Kalimat ini yang pertama kali terbesit di kepalaku, saat gadis kecil itu memulai ceritanya.
Belum
beberapa saat airmatanya pun deras mengalir. Tak hanya rambutnya yang
terurai panjang, baju lengan panjang dan alas yang kami pakai untuk
sharing pun harus kebanjiran airmatanya.
Dalam posisi
tengkurap bercerita, aku, gadis kecil itu dan salah satu sahabat
dekatnya, tengah bersiap menyaksikan letupan perasaannya. Dalam benakku,
haruskah sesakit ini lantaran "Perbedaan ?", haruskah se-tragis ini
perpisahan lantaran "Perbedaan ?".
Sedikit mundur ke
belakang, aku benar-benar ada posisi gadis kecil ini. Betapa merananya
hidup lantaran perbedaan. Menyiksa dan ingin berontak padaNya, tapi aku
mengerti maksud terselubung yang Tuhan rancang, dan kini aku paham dan
aku benar-benar mengucap syukur tiada henti.
Satu hal yang
ingin bagi pada gadis kecil itu, tak ada sesuatu terjadi dalam hidupnya
tanpa kehendak dan ijin Bapa di Sorga. Begitu baik setiap rancangan
dalam hidupnya, aku, kamu dan kalian.
Mungkin jika aku
tidak pernah mengalaminya, aku tidak tau bagaimana rasa sakit itu
sesungguhnya. Aku tidak bisa merasa senasib dengan gadis kecil ini,
berurai airmata dan menjerit seunggukan seperti saat itu. "Bersyukur
perbedaan itu boleh ada, sekalipun aku harus mengalami kepahitan yang
luar biasa karena perlakuannya dan butuh waktu untuk bangkit atau
sekedar mengatakan, Ya Tuhan aku mau mengampuninya "
Entah
bagaimana Tuhan menjamah hati gadis kecil ini, tapi aku bangga dirinya
bisa mengambil keputusan sepahit itu. Satu yang terlontar dari bibir
kecilnya, "Aku sayang Tuhan Yesus ka, dan Dia bisikin aku "Harus
sekarang", " ujarnya menangis tiada henti. Percaya bahwa Tuhan boleh
menjamah hati gadis kecil ini oleh kuasa doa, entah doa siapa.
Aku
terkesima melihat rautnya, yang menahan letupan perasaannya, matanya
yang nanar, memandang ke arahku sambil memainkan tempat handphonenya.
Aku terus mendengar, dan dia terus mengeluarkan segala perasaannya.
Hal
yang sama yang pernah kulakukan, saat ingin mengakhiri hubungan karena
perbedaan. Satu kata yang mungkin harus terucap, " Aku bingung .... aku
bingung ... aku takut ... sungguh benar-benar takut. Aku sayang kamu,
tapi aku lebih sayang Tuhan aku, aku nggak mau nyakitin perasaan Tuhan
Yesus ... "
....
Dalam lingkaran itu, tepat pukul
08.00 malam di suatu tempat dimana kami pernah menghabiskan waktu
bersama, gadis kecil itu menghentikan ceritanya, namun airmatanya tetap
menetes satu per satu.
Meski tak banyak yang bisa
kuberikan padamu adik kecil, satu kata "PERCAYA" airmatamu akan
tergantikan dengan senyum lebar dan keriangan. Memang tidak sekarang,
tapi ada masanya kamu harus melewati ini. Agar kamu menjadi perempuan
kuat dan boleh menjadi berkat di sekelilingmu, sahabat bahkan keluarga
dan dirimu sendiri.
Memang mengapa kita harus beda ? dari
pengalaman pahit inilah kamu boleh jadi alat dan berkat. Bersyukur aku
bisa melewati dan mengalaminya saat itu. Dan suatu saat kamu akan
mengucap syukur dan kamu akan bilang sama diri kamu, "Keputusan aku
tidak salah Tuhan Yesus "
Setidaknya dengan begini kalian
bisa menjadi sahabat seumur hidup tanpa ada kata perpisahan. Dengan
begini kalian bisa saling menopang dan membantu. Tidak akan ada yang
berubah, semua akan sama. Dan "Everything will be fine". Banyak cara
untuk mengenang perjalanan kalian, banyak cara untuk tetap
bersilahturahmi, namun saat ini yang terpenting bagaimana cara kamu
untuk bisa tersenyum satu minggu ke depan, dan bangkit menjadi sosok
perempuan tangguh. Karena waktu serasa akan berjalan sangat lambat.
Disinilah kamu minta kekuatan dari Tuhan, minta Roh Kudus untuk menjamah
perasaanmu, agar tidak terlampau sakit.
Satu kata yang teringat dari salah satu abang, "Diproses dan ditempa olehNya, tidak mudah. Harus melewati sakit yang luar biasa, disinilah kita akan melihat betapa baik Tuhan untuk kita, tapi ada berkat yang hendak kamu bagi dan kamu akan mendapat berkat dari Bapa"
Setelah
dia puas mengeluarkan amunisi letupan perasaaannya. Dia menghapus
airmatanya. Sedikit senyuman simpul terbingkai di wajahnya. Dan mungkin
itu karena Tuhan yang angkat sedikit demi sedikit rasa sakitnya.
Mari kita menangis bersama, menguatkan bersama dan bangkit bersama.
Cheers,
Chaterine
Dedicated : Gadis kecil itu. Kami semua bersyukur kamu boleh menjaga kekudusan hatimu. :)