Senin, 09 Agustus 2010

S E L A M A T




 SELAMAT
Mungkin sudah terlelap saat ini dia, dengan membawa berjuta mimpi ke angkasa.
Dia telah menggiring cita, asa dan harapannya ke langit yang mungkin lebih tinggi.
Menjunjung kesempatan yang tak mungkin dapat digapainya lagi.
Aku tahu berbahagia dirinya untuk saat itu, namun akankah berlanjut seterusnya ?, Ku harap. Itu Doaku.

Betapa sempurna langit membingkai bumi, pelangi menggoreskan warna-warni.
Seperti itu kamu, ketika ku mampu melihat senyummu mampu terukir kembali.
Awan mendung berubah menjadi awan putih, karunia besar dari Tuhan, begitulah kamu.
Riak pembunuh, hewan pemangsa, angin perusak dan sebagainya, masa-masa itu kini telah terlewat, dan ku harap seterusnya. Entahlah. Amin.

Harus menangiskah ?, atau harus tersenyumkah ?. Entahlah.
Hanya seonggok daging bisu ini, mampu ucapkan "Selamat" di dalam hati.
Biar begitu seterusnya. Lebih baik seperti itu dari pada merubah akar tiga kali akar tiga, dengan buntut berkoma mengikutinya.

Ini keringatmu, bukan aku. Ini torehan tanganNya, bukan aku ataupun mereka.
Ini jamahan ajaibNya, bukan aku juga.
Siapa yang tahu mauNya, Tuhan. Tapi ini penantian panjang kamu. Mungkin, Entahlah.
Tapi berbahagialah kamu dengan hari bersejarah ini.
Satu lagi, pengharapan tak kan pernah sia-sia. Bukan menggurui, tapi begitulah.

Bersemangatlah selalu, seperti desir suara perempuan kecil mengucapkan dari jarak kejauhan puluhan kilometer "Aku tak berada di belakang, atau di depanmu ... karena mungkin saja aku bisa menghilang. Tapi aku berada di sampingmu." (menyedihkankah?? tidak, itu jawabku)

Dulu aku seperti kamu dan sekarang masa itu telah lewat. Dan aku mau kamu selalu bersemangat.
Jangkauan pikiranmu mungkin terlambat, TIDAK. Itu jawaban Tuhan.
Keindahan akan datang tepat pada waktu yang telah Tuhan Rancang, bukan kamu atau mereka...

Ini hari indah yang sediakan Tuhan bagi kamu. Jangan lengah atau lupa diri.
Masih ada hari-hari berikutnya...

Sekali lagi selamat. bukan karena aku,
tapi keinginan kuatmu untuk berubah dan Tuhan...


Cheers,


_Ch_

Dedicated : for Kamu yang harus selalu bersemangat ...

Minggu, 08 Agustus 2010

Sengaja sepagi ini kubuat tulisan yang sebenarnya tak mewakili apa-apa, 
hanya kesengajaan agar tak kaku jemari ku ini menari-nari. 
Tak membusuk imajinasi ini bersarang di kepala. 
Dan tak berimbas rasa ini ke patung yang siap di campakan...


Pernahkah kamu tahu kawan, apa yang akan kamu lakukan
Bila apa yang kamu inginkan tak pernah kamu dapat?,
bila kesempatan tak pernah berpihak pada kamu ?.
Kekecewaan. . Ya, kerap kekecewaan melanda dirimu hingga kamu merasa tak berguna. 

Sama seperti aku sekarang



Cheers,


_Ch_

Jumat, 23 Juli 2010

Sepi Di saat tak ada Mereka










Model : Paupau
Camera : Sii Kecil Kugy
+ HomeStudioz +

Senin, 19 Juli 2010

Semua Spectaculer >> Woooahh ...









Malamalam di Kota Batu-Malang ...

16 Juli 2010

= Aku selalu punya cerita =








Aku dan mereka meretas mimpi di sana....

