Senin, 22 Agustus 2011

Hana Masa Time ??

 

Sebenarnya video ini diambil saat aku dengan salah satu sahabatku Tatha di Redaksi Zone '07 (*kira-kira bulan Juli 2011), iseng-iseng pengen nyoba masakan Jepang. Pikirku daripada ke Jepang boo yah jauh, mending icip-icip di salah satu restaurant Jepang bergengsi di Jakarta. Yup, Hana Masaaaa ?? (*baca Hanamasa).

Kebiasaan untuk bertemu berdua setelah lulus wisuda membuat kami lupa akan status kami yaitu Jobless. (*jangan tertawa). Setiap hari Jumat kami berdua mendeklarasikan hari Jumat sebagai Arisan Jumat. (sebenarnya ga ada ngocok-ngocok arisan sih), ini sebagai ajang buat ngobrol dan sharing satu sama lain.

Nah, singkat cerita kaitan dengan video yang diunggah di atas. Cerita berawal beberapa minggu sebelumnya :
Tatha : "Chatz, makan di Hanamasa yuk !". Ucapnya suatu hari Jumat (*lupa tanggal berapa).
Chatz : "Serius lo Taa ?. Tanyaku balik padanya.
Tatha "Ïyah, tiba-tiba pengen makan makanan Jepang nih ", ucapnya riang.
Chatz : "Yaudah, mau kapan Ta ?, minggu depan atau kapan ? "
Tatha : "Tapi mahal ga Chatz ?, kira-kira 100 ribu bisa berdua ?"
Chatz : "Paling mahal abis 150 ribu berdua. w sih belum pernah tapi nyokap bokap udah pernah"

Nah, singkat perbincangan kita akhirnya setuju makan di Hanamasa Jumat depannya, tapi sebelumnya menemani Tatha mau beli sepatu bordiran di Pasar Festival Kuningan dari situ ke Hanamasa, namun akhirnya gagal ke sana (*faktor ngaret de el el) dan memutuskan untuk bertemu di Blok M Plaza. Setelah bertemu di Hokben BP, ternyata Tatha masih ngebet juga pengen ke Hanamasa. Setelah browsing tempat Hanamasa terdekat, akhirnya kita putuskan Hanamasa di Lamandau atau Jalan Wijaya (*lupa) belakang BP. 

Saat di depan pintu dengan percaya dirinya kita berdua masuk dan disapa dua pramusaji dengan berbahasa Jepang. (*lucu pake baju Kimono, my Favourite style). Memilih tempat duduk no smoking area dan tidak terlalu jauh ke dalam, karena saat itu bertepatan dengan makan siang jadi agak rame. Canggung iya, deg deg an iya, malu iyah, masalahnya kita cuma berdua dan ini FOR THE FIRST TIME, nampak di depan kita hamparan peralatan masak memasak. Tatha agak ngedumel (*becanda sih), "gw ke sini mau makan, bukan malah masak". Ya ampun Taaa, emang begini.

Awalnya kita masih bingung cara pmesan makanan di sini. Karena kita pikir setiap makanan yang diambil dibayar, dan YOU KNOW. Dengan bayar satu orang satu kali, kita YOU CAN ALL EAT. Giling kali yah, emangnya perut kita apa, kalau bawa cowok yang doyan makan sih gpp, nah ini porsi makan kita secuil nasi kucing. Ga worth it banget bayar Rp. 250 rb berdua cuma makan kayak di warteg. Alhasil semua bahan-bahan makanan diborong ke meja dan Tatha bertugas memasak, sementara aku yang berplesir ke meja hidangan untuk memilih bahan-bahannya, karena kalau aku yang masak apinya membesar kayak kompor kebakar (*dan gosong deh).

Sepanjang kita makan di sana, semua mata tertuju pada kita. Mungkin mereka berpikir ini orang norak dari mana sih, kok bisa makan di sini. Dapat voucher kali. Bagaimana tidak, nyalain kompmor ga bisa, matiin kompor ga bisa, masak soup malah dimasukin semua, masak daging apinya meleduk, makan ini itu semua tersisa, udah gitu mondar mandir ngambil bahan-bahan makanan. Heboh ngambil dan masaknya doank, habisinnya mah ga sanggup. 

Ini seperti mata kuliah Bahasa Inggris 3, CULTURE SHOCK boooo !!. So, paling ga setiap kesempatan  hidup itu akan ada yang namanya PERTAMA.  Life always through of for the first time. We were got it :)

Notes : Makan di Hanamasa maksimal dua jam, ga boleh lebih. Kalau ga bisa dihitung dua kali makan. Karena sistem di sana ada jam-jam makannya. Breakfast, Lunch, Dinner and with price Rp. 89 rb for adult and Rp. 78 rb for child. Include all, kecuali minum, beli lagi. Plus Ppn 10 persen. (*elus dada, bakar dompet) ... hahaha.

Enjoy it what your eaten. All you can eat. See Y'all.


Cheers,

Chaterine  

Bill of bill  : which I'm gonna burn my wallet. OMG :(
Tetep sempet gaya dulu donk.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar