tak pernah tau caranya seperti apa.

Tuhan, setiap aku bersamanya, aku mencoba untuk tidak menangis, kecewa dan marah. Padahal hati ini ingin sekali marah dan menangis sejadi-jadinya. Mengeluarkan segala rasa sakit hati. Tidak perduli seberapa lama aku menangis, aku hanya ingin menangis. Tapi, itu tak kulakukan Tuhan. Mata ini hanya ingin memandang dia, mencoba merasakan apa yang dia rasakan. Hati ini tidak berontak, hanya ingin mencoba merasa iba dengan keadaan yang tengan di hadapinya. Dan mulut ini tak marah, hanya tak ingin berhenti berdoa untuknya. Aku cuma bisa berucap, aku mengasihinya, aku menyayanginya, orang yang sudah .... ahh dia dan perempuan itu--sudahlah, gak perlu mengungkitnya di sini.

Tuhan, jawablah doa-doaku Tuhan. Sampai kapan, aku merasakan sakit ini. Aku sungguh-sungguh tak kuat. Setiap aku membuka mataku dan memulai hari, cerita itu, kejadian itu, semua berlarian di kepalaku. Sakit Tuhan. Sakit. Meski dengan keadaan seperti ini, aku hanya bisa berdoa, supaya Tuhan menguatkan aku. Dulu aku pernah mengalaminya, kenapa sekarang aku tidak bisa melewatinya. Ini proses pendewasaan imanku, hatiku, dan pilihanku.

"Jika aku pergi, paling tidak aku tidak pernah menyesal pernah menyayangi kamu. Bahkan jika aku harus kehilangan kamu selamanya, aku tak pernah takut lagi. Karena, aku sungguh mengasihi kamu dengan segenap hatiku"


Teruntuk kamu, 

Orang yang tak akan kusebut namanya.


Salam,


Catherine




Sabtu, 10 Agustus 2013

Aku ingin belajar ...

Aku ingin belajar dari batu. 
Aku ingin belajar dari angin.
Aku ingin belajar dari udara.
Aku ingin belajar dari laut.
Aku ingin belajar dari gunung.
Dan pada akhirnya aku ingin belajar dari musim.

Batu mengajarkan aku untuk kuat. Mau sekeras apa dia terhempas, terlempar bahkan dibuang, batu tidak akan pernah melebur. Tapi ingatlah, batu pun punya hati. Batu bisa terkikis oleh air hujan. Lambat laun, tetesan air hujan menyebabkan pori-pori di tubuhnya, yang membuatnya tak sempurna seperti batu.

Aku ingin belajar seperti batu. Keras, harus kuat meski harus terhempas dan kalah dengan pergumulan. Aku tidak ingin rapuh seperti daun kering, aku ingin kuat seperti batu yang tak pernah hancur. Tapi pada akhirnya, mau seperti apa aku belajar dari batu, aku manusia, kadang luka bisa membuat aku hancur. Airmata membuat aku pun menjadi tidak sempurna.

Angin, mengajarkan aku untuk diam. Angin tak pernah menampakan bagaimana rupanya. Manusia tak pernah tau bagaimana elok rupanya, angin tidak pernah menggagahkan kelembutannya. Kadang jika kita marah pada angin, angin tampak diam, dia hanya memberikan kesejukan, yang membuat amarah kita reda. Tapi, ingatlah angin dapat menjadi tidak sempurna. Angin bisa marah, angin bisa menjadi kasar, dengan sekali hembusan, angin bisa memporak-porandakan seluruh isi bumi.

Aku ingin belajar dari angin. Tanpa suara, aku berkata. Dalam sepi, aku hadir. Menjadikan semua makhluk Tuhan merasa nyaman dengan angin sejuk yang selalu membawa berkat yang tak pernah selesai. Aku ingin seperti angin, tak pernah menggagahkan siapa aku. Pada akhirnya, aku ingin makhluk semesta mengenalku dengan satu nama. Angin. Tapi, aku juga manusia, kadang bisa lupa, kalau aku belajar dari angin. Aku terlena dengan kenyamanan, aku bisa sedahsyat angin, yang meluapkan kemarahan.

Udara, mengajarkan aku untuk ingat pada Tuhan. Udara yang tak nampak, namun selalu mengisi tubuh manusia yang entah berapa banyak oksigen dia berikan secara cuma-cuma. Udara selalu dibutuhkan, meski tak pernah dianggap. Udara selalu menyediakan, untuk aku bernafas, memompa jantungku, dan menjadikan aku dan banyak isi semesta bisa hidup. Dan udara tak pernah pilih kasih, dia siap sedia adanya.