Bromo Mountain, 13 Juli 2010

Me, Cha, Pau, Et, Ben en' Vi

Kamis, 15 Juli 2010

IPANG - MENUNGGU KESEMPATAN (OST BUKAN CINTA BIASA)

Satu kesalahan yang pernah kulakukan
Tak juga berhenti terus menghantui
Ku kira mampu untuk melupakanmu
Tapi hingga kini ku tak bisa

Berulang kali ku jatuh hati
Banyaknya cinta yang datang dan pergi
Ternyata hanyalah sementara
hanya sebentar saja ku bisa
Melupakanmu

Untuk yang terakhir kalinya
Jangan biarkan ku terus menyesali
Untuk yang terakhirn kalinya
Bisakah kau dengar
Ku minta kepadamu
Karena ku tak mampu
Tak mampu melupakannmu

Harus kupecahkan rahasia hatimu
Agar ku bisa kembali disana

Cinta di Atas Perahu Cadik

Cerpen Seno Gumira Ajidarma
Dimuat di Kompas 06/10/2007



Bersama dengan datangnya pagi maka air laut di tepi pantai itu segera menjadi hijau. Hayati yang biasa memikul air sejak subuh, sambil menuruni tebing bisa melihat bebatuan di dasar pantai yang tampak kabur di bawah permukaan air laut yang hijau itu. Cahaya keemasan matahari pagi menyapu pantai, membuat pasir yang basah berkilat keemasan setiap kali lidah ombak kembali surut ke laut. Onggokan batu karang yang kadang-kadang menyerupai perahu tetap teronggok sejak semalam, sejak bertahun, sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Bukankah memang perlu waktu jutaan tahun bagi angin untuk membentuk dinding karang menjadi onggokan batu yang mirip dengan sebuah perahu.

Para nelayan memang hanya tahu perahu. Bulan sabit mereka hubungkan dengan perahu, gugusan bintang mereka hubung-hubungkan dengan cadik penyeimbang perahu, seolah-olah angkasa raya adalah ruang pelayaran bagi perahu-perahu seperti yang mereka miliki, bahkan atap rumah-rumah mereka dibuat seperti ujung-ujung perahu. Tentu, bagaimana mungkin kehidupan para nelayan dilepaskan dari perahu?

Hayati masih terus menuruni tebing setengah berlari dengan pikulan air pada bahunya. Kakinya yang telanjang bagaikan mempunyai alat perekat, melangkah di atas batu-batu hitam berlumut tanpa pernah terpeleset sama sekali, sekaligus bagaikan terlapis karet atau plastik alas sepatu karena seolah tidak berasa sedikit pun juga ketika menapak di atas batu-batu karang yang tajam tiada berperi.

"Sukab! Tunggu aku!"

Di pantai, tiba-tiba terdengar derum suara mesin.

"Cepatlah!" ujar lelaki bernama Sukab itu.

Ternyata Hayati tidak langsung menuju ke perahu bermesin tempel tersebut, melainkan berlari dengan pikulan air yang berat di bahunya itu. Hayati berlari begitu cepat, seolah-olah beban di bahunya tiada mempunyai arti sama sekali. Ia meletakkannya begitu saja di samping gubuknya, lantas berlari kembali ke arah perahu Sukab.

"Hayati! Mau ke mana?"

Seorang nenek tua muncul di pintu gubuk. Terlihat Hayati mengangkat kainnya dan berlari cepat sekali. Lidah-lidah ombak berkecipak dalam laju lari Hayati. Wajahnya begitu cerah menembus angin yang selalu ribut, yang selalu memberi kesan betapa sesuatu sedang terjadi. Seekor anjing bangkit dari lamunannya yang panjang, lantas melangkah ringan sepanjang pantai yang pada pagi itu baru memperlihatkan jejak-jejak kaki Sukab dan Hayati.

Perahu Sukab melaju ke tengah laut. Seorang lelaki muncul dari dalam gubuk.

"Ke mana Hayati, Mak?"

Nenek tua itu menoleh dengan kesal.

"Pergi bersama Sukab tentunya! Kejar sana ke tengah laut! Lelaki apa kau ini! Sudah tahu istri dibawa orang, bukannya mengamuk malah merestui!"

Lelaki itu menggeleng-gelengkan kepala.

"Hayati dan Sukab saling mencintai, kami akan bercerai dan biarlah dia bahagia menikahi Sukab, aku juga sudah bicara kepadanya."

Nenek yang sudah bungkuk itu mengibaskan tangan.

"Dullaaaaah! Dullah! Suami lain sudah mencabut badik dan mengeluarkan usus Sukab jahanam itu!"

Lelaki yang agaknya bernama Dullah itu masuk kembali, masih terdengar suaranya sambil tertawa dari dalam gubuk.

"Cabut badik? Heheheh. Itu sudah tidak musim lagi Mak! Lebih baik cari istri lain! Tapi aku lebih suka nonton tivi!"

Angin bertiup kencang, sangat kencang, dan memang selalu kencang di pantai itu. Perahu Sukab yang juga bercadik melaju bersama cinta membara di atasnya.

Pada akhir hari setelah senja menggelap, burung-burung camar menghilang, dan perahu-perahu lain telah berjajar-jajar kembali di pantai sepanjang kampung nelayan itu, perahu Sukab belum juga kelihatan.

Menjelang tengah malam, nenek tua itu pergi dari satu gubuk ke gubuk lain, menanyakan apakah mereka melihat perahu Sukab yang membawa Hayati di atasnya. Jawaban mereka bermacam-macam, tetapi membentuk suatu rangkaian.

"Ya, kulihat perahu Sukab menyalipku dengan Hayati di atasnya. Kulihat mereka tertawa-tawa."

"Perahu Sukab menyalipku, kulihat Hayati menyuapi Sukab dengan nasi kuning dan mereka tampaknya sangat bahagia."

"Oh, ya, jadi itu perahu Sukab! Kulihat perahu berlayar kumal itu menuruti angin, mesinnya sudah mati, tetapi tidak tampak seorang pun di atasnya."

Nenek itu memaki.

"Istri orang di perahu suami orang! Keterlaluan!"

Namun ia masih mengetuk pintu gubuk-gubuk yang lain.

"Aku lihat perahunya, tetapi tidak seorang pun di atasnya. Bukankah memang selalu begitu jika Hayati berada di perahu Sukab?"

"Ya, tidakkah selalu begitu? Kalau Hayati naik perahu Sukab, bukannya tambah penumpang, tetapi orangnya malah berkurang?"

Melangkah sepanjang pantai sembari menghindari air pasang, nenek tua itu menggerundal sendirian.

"Bermain cinta di atas perahu! Perbuatan yang mengundang kutukan!"

Ia menuju gubuk Sukab. Seorang anak perempuan yang rambutnya merah membuka pintu itu, di dalam terlihat istri Sukab terkapar meriang karena malaria.

"Waleh! Apa kau tahu Sukab pergi dengan Hayati?"

Perempuan bernama Waleh itu menggigil di dalam kain batik yang lusuh, mulutnya bergemeletuk seperti sebuah mesin. Wajahnya pucat, berkeringat, dan di dahinya tertempel sebuah koyo. Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

Nenek tua itu melihat ke sekeliling. Isinya sama saja dengan isi semua gubuk nelayan yang lain. Dipan yang buruk, lemari kayu yang buruk, pakaian yang buruk tergantung di sana-sini, meja buruk, kursi buruk, dan jala di dinding kayu, berikut pancing dan bubu. Ada juga pesawat televisi, tetapi tampaknya sudah mati. Alas kaki yang serba buruk, tentu saja tidak ada sepatu, hanya sandal jepit yang jebol. Sebuah foto pasangan bintang film India, lelaki dan perempuan yang sedang tertawa dengan mata genit, dari sebuah penanggalan yang sudah bertahun-tahun lewat.

Ia tidak melihat sesuatu pun yang aneh, tapi mungkin ada juga yang lain. Sebuah foto Bung Karno yang usang dan tampak terlalu besar untuk rumah gubuk ini, di dalam sebuah bingkai kaca yang juga kotor. Nyamuk berterbangan masuk karena pintu dibuka.

Pandangan nenek tua itu tertumbuk kepada anak perempuan yang menatapnya.

"Mana Bapakmu?"

Anak itu hanya menunjuk ke arah suara laut, ombak yang berdebur dan mengempas dengan ganas.

Nenek itu lagi-lagi menggelengkan kepala.

"Anak apa ini? Umur lima tahun belum juga bisa bicara!"

Waleh hanya menggigil di balik kain batik lusuh bergambar kupu-kupu dan burung hong. Giginya tambah gemeletuk dalam perputaran roda-roda mesin malaria.

Nenek itu sudah mau melangkah keluar dengan putus asa, ketika terdengar suara lemah dari balik gigi yang gemeletuk itu.

"Aku sudah tahu?"

"Apa yang kamu sudah tahu, Waleh?"

"Tentang mereka?"

Nenek itu mendengus.

"Ya, kamu tahu dan tidak berbuat apa-apa! Dulu suamiku pergi ke kota dengan Wiji, begitu pulang kujambak rambutnya dan kuseret dia sepanjang pantai, dan suamiku masuk rumah sakit karena badik suami Wiji. Masih juga mereka berlayar dan tidak pulang kembali! Semua orang yang melaut bilang tidak melihat sesuatu pun di atas perahu ketika melewati mereka, tapi ada yang hanya melihat perempuan jalang itu tidak memakai apa-apa meski suamiku tidak kelihatan di bawahnya! Mengerti kamu?"

Waleh yang menggigil hanya memandangnya, seperti sudah tidak sanggup berpikir lagi.

"Aku hanya mau bukti bahwa menantuku mati karena pergi dengan lelaki bukan suaminya dan bermain cinta di atas perahu! Alam tidak akan pernah keliru! Hanya para pendosa akan menjadi korban kutukannya! Tapi kamu rugi belum menghukum si jalang Hayati!"

Mendengar ucapan itu, Waleh tampak berusaha keras melawan malarianya agar bisa berbicara.

"Aku memang hanya orang kampung, Ibu, tetapi aku tidak mau menjadi orang kampungan yang mengumbar amarah menggebu-gebu. Kudoakan suamiku pulang dengan selamat?dan jika dia bahagia bersama Hayati, melalui perceraian, agama kita telah memberi jalan agar mereka bisa dikukuhkan."

Waleh yang seperti telah mengeluarkan segenap daya hidupnya untuk mengeluarkan kata-kata seperti itu, langsung menggigil dan mulutnya bergemeletukan kembali, matanya terpejam tak dibuka-bukanya lagi.

Nenek tua itu terdiam.

Hari pertama, kedua, dan ketiga setelah perahu Sukab tidak juga kembali, orang-orang di kampung nelayan itu masih membayangkan, bahwa jika bukan perahu Sukab muncul kembali di cakrawala, maka tentu mayat Sukab atau Hayati akan tiba-tiba menggelinding dilemparkan ombak ke pantai. Namun karena tidak satu pun dari ketiganya muncul kembali, mereka percaya perahu Sukab terseret ombak ke seberang benua. Hal itu selalu mungkin dan sangat mungkin, karena memang sering terjadi. Mereka bisa terseret ombak ke sebuah negeri lain dan kembali dengan pesawat terbang, atau memang hilang selama-lamanya tanpa kejelasan lagi.

"Aku orang terakhir yang melihat Sukab dan Hayati di kejauhan, perahu mereka jauh melewati batas pencarian ikan kita," kata seseorang.

"Sukab penombak ikan paling ahli di kampung ini, sejak dulu ia selalu berlayar sendiri, mana mau ia mencari ikan bersama kita," sahut yang lain, "apalagi jika di perahunya ada Hayati."

"Apakah mereka bercinta di atas perahu?"

"Saat kulihat tentu tidak, banyak lumba-lumba melompat di samping perahu mereka."

Segalanya mungkin terjadi. Juga mereka percaya bahwa mungkin juga Sukab dan Hayati telah bermain cinta di atas perahu dan seharusnya tahu pasti apa yang akan mereka alami.

Di pantai, kadang-kadang tampak Waleh menggandeng anak perempuannya yang bisu, menyusuri pantulan senja yang menguasai langit pada pasir basah. Kadang-kadang pula tampak Dullah yang menyusuri pantai saat para nelayan kembali, mereka seperti masih berharap dan menanti siapa tahu perahu cadik yang berisi Sukab dan Hayati itu kembali. Namun setelah hari keempat, tidak seorang pun dari para nelayan di kampung itu mengharapkan Sukab dan Hayati akan kembali.

"Kukira mereka tidak akan kembali, mungkin bukan mati, tetapi kawin lari ke sebuah pulau entah di mana. Kalian tahu seperti apa orang yang dimabuk cinta?"

***

Namun pada suatu malam, pada hari ketujuh, di tengah angin yang selalu ribut terlihat perahu Sukab mendarat juga, Hayati melompat turun begitu lunas perahu menggeser bibir pantai dan mendorong perahu itu sendirian ke atas pasir sebelum membuang jangkar kecilnya. Sukab tampak lemas di atas perahu. Di tubuh perahu itu terikat seekor ikan besar yang lebih besar dari perahu mereka, yang tentu saja sudah mati dan bau amisnya menyengat sekali. Tombak ikan bertali milik Sukab tampak menancap di punggungnya yang berdarah?tentu ikan besar ini yang telah menyeret mereka berdua selama ini, setelah bahan bakar untuk mesinnya habis.

Hayati tampak lebih kurus dari biasa dan keadaan mereka berdua memang lusuh sekali. Kulit terbakar, pakaian basah kuyup, dan gigi keduanya jika terlihat tentu sudah kuning sekali?tetapi mata keduanya menyala-nyala karena semangat hidup yang kuat serta api cinta yang membara. Keduanya terdiam saling memandang. Keduanya mengerti, cerita tentang ikan besar ini akan berujung kepada perceraian mereka masing-masing, yang dengan ini tak bisa dihindari lagi.

Namun keduanya juga mengerti, betapa bukan urusan siapa pun bahwa mereka telah bercinta di atas perahu cadik ini.

