Sabtu, 03 Juli 2010

( Masih Sepi )

Bagaimana kawan, membuang sepi ini. Bagaimana kawan menuntaskan malam yang jengah ini. Aku ingin berlari sangat jauh hingga kakiku tak mampu untuk bergerak lagi. Agar aku cepat terpulas dan terlelap ditemani si penawar mimpi, hingga si centil menguning kembali di angkasa sana keesokan harinya.

Entah apa yang ku rasa malam ini. Kali ini cuma satu kata yang ada dibenakku. SEPI. Tidak ada lagi kawan berbagi, tak ada lagi kawan menangis. Tidak ada lagi kawan menggila.

Setumpuk diktat kini kuacuhkan karena aku tak ingin bercumbu dengan diktat itu malam ini. Hanya rangkaian dan barisan tentara aksara berdiri tegak dan sangat rapi menjadi temanku berdongeng.

Tanganku gemulai menari-nari di atas sekotak benda berteknologi canggih ini. Imajinasiku berlomba-lomba dimuntahkan, agar tak terlalu lama dipendam dan menjadi racun. Racun yang akan segera membunuh sistem kerjaku.

Maka hingga kini aku masih sepi. Entah sampai berapa lama. Kenyataannya, tidak ada sekumpulan kawan untuk meretas mimpi di sini. Hanya hingga petang tadi aku mampu merasa sangat damai dan lepas.

Cheers,

_Ch_

From “Deep in my heart”. Di kamar ini aku merasa sendirian, karena aku Cuma seorang dan tak ada seorang lagi di sini.