Aku ingin belajar banyak dari udara, yang selalu mengingatkan aku untuk mencari Tuhan. Udara membuat aku bisa bernafas. Menghirup miliaran oksigen, yang membuat aku bisa melihat indahnya dunia. Merasakan manisnya hidup, bahkan mengecap pahitnya luka. Udara mengajarkan aku untuk kembali padaNya, pencipta segala isi semesta. Bagaimana, bila tak ada udara ? Apa aku bisa meneriakan satu nama, Tuhan.

Laut. Aku mencintai laut, sama seperti aku mencintai segala kenangan tentang kamu. Di sana terlalu banyak ukiran namamu dari air ombak. Terlalu banyak pula, lukisan tentang nama aku dan kamu di sana. Sudah selayaknya aku patut belajar pada laut. Dari laut, aku belajar tentang kata tenang. Dari laut, aku belajar untuk menunggu. Kapan riakmu datang, kapan riakmu reda, dan kapan gemuruhmu menghancurkan khayalanku. Ahhh! tak bisa dijabarkan bagaimana aku mencintai laut. Laut, samudera, dan langit, tiga semesta yang membuat aku jatuh cinta setiap hari. Tak ada habisnya, kata-kata ini untuk melukiskan betapa aku mencintai, "LAUT". Terima kasih laut, dirimu mengajarkanku banyak hal tentang menunggu.

Gunung, isi semesta yang selalu menungguku untuk pulang. Gunung tempat aku bisa meneriakkan namamu dari puncaknya. Tanpa suara yang bergemuruh, aku berteriak dalam sepi. Diam dan bisu. Gunung yang selalu mengajakku untuk menari-nari di atas kesakitan. Gunung yang selalu menuangkan banyak cerita, yang membuat aku lupa segala tujuan duniawi. Gunung yang selalu bisa menghapus dahagaku akan makna hidup. Tak perduli, berapa ribuan kali aku melangkah kepuncaknya, aku akan tetap kembali pulang ke peraduanku. Di sana aku bisa dekat dengan satu nama, Tuhan. Setiap jejalan kakiku di sana, ada doa. Ada nama Tuhan yang selalu kusebut puluhan kali. Gunung, guru yang selalu membuat aku belajar untuk berbesar hati dan melapangkan dada. "Di atas air, masih ada tanah, di atas tanah, masih ada bukit, di atas bukit masih ada gunung, di atas gunung masih ada langit. Di atas langit masih ada ruang semu. Entah apa namanya"

Dan kini aku ingin belajar banyak dari musim. Musim yang selalu datang tepat pada waktunya. Menggantikan musim kering, menjadi musim hujan. Menggantikan musim hujan dengan musim semi ahh! dan begitu seterusnya. Tak pernah berhenti untuk berputar. Begitu juga dengan aku, Aku ingin seperti musim, yang mengerti semua akan terjadi pada musimnya, dan segala sesuatunya akan indah pada waktunya.

Banyak sekali yang ingin kupelajari dari isi semesta...

Terima kasih Tuhan, Engkau berikan isi semesta yang menjadi guru terbaik bagiku. 


Salam hangat,



Catherine

Jumat, 09 Agustus 2013

Doa untuknya

Tuhan, Tuhan, Tuhan ... aku terus meneriakan namaMu.
Allahku, Bapaku yang maha kasih. Tolong aku!

Bagaimana cara aku bisa mencerna semua kejadian ini.
Terlalu dinikah ? terlalu cepatkah ?

Ajari aku mencari hikmatMu ya Bapa. Aku takut, aku tak punya kekuatan apapun untuk merubah dia. Hanya Engkau ya Tuhan. 

Aku menyayangi dia, jauh dari yang dia ketahui. Sungguh, aku bermimpi. Lantas kenapa aku takut ? Tuhan, aku cuma takut dikecewakan lagi. Aku cuma takut merasakan sakit yang sama. Belum sembuh luka kemarin, kenapa aku harus menerima kenyataan yang seharusnya gak kudengar. 


Tuhan, malam ini aku cuma diam. Menatapi setiap jarum jam, bisakah waktu cepat berlalu ? Sekali lagi aku mencermati kata tiap kata di dalam pesan singkat ini, tapi Tuhan aku belum bisa mencerna dengan akal sehatku. Sekali lagi, aku membuka hape, berderet pesan singkat dari dia. Mencari jawaban, menunggu jawaban dari aku. Aku sendiri bingung, apa yang harus ku jawab. 

Harusnya dengan tegas kukatakan padanya, tinggalkan semua itu! tapi, sekali lagi aku takut Tuhan. Takut salah melangkah. Memang tidak seharusnya aku membiarkan dia hanyut semakin dalam. Dulu aku pun pernah ada di posisi dia. dengan tangan Tuhan, melalui sahabat rohaniku, aku bisa terlepas. Dengan doa, dan puasa. 

Tapi kenapa Tuhan, nyatanya itu benar2 terjadi lagi padaku, Tepatnya bukan aku yang alami. Semua berurutan. Dari adik rohaniku di PMK, sahabatku, teman dekatku, adik PKL di kantor, belum lagi kakak sekaligus atasanku sendiri. Ahh, sudah berapa kali ini terulang Tuhan. Dan sekarang dengan dia. 

Aku paham, jalan-jalan yang Engkau berikan. Tapi, aku takut memberi jawaban padanya sekarang. Aku mau berdoa ya Tuhan, ya Bapaku untuk dia.

"Tuhan, aku tau, dia tau, jalannya sudah salah, sama seperti aku dulu yang pernah salah jalan. Tapi melalui orang lain, sahabatku sendiri Engkau membasuhku dengan darahMu. Engkau mengampuni aku, mengangkat aku dari jalan-jalan gelap itu. Tak dapat kubalas kasihMu Bapa. Dulu, aku merasa terasing dengan jalan gelap yang harus kulalui dulu, aku merasa sendiri. Tapi aku tau Engkau selalu mengawasi jalan-jalanku. 

Kini aku mengerti Tuhan, berkatMu tak akan putus sampai di sana. Engkau boleh pakai aku, jalan gelapku untuk orang lain, bahkan untuk dia. Aku tidak tau caranya Tuhan untuk mengubah dia, tapi bimbing aku untuk melakukan yang benar-benar sesuai kehendakMu, bukan keinginan dagingku, karena aku pun pernah ada di posisi dia. Tapi Tuhan, jujur ini sakit. Tapi, apapun itu keletakkan ke dalam tangan kasihMu. Bantu dia, ya Tuhan untuk meninggalkan jalan yang salah. Seperti firmanMu yang selalu jadi pelita bagi kakinya. 

Aku tak punya kekuatan apapun Tuhan, untuk melewati saat-saat ini. Tapi aku percaya, di setiap doa aku meminta menjadi berkat, Engkau boleh menggenapiNya. Untuk kehidupanku, kini, esok dan nanti. Begitu juga dia, jalan-jalan inilah yang harus dia lewati, kuatkan hatinya untuk benar-benar meninggalkan jalan gelap itu. Jamah selalu pikiran dia, apapun kondisi dia Tuhan yang boleh jagai dia"

Amin

Kata Mutiara oleh2 buat kamu!

Ini bukan kado untuk hari ulang tahunmu. Ini bukan juga hadiah karena kamu telah baik sama aku. Atau ini bukan pula reward karena kamu menepati janji. Ini cuma barang biasa, yang gak ada harganya. Aku cuma bingung mau kasih oleh2 apa sama kamu. Dari dulu aku kasih baju, gak dipake, ya alesannya ga muat (ya emang badan kamu besar banget sekarang), eh di kasih kaos yang agak besaran, ga pernah juga tuh kamu pake kalau kita lagi jalan. Alasannya, bahannya gak suka. Panas. *Huft, cuma bisa elus dada, barang pemberian gak dihargain. Kalau aku bisa ngomong, semua barang yang pernah kamu kasih ke aku itu, aku jaga dan aku sering gunain, meski kadang model bajunya udah ketinggalan jaman, atau udah gak muat tapi paling gak sekali2 masih aku pakai. 

Nah! sekarang aku kasih barang ini, karena kan gak bakal keliatan juga mau kamu apain. Di kasih orang kek. Di buang kek! gak di pake juga gak keliatan. Cuma jadi pajangan di dinding kamar kamu (itu juga kalau kamu niat bawa pulang. *paling alasannya, gak enak sama orang rumah tar ditanya itu dari siapa) Jadi sebenarnya bukan aku gak pengen ngasih ini itu sama kamu. Tapi terlalu banyak alasannya. Jadi, males ngasihnya, toh sekalinya di kasih tuh barang jadi gak guna. Bahkan udah di kasih sama orang lain (tetangga, sodara, temen atau apalah)

Nah! Sekian nih. Uneg-uneg aku soal oleh-oleh. Semoga bermanfaat, dan paling gak oleh2 yang terakhir ini gak sama nasipnya kayak barang yang dulu2. Sekian.


Terima kasih.


Salam hangat,


Catherine

Minggu, 28 Juli 2013

Cinta

Mencintaimu cukup dengan satu kata, menunggumu.
Menyayangi adalah kata merindu.

Beban ....

Tanyakan pada alam, dimana aku harus mencari kesejukan yang tak pernah habis. Tolong pula aku, tanyakan dimana tempat aku merebahkan sedikit beban ini. Berat sekali, sudah terlalu lama dipikul dan aku ingin melepaskannya, menghempaskannya ke atas tanah, bahkan menguburnya dalam-dalam.

Ahh, sudah terlalu lama beban ini menjadi seonggok daging busuk. Berbau, dan banyak belatung menggerogoti isi kepala.