Sabang, Desember 2006/
Merauke, April 2007.

FOR INSPIRED ME

KE MANA PUN KAU MENOLEH
KITA BAKAL BERTEMU
KARENA KAU HANYA DAGING
BAKAL MENYERPIH DALAM SERATKU


KE MANA PUN KAU MENOLEH
KITA BAKAL BERTEMU
KARENA KAU HANYA TULANG
BAKAL MERAPUH DALAM SENDIKU

(BAKAL-GUS TF-2001)

.............

Aku tahu tempatku hanya disisa ingatan, bayang tertahan, yang setiap matahari muncul akan bergegas ditutup awan. Tolong,

Aku tahu tempatku hanya di karung catatan, berkas yang disisihkan, yang setiap sampai ke atas meja akan selalu dilupakan. Tolong ceritakan,

Aku tahu tempatku hanya diujung lamunan, tapal kepedulian, yang setiap tertangkap hanya bagian dari angan.

Tolong ceritakan, bagaimana bisa tetap punya harapan.

(Tolong-Gus TF-2002)

Minggu, 11 Juli 2010

+ ARION +

Dengan langkah malu-malu dan rambut masih acak-acakan dan wajah menunduk,aku dan kamu memasuki Gedung bersejarah bagi cerita perjalanan kita.
Masih ingat dikepalaku bagaimana cara kamu menungguku di depan toilet wanita setelah kita sampai di dalam.
Dan, saat itu aku dan kamu sekedar meretas persahabatan.

Sambil berjalan mengitari kokohnya pertokoan yang berdiri dengan berbagai macam barang dagangan, aku mulai sibuk mencari-cari apa yang sebenarnya bukan inginku.
Kita sama-sama berjalan, menaiki setiap anak tangga, meski kita tidak bergandengan tangan , tapi aku mampu pahami apa inginmu.
Kita hanya sengaja dipisahkan dinding curam yang berduri. Kamu ataupun aku tak kuasa mendaki dinding itu, untuk sekedar bertegur sapa, karena kamu dan aku takut sama-sama terluka oleh duri itu.

Di tempat itulah aku menanti harapan terbaik untuk rasaku dan rasamu. Meski aku tahu dengan pasti itu takkan berujung.

Di barisan tengah, kita duduk bersanding dengan para pengamat. Memugar cerita bersama sambil menyaksikan jalinan cerita audio visual di hadapan kita. Sekitar dua jam, itupun berlalu begitu saja.

Banyak cerita yang bergulir di dalam sana.
Tak hanya cerita roman itu yang menjadi sejarah, tapi perjalanan kita di tempat itu.
Saat itu juga kita sama-sama saling berbagi, memberi semangat dan membagikan cerita dari setiap kita. Sesekali tatapan kita bertabrakan dan aku memandang jernih matamu. Ini menjadi sejarah perjalanan mata indah itu.

Meski kita tidak saling bersentuhan, tapi aku mampu rasakan setiap sentuhan rasamu melalui tiupan angin dari mesin pendingin ruangan.
Kita lama sekali terdiam. Tak ada suara bergerumuh di sana. Hanya desakan nafas dan loncatan jantungku berlomba-lomba beratraksi.
Kudapan kentang goreng menjadi dingin dan beku, pasrah akan dicampakan di tong sampah. Ice cream vanila mencair membanjiri tepiannya. Tak satupun dari kita menyentuhnya.

Pada akhirnya, sebelum tepat pukul nol, kamu segera hentikan cerita ini dan waktu yang memaksa kita untuk mengakhiri perjalanan ini.

Di tempat itu, menjadi sejarah sekaligus pemicu amarah aku dan dia ketika tanpa sengaja kami berdua melintasi gerbang dan jalan protokol di depan Gedung berhiaskan lampu warna-warni.

Aku tak mampu benamkan rasa dan cerita itu hingga kini. Karena, kamu masih menjadi bayangan masa laluku yang hilang.

Di tempat itu awal bahagiaku dan akhir kesedihanku.

Arion ... punya cerita klasik dan akan menjadi sejarah panjang yang belum ada ujungnya ...


Cheers,


_Ch_

Dedicated for : Kamu, yang selalu menjadi tempat curahan perjalanan kita di tempat itu. Sungguh aku tak tahu keberadaan kamu, tapi aku mampu berharap dan menunggu cerita itu diputar kembali hingga puluhan tahun lagi. Karena, kamu aku mengenal arti seorang SAHABAT ....

Sabtu, 10 Juli 2010

Aku takut gelap ... (Kolaborasi Aku dan Kamu)



Biar gelap malam menemani kamu,..
rembulan yang akan terangi kakimu,
jangan takut gelap, "DIA tidak meninggalkan kamu" ....


