Rabu, 16 November 2011

Lagi-lagi karena "Perbedaan".

.....

Lagi-lagi karena "Perbedaan".
Kalimat ini yang pertama kali terbesit di kepalaku, saat gadis kecil itu memulai ceritanya.
Belum beberapa saat airmatanya pun deras mengalir. Tak hanya rambutnya yang terurai panjang, baju lengan panjang dan alas yang kami pakai untuk sharing pun harus kebanjiran airmatanya.

Dalam posisi tengkurap bercerita, aku, gadis kecil itu dan salah satu sahabat dekatnya, tengah bersiap menyaksikan letupan perasaannya. Dalam benakku, haruskah sesakit ini lantaran "Perbedaan ?", haruskah se-tragis ini perpisahan lantaran "Perbedaan ?".

Sedikit mundur ke belakang, aku benar-benar ada posisi gadis kecil ini. Betapa merananya hidup lantaran perbedaan. Menyiksa dan ingin berontak padaNya, tapi aku mengerti maksud terselubung yang Tuhan rancang, dan kini aku paham dan aku benar-benar mengucap syukur tiada henti.

Satu hal yang ingin bagi pada gadis kecil itu, tak ada sesuatu terjadi dalam hidupnya tanpa kehendak dan ijin Bapa di Sorga. Begitu baik setiap rancangan dalam hidupnya, aku, kamu dan kalian.

Mungkin jika aku tidak pernah mengalaminya, aku tidak tau bagaimana rasa sakit itu sesungguhnya. Aku tidak bisa merasa senasib dengan gadis kecil ini, berurai airmata dan menjerit seunggukan seperti saat itu. "Bersyukur perbedaan itu boleh ada, sekalipun aku harus mengalami kepahitan yang luar biasa karena perlakuannya dan butuh waktu untuk bangkit atau sekedar mengatakan, Ya Tuhan aku mau mengampuninya "

Entah bagaimana Tuhan menjamah hati gadis kecil ini, tapi aku bangga dirinya bisa mengambil keputusan sepahit itu. Satu yang terlontar dari bibir kecilnya, "Aku sayang Tuhan Yesus ka, dan Dia bisikin aku "Harus sekarang", " ujarnya menangis tiada henti. Percaya bahwa Tuhan boleh menjamah hati gadis kecil ini oleh kuasa doa, entah doa siapa.

Aku terkesima melihat rautnya, yang menahan letupan perasaannya, matanya yang nanar, memandang ke arahku sambil memainkan tempat handphonenya. Aku terus mendengar, dan dia terus mengeluarkan segala perasaannya.

Hal yang sama yang pernah kulakukan, saat ingin mengakhiri hubungan karena perbedaan. Satu kata yang mungkin harus terucap, " Aku bingung .... aku bingung ... aku takut ... sungguh benar-benar takut. Aku sayang kamu, tapi aku lebih sayang Tuhan aku, aku nggak mau nyakitin perasaan Tuhan Yesus ... "
 ....

Dalam lingkaran itu, tepat pukul 08.00 malam di suatu tempat dimana kami pernah menghabiskan waktu bersama, gadis kecil itu menghentikan ceritanya, namun airmatanya tetap menetes satu per satu.

Meski tak banyak yang bisa kuberikan padamu adik kecil, satu kata "PERCAYA" airmatamu akan tergantikan dengan senyum lebar dan keriangan. Memang tidak sekarang, tapi ada masanya kamu harus melewati ini. Agar kamu menjadi perempuan kuat dan boleh menjadi berkat di sekelilingmu, sahabat bahkan keluarga dan dirimu sendiri.

Memang mengapa kita harus beda ? dari pengalaman pahit inilah kamu boleh jadi alat dan berkat. Bersyukur aku bisa melewati dan mengalaminya saat itu. Dan suatu saat kamu akan mengucap syukur dan kamu akan bilang sama diri kamu, "Keputusan aku tidak salah Tuhan Yesus "

Setidaknya dengan begini kalian bisa menjadi sahabat seumur hidup tanpa ada kata perpisahan. Dengan begini kalian bisa saling menopang dan membantu. Tidak akan ada yang berubah, semua akan sama. Dan "Everything will be fine". Banyak cara untuk mengenang perjalanan kalian, banyak cara untuk tetap bersilahturahmi, namun saat ini yang terpenting bagaimana cara kamu untuk bisa tersenyum satu minggu ke depan, dan bangkit menjadi sosok perempuan tangguh. Karena waktu serasa akan berjalan sangat lambat. Disinilah kamu minta kekuatan dari Tuhan, minta Roh Kudus untuk menjamah perasaanmu, agar tidak terlampau sakit.

Satu kata yang teringat dari salah satu abang, "Diproses dan ditempa olehNya, tidak mudah. Harus melewati sakit yang luar biasa, disinilah kita akan melihat betapa baik Tuhan untuk kita, tapi ada berkat yang hendak kamu bagi dan kamu akan mendapat berkat dari Bapa"

Setelah dia puas mengeluarkan amunisi letupan perasaaannya. Dia menghapus airmatanya. Sedikit senyuman simpul terbingkai di wajahnya. Dan mungkin itu karena Tuhan yang angkat sedikit demi sedikit rasa sakitnya.


Sepertinya, gadis kecil ini akan menjadi berkat dari pengalamannya hari itu.

Mari kita menangis bersama, menguatkan bersama dan bangkit bersama.


Cheers,


Chaterine

Dedicated : Gadis kecil itu.  Kami semua bersyukur kamu boleh menjaga kekudusan hatimu.  :)