Ayolah, beban di kepala sedikitlah berkurang. Ayolah turun ke jalan dan cari jalan keluar.

Untuk beban yang harusnya berkurang sedikit demi sedikit.


Terima kasih Tuhan.


Catherine

Sabtu, 27 Juli 2013

Inspiring ...

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sabtu, 20 Juli 2013

Elephant

Ahh makhluk lucu ini. Besar dan sangat pintar, memorinya dapat merekam banyak.
Biarkan mereka hidup bebas, jangan dibunuh2 lagi dong! kasihan gajah-gajah itu. :(
Kalian coba lihat deh makhluk ini betapa lucu di video ini. Sederhana ...

http://www.youtube.com/watch?v=1G4isv_Fylg

Belum lagi foto-foto lucu gajah ini. Ahh membuat aku semakin menyukai mereka.

Please jangan dibunuh lagi ya gajah2 itu ... :D




Kamis, 27 Juni 2013

Untuk Kamu (lagi)

Tuhan, malam ini aku sedang berduka. Aku merasa kecewa yang sangat dalam. Aku berteriak, menangis sejadi-jadinya, mengeluarkan segala kesakitan di dalam hatiku. Tuhan, ini masih cerita yang sama, orang yang sama. Ya, lagi-lagi dengan dia. Pria yang kusayangi sejak 8 tahun lebih yang tak pernah berubah sedikit pun rasa sayangku padanya. 

Tuhan, andaikan waktu bisa kuputar kembali, satu hal yang tidak ingin kulakukan adalah, membuat dia sakit hati dan kecewa. Ya, mulai dari masalah di Arion itu, aku terus menghukum diriku, rusaknya hubunganku dengannya karena malam itu. Aku merasa berdosa, aku terus menyalahkan diriku, dia bisa menjadi seperti sekarang.

Tuhan, tapi kenapa sekarang terulang lagi padaku. Aku sakit Tuhan, aku kecewa. 

Aku tulus Tuhan membantunya keluar dari jalan berdosa itu, tanpa dia minta. Aku ikhlas Tuhan pakai, tapi aku selalu memohon padaMu, berikan aku kesabaran dan kekuatan, juga hati sebagai hamba untuk merendahkan hatiku, terlebih menguduskan mata, hati dan pikiranku dari perzinahan, apapun itu. Terima kasih Tuhan untuk malam itu, Tuhan jaga aku malam itu. 

Dan sekarang Tuhan, aku menyerahkan dia kepadaMu, orang yang kusayangi untuk Tuhan jamah hatinya. Bantu dia berubah Tuhan, Kuduskan hatinya, jauhkan dia dari perzinahan lagi. Aku rela menebus apapun, aku rela melakukan apapun supaya dia berubah. Aku berharap suatu hari, dari apa yang kulakukan, Tuhan boleh memberikan orang yang benar-benar mengasihi aku, menyayangi aku dan tidak mencampakan aku.

Asalkan Tuhan boleh merubah hati dan hidupnya kembali ke jalanMu Tuhan, agar aku tidak merasa bersalah. Seandainya aku masih bersama dia sejak dulu, dia tidak seperti sekarang .... tapi Tuhan, berikan dia perempuan yang benar2 mengasihinya, dan dekat dengan dia untuk merubah dia seutuhnya.

Lindungi dia Tuhan, jauhkan dia dari lingkungan yang jahat, yang bisa membuat dia jauh dari berkat-berkatMu. Amin ......


Salam kristus,

Catherine

Rabu, 26 Juni 2013

Don't be cry, Cath

Harus benar-benar berhenti menangis ya, Catherine ...
Semua akan baik-baik saja seperti biasanya lho !!!

Jesus Loves Me ....... <3

Selasa, 25 Juni 2013

26 Wishes list ..

Wahh, gak berasa sebentar lagi sudah 27 tahun. Umur sudah nambah banyak, tapi tetap ajah masih berasa seperti anak-anak. Hahah. Ok, sekarang umur sudah hampir 27 tahun. Hampir! berarti masih 26 lah ya umurnya. Sekarang aku mau buat 26 wishes list. Ok! kita mulai dari urutan terpenting sampai yang gak penting. So, let's cek it out ...

Wishes list number;
1. Pelayanan untuk anak sekolah minggu (Love kids)
Sudah lama banget, pengen ikutin pelayanan untuk anak-anak. Tapi, takut gak bisa konsisten sama waktu yang kupunya. Secara Sabtu or minggu suka masuk kerja, setelah pindah program.
2. Married.
Yup, nikah di usia 27 tahun, sebenarnya harapanku sejak lama. Tapi, Tuhan masih agak rahasian inisial pasanganku nanti. Yang jelas, aku mau pasanganku itu Tuhan yang pilih. Kriterianya, gak sulit. Sudah bekerja. Mengasihi Tuhan, aku dan keluarga. Bukan sekedar baik, tapi bertanggung jawab dan omongannya bisa dipegang.
3. Kuliah
Salah satu wishes list yang harus didoain. Lanjutin kuliah S2, sebelum umur bertambah, bisa kuliah, artinya bisa mengejar semua impian2ku. Amin.
4. Have baby cute
Ohh, Yup salah satu keinginan terbesar aku, punya baby yang lucu, matanya indah dan bulat (jangan sipit kayak aku), idungnya mancung, dan bibirnya merah. Wow, how a cute babies rite ... Dan ngasih namanya Samudera dan Putra Laut Biru ... Hehehe. Jingga, semoga kamu masih merah merona yah :P
5. Pasang behel
Nah, ini dia sudah terjadi. tepat beberapa minggu yang lalu aku pasang behel. Bukan utk gaya2an lho, tapi untuk menjaga anugerah Tuhan, supaya tetap rapi. Hehehe.*makasih Tuhan, utk berkatMu ini.
6. Kerja di the real me
Ini salah satu dari sekian doa2ku yang didengar Tuhan. Berat ninggalin tempat lama, meskipun aku suka nulis, tapi dunia itu bukan duniaku sesungguhnya. Hetic bow !! Dan setelah pergumulan setengah tahun, Yup, Thanks God I really found the work ... Semoga terus menjadi dan membawa berkat! Amin
7. Keliling dunia
Wishes gila. Tapi siapa yang tau. Salah satu tempat yang harus kukunjungi Irlandia, Holand dan Norwegia. Ahh, Please take me there ...
8. Naik gunung
Ya ya ya. Naik gunung, harus dilakukan sebelum berkeluarga! hahaha
9. Bisa bahasa Inggris
Ahh, ini yang selalu jadi kendala kalau mau kenalan sama bule. *pernah ngarep ketemu bule dan merit sama bule. Supaya bisa tinggal di luar negeri
10. Punya rumah
Tempat berteduh untuk aku dan keluarga kecilku. Ya, di negera sendiri gpp deh, tapi smoga bisa tinggal di luar negeri, biar gak panas! hahaha
11. Liburan bareng keluarga
Pengen banget ngajak mama papa adik kakak liburan bareng lagi. Kali ini keluar negeri. Ya yg dekat2 ajah dlu. Bangkok jg gpp atau Hongkong! :P
12. Nulis buku atau Novel
Cita-cita di masa tua. Siapa tau dari tulisan bisa menginspirasi banyak orang. Amin
13. Rendah hati
Supaya gak gampang marah dan bad mood everyday. *lagi usaha berat nih, buat berubah

Pending dulu dari 14 sampai 26 ya ...

Besok aku lanjutkan ...

Salam kristus


Catherine

Senin, 24 Juni 2013

New Program, new experience ...

Terima kasih Tuhan, kalau program ini boleh jadi berkat nantinya, bagi aku, tim, host, begitu juga untuk mereka yang menonton program 'Gulalie'

Tayang perdana : 1 Juni 2013
Tayang setiap : Kamis. Jam 3 sore. 
Tayang Ulang : Sabtu Jam 06.30. Minggu Jam 14.30. Rabu Jam 06.00
Host : Ka Gilbert Pohan dan Ka Widi Dwinanda
Talent anak : Jonathan Flandi, Bianca Elhage, Lulus Nona, Valerie Priscillia, Razaan P
Produser : Fidelia Kho
Ass. Prod : Selvia Enjellina
Creative : Catherine
And all tim 'Gulalie' DAAI TV
Copyright 2013

Minggu, 23 Juni 2013

Love this moment (My ex Anniv)

 Pesta Rakyat, Pesta mengenang anniv berdua ... My ex-'B' ...


 Satu frame di hari Ex Anniv ..


Someday ... Kita gak pernah tau, jadi apa nanti kita, my ex ...

"Kita udah gak pacaran, tapi kita dekat. Kita sudah gak satu, tapi kita masih sama-sama tau. Cukup, aku, kamu dan Tuhan yang tau arti persahabatan kita, ya. Happy ex anniv dear "

Sabtu, 22 Juni 2013

I got it or No ... I leave it!!

Hanya sebatas doa aku bisa menjangkaumu. Tak lebih. Aku takut untuk jatuh lebih sakit dari kemarin.

Sejujurnya aku kaget, marah, kecewa dengan semua ceritamu selama ini. Hingga sekarang, aku tak bisa menerka, mana yang bisa dipercaya, mana yang tak bisa kupercaya. Semua begitu cepat, seperti bom waktu yang akan meledak. Rasanya ..... Ahh, sudahlah percuma mengungkit2 masa lalu, aku sudah terlalu banyak menghabiskan waktu, untuk menunggumu. 