Aku :
kemarin aku mengenal kamu dengan satu nama ...
kemarin aku menatap kamu dengan sepasang mata indah itu
kemarin masih sama ...
lalu ....

Kamu :
kemarin aku berusaha menatap mata itu lebih lekat,,,
menafsirkan setiap sudut yang bertepi disana

Aku :
tapi aku belum mampu, membalas sinar itu ..
terlalu silau dan aku takut semua menjadi gelap ...
sangat gelap, hingga aku menerawang mencari titik,
karena, aku takut gelap ...

Kamu :
sekuat daya aku menatapnya,
sehingga bila gelap itu memperkenalkan diri dan semakin akrab denganku,
setidaknya aku masih bisa mengambilnya dari masa lalu yang bernama kenangan.

Aku :
kenangan yang meninggalkan sejuta tanda tanya,
hingga kini belum mampu aku untuk menyalakan satu pijar di sana ...
entah itu lilin kecil, lampu temaram atau hanya disinari rembulan

Kamu :
tak mengapa, sinarmu mampu membasuh semua
yang kata rasaku adalah kering oleh sepi.

Aku :
sekalipun aku harus berangkat dari kegelapan ini
dan mengakhiri dengan kegelapan pula ...
haruskah ku cari satu pijar di antara kita atau terduduk diam,
membeku dengan satu pertanyaan besar

Kamu :
sedari tadi aku hanya bisa meraba,
menerawang dan mengira-ngira kemana gelombang rasa ini hendak berlabuh

Aku :
namun nyatanya, aku terperosok ke dalam
tanpa tahu apa yang ada di kegelapan itu
gelap sangat gelap....
aku mencoba mencari sinar itu dari matamu,
nyatanya pula tak kutemukan lagi. kamu menghilang ...

Kamu :
tangisku pecah,
kedapatan diriku hanya sendiri
tanpa mampu berteriak ataupun berbisik
ku gigit bibirku menahan semua ini...mengepalkan tangan sekuat tenaga ...
karena, aku takut gelap ..

Aku :
sepi yang tadi bersahabat denganku, lambat laun berteriak dan emosi " Diam kamu perempuan!!, apa yang hendak kamu tangisi??"
bukankah dia tidak pergi, kamu dan dia hanya masih di jalan gelap ini
kalian kini mencoba mencari sinar dengan cara hati kalian ...

Kamu :
gelap ini pun berkata bijak : aku lebih dari gelap yang kamu takutkan karena jalanku tak lurus,
aku ini labirin. tapi aku ada agar setelah ini kamu dapat melihat sinar yang lain dengan lebih jernih.
aku ini masa istirahat untuk retinamu, jadi nikmatilah dan jangan menangis lagi ...

Aku :
Tapi apakah aku mampu ... sekalipun kebaikan ini untuk sepasang retinaku,
apa ini baik untuk hatiku ?? dan mengapa kamu menggiring ku ke labirin itu ??

Kamu :
gelap tersenyum, ia merengkuhku.
simpulnya menghantarkanku pada diam yang lain.

Aku :
baiklah, aku tahu cara meredakan tangisku ...
setelah tangisku kering, maka kugolekan tanganku pada lembaran putih itu
dan menyaksikan jemari mungil ini menari-nari, mengalihkan pandanganku dari kamu.

Kamu :
gelap ini memang baik hati
tapi ia tak urung memberikan tiupan angin dingin yang membuat bulu romanku tegar.
lalu secarik asap hangat entah dari mana datang dan aku masih diam.
terdiam dengan waktu yang cukup lama ....

Aku :
bulir inipun mengalir ...
retinaku semakin panas, minta di sejukkan ...

Kamu :
tak ada yang bisa, satu-satunya cara hanya membiarkan semuanya larut,
lalu menghilang dalam segumpal tisu atau basuhan jemari kotor ini...

Aku :
Ku tarik nafas ini dalam...
lalu menghantarkan doa pada sang Ilahi, menumpahkan segala rasa...
dan membiarkan sinar matamu pergi melayang entah kemana. merimba, berkelana mungkin

Kamu :
dan air mata itu tetap tumpah, tak ada alasannya menampungnya karena itu sama saja menahan perih...

Aku :
Baiklah, cukup perih ini ...
tapi satu kata, aku tetap mengenal mu dengan satu nama, satu senyuman
dan satu sinar mata yang takkan pernah padam

Kamu :
gelap berkata : sejak lama sang empunya telah menanti engkau merunduk begini
aku pun pasrah menunggu mentari datang dan gelap tergusur ...

