Kamis, 31 Mei 2012

Kusebut kau gelap ...


Gelap …  Aku ingin tidur malam ini … ingin kupejamkan mataku, agar tak tampak satu berkas sinar yang menganggu retinaku. Mengapa ? Karena aku ingin melihat sorot matamu

Gelap …  Aku ingin berbagi mimpi dengan sang malam, agar bukan cuma aku yang merasakan kebahagiaan ini … aku tak ingin disebut si rakus

Gelap …. Aku ingin menguntai kata-kata di dalam tidur bisuku … tau mengapa ? karena aku tak bisa katakan padanya bahwa, aku merindunya di sini

Gelap … Jangan segera gusur remang-remangmu … biarkan bulan menyinari bola mataku supaya aku bisa menyimpulkan senyum untuknya

Dan mengapa, gelap … harus ada gelap saat mata terpejam ?? kenapa gelap disebut gelap, mengapa gelap tak disebut terang …

Sekali lagi, aku ingin gelap sebagai terang … karena hanya dalam gelap, aku bisa merengkuh  bayang putihmu, gigimu yang seputih susu, tanganmu sebening kristal … sinarmu terang diantara gelap ..
Maka kusebut gelap sebagai si terang

Terima kasih gelap  … 




L'Granos

Catherine

Rabu, 30 Mei 2012

Malaikat tanpa sayap



Malaikat tanpa sayap ,
Kamu terbang dan mencoba hinggap di ranting-rantingku …

Mengenal sayapmu …
Mungkin aku luluh, mungkin aku peluh ..
Tapi tidak mungkin  lagi …

Melihat kepak sayapmu …
Dulu aku nyaman, dulu akan aman …
Tapi tidak untuk saat ini …

Kamu malaikat datang tanpa sayap,
Mengintip-intip dari keramaian …

Mengawasi, mencoba hampiri aku yang berpeluh …

Kamu lihat aku lugu, kamu tau aku malu …

Kamu salah, aku tak selugu itu …


Kamu kira aku bodo, kamu pikir aku mau …

Tapi kamu keliru, aku tak sebodoh itu …


Terima kasih telah datang tanpa sayapmu …
Meninggalkan bulu-bulu seperti domba …

Ceritanya sudah usai, dan tak ada kata “LAINKALI”

Ending …..







L'Granos,

Cath

Sabtu, 05 Mei 2012

Mengandalkan Tuhan

Aku selalu dapat mengandalkan Allah, Bapa surgawiku,
Karena Dia tidak berubah, Dia selalu sama;
Kemarin, hari ini, selamanya, Allah itu setia,
Kutahu Dia mengasihiku, pujilah nama-Nya yang kudus.

Amin :)

Jumat, 04 Mei 2012

Rest In Heaven


Bertemu kamu aku menjadi lebih kuat.
Ku ingat bagaimana kamu mengajarkan aku melukiskankan pelangi saat langit mendung.
Menyapa petir saat hujan deras turun dan memayungi semua mimpiku agar tak tersapu dan hanyut bersama angan-angan.

Berjumpa denganmu membuat aku menjadi diriku sendiri.
Katamu, tak boleh menjadi orang lain. Bukankan setiap awan itu serupa, lalu apakah kamu mau serupa dengan awan lain ? Seorang aku begitu berharga untuk dirinya sendiri, bukan ?
Menggapai garis khatulistiwa yang mungkin luput dari jangkauan tangan mereka.

Bersama dengan kamu, mengajarkan aku bagaimana mencari dan menunggu.
Ditelingaku kamu berbisik sendu, tak perlu khawatir dengan apa yang hendakku cari. Karena aku telah menemukannya.
“Jika jodohnya itu dengan kamu, bagaimanapun caranya, kelak dia akan menggenggam rapat-rapat tanganmu, “

Oleh kamu, aku belajar menikmati rasa pahit kopi.
Panjang lebar kamu menjelaskan, ada rasa manis disetiap teguk kopi pahit. Kuingat kamu memaksaku menghapus airmata dan meneguk segelas kopi itu. Ingin kumuntahkan, lalu berlari dan berteriak, PAHITTTT”

Kamu berteriak, dan menganggap aku adalah orang paling idiot. “Anggap kopi adalah kehidupan, dan jadikan ampasnya sebagai kenangan. Bukti kamu kuat dan tidak lari dari kenyataan”. Aku semakin lunglai, mataku nanar, langkahku gontai. saat itulah kamu merengkuh tubuhku yang tak berdaya.

….
Bila sejak awal kusadari itu kamu, sudah sejak dulu aku tak akan pernah mencari. Aku tak akan pernah berlayar mencari yang memang bukan ditakdirkan untuk bersamaku.

Andai sejak awal, kupeka dengan bulir airmatamu saat merengkuh rapat tubuhku saat hujan itu, aku tak akan membiarkan kamu mencari yang lain, karena aku tau yang kamu cari hanya aku.
….
Kini kududuk rapat bersama denganmu. Melihat kamu tertidur pulas. dan aku meringis dalam hati, “Tak kah kamu lihat, aku berjaga semalaman hanya untuk menunggu senyummu, menghapus derai pilumu, “

Aku ingin terbang bersama kamu ke sana,  “Kelak di sana kita akan merengkuh awan itu bersama. Hingga tak ada lagi yang menggantikan senyummu,” ucapmu.


Kataku berbisik, “Tidurlah sayang, aku akan tetap terjaga dan menunggu kamu hingga terbangun".

"Besok aku akan menerbangkan layang-layang (lagi) ke angkasa untuk menyampaikan pesan ke penjaga semesta di langit biru, agar Ia tau aku merindu kamu di sini".

Rest in heaven ...

Loves, 

Cath