Tak banyak pilihan bagiku. Membantu dan kemudian meninggalkanmu, atau membantu dan terus bertahan entah sampai kapan lamanya.
Tapi hatiku sudah jengah. Lelah, jikapun Tuhan ijinkan aku bertemu kembali denganmu, aku tak ingin berbasa-basi dengan waktu. Ya, I got it or No, I leave it ...

Happy ex anniv dear ...
22 Oct 2005

YBHN ...


Salam,

Catherine

Sabtu, 01 Juni 2013

Ampuni aku Tuhan

Bagaimana aku bisa percaya Tuhan. Bagaimana aku bisa yakin, Bapa.

Pagi ini, aku bangun dengan hati yang tidak tenang. Hatiku marah, kesal, kecewa dan putus asa. Aku merasa hopeless dan Depresi (tepatnya bukan gila). Aku merasa Tuhan tidak adil di dalam hidupku. Biasanya setiap pagi, aku bangun dengan hati sukacita, dengan doa yang khusuk sampai menangis, tapi lagi-lagi pagi ini aku bangun dengan hati tidak damai.

Mungkin akibat dari sabtu kemarin, seorang yang mengingkari janjinya (lagi), padaku.
Aku merasa marah, kesal dan kecewa pada Tuhan. Mungkin karena hatiku yang Tuhan lihat tidak sepenuhnya berserah dan meminta serta ikhlas apapun hasilnya. 

Aku merasa dipermainkan (berkali-kali seperti ini). Aku sempat menggerutu, iblis mencobai dengan menggodaku untuk tidak berdoa. Meninggalkan doa dan Tuhanku. Aku berpikir mencari cari bagaimana aku bisa melupakan rasa kecewa dan sakit hati ini. Aku pergi ke bar, cafe atau pergi dengan laki-laki brengsek sekalian. Tapi, lagi-lagi iblis harus mengaku kalah, Tuhan baik. Dia menggerakan hatiku untuk menghubungi salah seorang teman rohaniku di kampus. 

Untung dia punya waktu dan berkenan menjelaskan secara rohani tentang bagaimana beriman kepada Tuhan, meminta dan berserah total. Memang tidak mudah melakukan perkataannya, tapi dalam perkataan temanku ini, ada pengharapan yang menyiram kembali hatiku yang kering. Ada obat luka, yang menyembuhkan sakit hatiku. Dan ada damai untuk hatiku yang kecewa.

Ya, Tuhan. Ampuni aku sempat meragukan janji-janjiMu. Aku manusia yang selalu membuatMu marah, kecewa dan patah hati. Tuhan, kuatkan hatiku untuk terus setia menunggu janjiMu digenapi sampai waktunya tiba, Tuhan berikan yang menjadi kebutuhanku, bukan keinginan dagingku. Terima kasih Tuhan, untuk pengampunan yang Engkau bri. Amin ...


Selamat hari minggu.

Salam Kristus,


Catherine

Ok! Fine Ceritanya diulang-ulang

Ini satu Juni, kan ? Kenapa begitu sama rasanya dengan hari-hari kemarin.
Hey, Cath ini satu Juni ... apa kau masih saja berkutat dengan nama yang sama ?
Berhenti dengan cerita yang diputar berulang-ulang ? dan menangis karena orang yang sama?
Ini jaman modern, masa iya masih saja mau dengan orang brengsek macam dia ...
Sudah lupakan orang macam dia. Sudah tak punya hati, tapi masih saja mengganggumu.

Ya, rasa dongkol yang kurasakan satu Juni ini. *maaf Tuhan, aku bukan tak ingin menulis list rasa syukur-ku, tapi rasa menahan ini sudah memuncak dan harus segera diselesaikan.
Ok, balik lagi. Sudah seminggu aku yang lalu aku memasang tanggal untuk jalan bersama. Ya tepatnya satu minggu lebih. Bertanya apa ada jadwal malam minggu nanti. Apa sibuk minggu depan nanti. Ok, orang itu jawab. Free. Fine! kita bisa jalan-kan. Iya, bisa.

Selang minggu itu, hari-hari berjalan sangat pelan. Aku sudah minta dalam doa kepada Tuhan. Ku katakan demikian, " Tuhan, kalau memang sabtu gak jadi, biarlah itu karena rencana dan kehendakMu, tapi jangan biarkan aku kecewa begitu dalam dan sakit begitu perih. Tapi, kalau rencana ini boleh terjadi. Ajari aku untuk menjadi gadis yang penurut. Dan meredam rasa jengkelku dengan orang itu ... bla bla bla ..."

Singkat cerita, hari itu pun datang. Satu Juni. Malam sebelumnya orang ini berjanji menghubungiku. Entah alasan apalagi dia ingkari janjinya. Hingga kuhubungi pagi ini belum ada jawaban kepastian. Padahal dimulutnya jelas-jelas terngiang-ngiang bahwa dia bilang bisa. " Ya, bisa ... bisa ... pasti bisa" Ok. Let see. Sampai tulisan ini aku posting. Lagi-lagi aku harus menahan rasa marah, jengkel, kesal dan semua campur aduk. Entah, ini permainan siapa. Tapi, kali ini aku sempat berpikir, " Tuhan kenapa ? Tuhan mainin perasaan aku, " hahaha. Padahal bukan Tuhan yang mainin. Tapi aku yang tidak mau move on dari orang brengsek itu!. 

Ok balik lagi ke cerita. Akhirnya telepon diangkat, dan alasan yang cukup membuat simpati, kenapa dia tidak mengangkat teleponnya dari kemarin. " Kemarin ke dokter". Wowww, hebat banget dia, ke dokter sampai tidak bisa sms, kasih kepastian atau kabar apa kek! Sebelumnya dia yang berJANJI, iya nanti aku telepon balik. Shit beribu shit untuk orang itu. Siapa anda !!! Bisa-bisanya memberikan alasan BODOH !!. Aku tau, dia bukan tidak sempat atau lupa. Sadar bahwa dia memang sudah tak ingin jalan dengan orang cerewet seperti aku. Tapi please, paling tidak dia tidak usah memberikan kepastian palsu. PHP !!

Dan tepat satu Juni ini, let see episode brengsek ini kembali terjadi sodara-sodara. 
Orang ini kembali menuai ingkar janji, dengan alasan " Dokter bilang tidak boleh capek, " Ok dia sakit flu-kan ?? kenapa manja banget mesti ke dokter dan OK GAK BOLEH CAPEK !! Dia itu sudah gede, bukan baby yang harus tidur sepanjang hari dan dikasih vitamin kan. 

Inti-nya dia tidak mau jalan aku. Ok ngomong saja terus terang. Tidak usah buat alasan macam-macam. Dari kemarin dia flu, batuk, demam, dan lainnya, tapi toh nyatanya bisa main sama teman-temannya sampai malam. Intinya LO ITU BRENGSEK !!!!

OK. Sudah cukup aku emosi pagi-pagi. Aku sudah tahan-tahan untuk tidak marah. Tapi, maaf Tuhan, kali ini aku marah, tapi di blog ini saja deh. Aku pasrah Tuhan, mau jadi atau tidak. Yah... ceritanya sudah bisa ditebak, sama seperti yang lalu-lalu.

Dan satu Juni, ini. Aku akan STOP ngajak orang brengsek itu! mending aku menikmati hidup. Kalau hari ini jadi, yah menjadi cerita terakhir sebelum semuanya berakhir.

Terima kasih orang brengsek, dengan begitu aku tergerak untuk latihan menulis lagi!


Sekian.


Salam damai,


Catherine

Kamis, 30 Mei 2013

Tulisanku yang sudah usang* Nemu di FB temanku :D

Jelajahi seribu langkah …
Bersama kita meretas mimpi dan tawa bersama .
Sesekali kulihat kau dari belakang betapa elok rupamu .
Hingga menghentikan laju darahku ..
Imajinasiku mulai merecoki alam sadar ku hingga mencipta suatu realitas palsu ..
Namun tak kuperdulikan, karena perjalanan itu ….

Kembali kita melangkah, di sepanjang jalan yang penuh dengan cerita
Panjangnya jalan yang dituju, menjadi sebuah rangkaian cerita sarat makna
Lelahnya kaki bergerak tak terasa lagi karena, canda dan senyummu sebagai obatnya
Sekalipun harus tertatih-tatih, sekalipun harus kuseka peluh yang terus menetes di wajah
Betapa senang sore itu … berjalan mengitari setiap sudut Ibukota demi keinginan kamu.

Dulu aku hanya menapaki jalan itu sendirian, karena aku menyukai kesendirian.
Tapi kini kamu berada di sini, bukan di depan atau dibelakangku, tapi di sampingku …
Beribu cerita terlontar dari tiap kita, merangkai sebuah alunan perjalanan dan hanya akan menjadi sebuah sejarah … sejarah perjalanan kita …

Sudut kota yang dijejali dengan sepasang kaki manusia, roda-roda mesin yang berputar ternyata tak menyurutkan niat aku dan kamu menemukan inginmu …
Semakin kupercepat langkahku dan kamu menghentikan langkahku, “Jalannya pelan-pelan saja,”itu ucapmu suatu sore kemarin….
“Hahaha …” tawaku yang beringas meluncur begitu saja. “ Baiklah, “ lanjutku sambil sesekali tersenyum.