Aku :
lalu, haruskah ku torehkan itu dalam bilik-bilik yang bersembunyi ... sementara dia cuma gelap....
tapi, baiklah si empunya waktu akan menuntaskannya segera,
karena, dia tahu kamu takut gelap.. jadi bersabarlah ...

Kamu :
cukup aku lelah kini saatnya terpulas sebelum nanti terjaga lagi dan mencari jalan keluar labirin ini ..

Aku dan kamu :
Maka tuntaskan saja semua malam ini, sebelum kamu terjaga dengan setumpuk skenario hidup ...


Cheers,


_Ch_

For : paupau , sii penasehat nyata ... thanks for sharenya ...
ini hasil mimpi kita, cerita kita melalui dunia maya... lainkali kita retas kembali. Semuanya yahh !!!

100710 ...

Jumat, 09 Juli 2010

Ajari Aku ....

ajari aku mencintai tanpa harus menunggu,
seperti kamu mencintai diriku dengan sepenuh hati.
ajari aku .... bagaimana caranya, agar aku dapat merasakan kembali rasa yang sempat beku ...
ajari aku menyayangi kamu setulus hati,
seperti embun dipagi hari, yang menyejukan sukmaku ...

ajari aku menunggu, seperti kamu menunggu aku ...
agar tak lelah hati ini , agar tak mengering harap ini ....
sekuat tenaga aku mencoba merasakan seperti apa yang kamu rasakan ...
mengapa begitu jauh, meski kamu telah sekuat tenaga merengkuh aku hingga kamupun kembali menghilang.
......

Dan,
ternyata, kamu masih ada. kamu tak pergi. tak beranjak meninggalkan aku sedikitpun ...
aku malu dengan hatiku ... aku malu dengan masa laluku ...
hingga kini pun aku tak berani untuk beranjak jauh dari tempat ku berdiri sekarang.

bila kamu bilang aku terlalu angkuh ... bukan itu. tapi akupun tak dapat merobohkan dinding ini, aku tak mampu membakar lukisan masa itu ... skenario itu yang menempaku, memoles rupaku menjadi keras dan tak berhati....

maaf, aku tak bisa ... sekuat tenaga aku telah mencoba. tapi rasanya sama ..
hambar ... tanpa rasa ...

ini penggenapan dari semua rasa yang ada. mungkin tersirat kamuflase ...
tapi maaf ... aku tak mampu mengajari diriku sendiri untuk mencintai kamu, menyayangi kamu ...
kamu terlalu sempurna menjadi langit, kamu terlalu indah menjadi laut ...

itu analogi tentang kamu, tentang rasa kamu dan aku ....
dunia kita tak sejalan, lengan ini tak mampu berpegangan,
hati ini tak mampu berdiam di dalam dunia kamu ...


Namun, ajari aku seperti kamu untuk duniaku yang lain ....


Cheers,


_Ch_

Dedicated : rasa yang tidak dapat berdiam untuk kamu ... Ketulusanmu membuatku tak mampu mengatakan yang sesungguhnya ...
(Untuk kalian semua, yang tak dapat mengungkapkan rasa yang sesungguhnya )

Sabtu, 03 Juli 2010

( Masih Sepi )

Bagaimana kawan, membuang sepi ini. Bagaimana kawan menuntaskan malam yang jengah ini. Aku ingin berlari sangat jauh hingga kakiku tak mampu untuk bergerak lagi. Agar aku cepat terpulas dan terlelap ditemani si penawar mimpi, hingga si centil menguning kembali di angkasa sana keesokan harinya.

Entah apa yang ku rasa malam ini. Kali ini cuma satu kata yang ada dibenakku. SEPI. Tidak ada lagi kawan berbagi, tak ada lagi kawan menangis. Tidak ada lagi kawan menggila.

Setumpuk diktat kini kuacuhkan karena aku tak ingin bercumbu dengan diktat itu malam ini. Hanya rangkaian dan barisan tentara aksara berdiri tegak dan sangat rapi menjadi temanku berdongeng.

Tanganku gemulai menari-nari di atas sekotak benda berteknologi canggih ini. Imajinasiku berlomba-lomba dimuntahkan, agar tak terlalu lama dipendam dan menjadi racun. Racun yang akan segera membunuh sistem kerjaku.

Maka hingga kini aku masih sepi. Entah sampai berapa lama. Kenyataannya, tidak ada sekumpulan kawan untuk meretas mimpi di sini. Hanya hingga petang tadi aku mampu merasa sangat damai dan lepas.