Setiap persekon, setiap sepermenit saat itu adalah cerita tentang aku dan kamu.
Karena tidak ada siap-siapa di sana …
Para eksekutor hanya menjadi pengamat, jalan bisu itu hanya mengendap-endap, sambil menerka ingin tahu apa yang kita lakukan bersama di sana … di jalan itu …
Dari matahari genit bercanda hingga bulan beradu dengan bintang, aku dan kamu masih melewati perjalanan itu.
Hingga benda-banda bisu yang berjejer di jalan, setia menerangi langkah aku dan kamu di kegelapan itu.
Namun episode ini harus berakhir … bukan mauku atau bukan maumu,
Tapi sang waktu melonceng dengan keras … “Sudah usai, bergegaslah kembali keperaduan kalian ” itu ucap si empunya waktu dan kita hanya dapat berdiam …

Betapa hari itu menjadi sangat istimewa ketika aku dan kamu berjalan bersama
Betapa sore itu akan menjadi sejarah dan kenangan, saksi semu ketika kita berjalan di masing-masing arah … dan waktu yang telah terlewat, mungkin tak akan kembali,
Karena kamu punya jalan sendiri dan aku akan berbelok arah, meninggalkan kamu suatu saat …

Rabu, 29 Mei 2013

Berserah dan Percaya Kepada Tuhan



Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, 
dan Ia akan bertindak (Mazmur 37:5).

      Sebagai pengikut Kristus kita sering disebut sebagai orang percaya. Artinya, kita adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Lalu apa arti percaya? Tentu yang dimaksud bukanlah sekadar percaya, tetapi meliputi penyerahan yang penuh atau total kepada Tuhan. Dengan kata lain kita mempercayakan seluruh hidup dan kehidupan kita kepada-Nya. Tetapi, bagaimana dengan sikap dalam kehidupan beriman kita selama ini? Bukankah yang sering kita lakukan hanya sekadar percaya, tetapi tidak pernah mempercayakan hidup dan kehidupan kita kepada Tuhan?
       Ketika ditanya orang, “Apakah Saudara percaya kepada Tuhan?”, dengan mantap kita menjawab, “Ya, saya percaya!” Tetapi, bagaimana ketika suatu saat ada pergumulan hidup yang menimpa kita, apakah kita juga dengan mantap mempercayakannya kepada Tuhan?  Bukankah yang sering terjadi kita malah menjadi bingung, dan kemudian mencari jalan sendiri, bahkan sering kali mencari jalan di luar Tuhan? 
      Jika itu yang kita lakukan, bukankah kita sama seperti penonton sirkus berikut ini? Dalam sebuah pertunjukan sirkus, seorang pemain akrobat bertanya kepada penonton, “Saudara-saudara, percayakah Saudara kalau saya sanggup meniti kawat dari ujung sini ke ujung sana dengan naik sepeda?” Semua penonton dengan mantap berseru, “Ya, kami percaya!” Lalu, pemain itu mempertontonkan kebolehannya. Ia berhasil melewati titian kawat dengan sepedanya dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Semua penonton bertepuk tangan.
      Kemudian pemain akrobat itu bertanya kepada para penonton, “Hai penonton, sekarang saya akan kembali meniti kawat ini ke ujung sana, percayakah Saudara kalau saya akan berhasil lagi?” Kembali semua penonton menjawab dengan mantap, “Ya kami percaya!” Lalu, si pemain akrobat bertanya lagi, “Kalau kalian percaya, siapa yang mau membonceng sepeda saya, meniti kawat ini dari ujung ini ke ujung yang sana?” Sampai beberapa lama ternyata tidak ada orang yang berani menerima tantangan dari si pemain akrobat.
      Jika sikap beriman kita seperti itu, bukankah dapat dikatakan bahwa kita tidak percaya sepenuhnya kepada Tuhan, meragukan Tuhan? Dengan demikian, apakah kita layak untuk tetap dapat disebut sebagai orang-orang percaya? Maka dari itu, kalau memang kita percaya kepada Tuhan, ya serahkanlah seluruh hidup kita kepada Tuhan, percayakan segala sesuatunya dalam pimpinan Tuhan.
     Pemazmur mengatakan, “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan, dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.” Pemazmur sungguh yakin, bahwa perlindungan yang aman hanya akan ia temukan di dalam Tuhan. Pemazmur, Raja Daud, tidak terbebas dari masalah. Malah, ia banyak mengalami kesesakan, penderitaan, serta melewati masa-masa sukar, yang disebabkan oleh musuh-musuhnya, yang berusaha untuk menjatuhkannya.
     Tetapi, melalui teladan Daud, kita mendapatkan pelajaran bahwa berserah, berarti kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan di segala keadaan, suka maupun duka, saat dalam masalah ataupun tidak, saat sakit atau sehat, di sepanjang waktu, bukan pada saat-saat tertentu saja. —Pdt. David Nugrahaning Widi

Percaya kepada Tuhan berarti mempercayakan hidup kita ke dalam tangan Tuhan.