Cheers,

_Ch_

From “Deep in my heart”. Di kamar ini aku merasa sendirian, karena aku Cuma seorang dan tak ada seorang lagi di sini.

Jumat, 02 Juli 2010

Merasa sangat sepi

Menatap kosong ke layar berdimensi, meski banyak cerita yang bergulir diputar di depan itu, namun mengapa semua terasa kosong seperti tidak bernyawa. Tidak ada ruh dan jiwa sekalipun … dan kini aku merasa sendirian, merasa sangat sepi …

Aku merindukan saat-saat itu. Canda dan gemuruh tawa menjadi obatku di kala sepi. Tapi mengapa aku tak mampu untuk beranjak menghampiri kamu. Menyadarkan kamu bahwa aku terpesona dengan garis hidupmu. Rangkaian indah barisan aksara seperti syair dan prosa terlontar dari bibirmu, semua seperti penawar.

Masih lekat di alam sepiku, kamu tengah menghampiriku, memberikan sepotong lelucon, yang membuat tawaku meledak, mengocok habis isi perutku … Hahaha. Melupakan sejenak apa yang menjadi masalahku. Pergulatan ego, rasa dan asa.

Kita berbagi cerita, kita bertukar rasa, kita merangkai prosa-prosa indah bersama melalui pesan singkat. Setiap dering ponselku, seakan memberikan seteguk air segar di kala ku haus. Sungguh aku menanti setiap rangkaian tanganmu bersama imajinasimu. Rasaku dan rasamu melayang-layang di atas angkasa bermain sebagaimana mestinya tanpa ada pengikatnya …

Tapi, sesungguhnya tak pernah ku tahu kamu berdiri di mana. Entah membelakangiku, berjarak sesenti atau kiloan meter dari tempatku berdiri.

Sebaris angka di hadapanku seakan memaksaku untuk bercumbu dengan ponsel bututku. Tapi kuurungkan karena kamu dengan peri manismu tengah merengkuh kebahagiaan.

Sesungguhnya aku tak punya banyak pilihan. Satu di antara seribu sekalipun, ternyata secara sadar pilihan itu menjadi tujuanku. Tak ada tutur manis rayuan gombalmu pengantar mimpi malam ini. Benar-benar tak punya ruh. Berbayang dan berputar dan tak mau berhenti …

Aku butuh sedikit ruang untuk bernafas, aku butuh bahumu untuk bersender. Menghilangkan jengah yang tengah merasuki sendi-sendi rasaku. Kukalungkan harapku di atas segalanya. Berdoa pada Sang Khalik, agar aku dibebaskan dari jeratan rantai rasa ini. Berharap Tuhan, mematikan semua rasa perih dan bahagia ini agar menjadi tawar …

Aku ingin bertemu kamu sekali lagi untuk menuntaskan mimpiku yang terhenti karena ketakutan dan kecemasan … berbagilah apa yang menjadi rasamu sekalipun itu bukan aku.
Terima kasih…

Cheers,

_Ch_
(20710)

Dedicated : untuk malam sepi ini…. Di mana ruh itu, jangan beranjak tetaplah di situ karena aku ingin memastikan kamu baik-baik saja.

Kamis, 01 Juli 2010

+432000 detik bersama kamu +

432000 detik waktu yang telah kita retas bersama …
Begitu banyak episode yang terlewat … begitu banyak cerita yang bergulir … dan sungguh aku menikmati setiap waktu 432000 detik itu bersama kamu. Meski hanya menjadi kisah bahkan sejarah perjalanan aku dan kamu…

Meski hanya menjadi tempat persinggahan hatimu yang sepi, kosong dan kering. Tak masalah buatku, karena begitulah caraku menyayangi kamu. Tak mengapa aku cuma menjadi pengingat setiap gerakan semangatmu … aku cuma ingin kamu berubah … perubahanmu adalah semangat sekaligus obat untukku …

Kamu telah menjadi candu yang membuat sistem kerjaku tidak fokus, kamu candu yang juga menyakiti sekaligus membahagiakanku… Tapi mengapa semua harus ku akhiri, tapi mengapa semua menyakitiku…

Aku seperti kehilangan arah, aku seperti kehilangan semangat.

Tak mudah bagiku untuk kembali fokus dari awal karena kamu telah merecoki alam sadarku. Semua aksara adalah tentang kamu, semua semangat adalah kamu..
Aku berpikir telah terlalu jauh melampaui hatimu, aku terlalu jauh membangun imajinasiku yang bodoh. Tak masalah, karena merangkai kata demi kata menjadi sebuah jalinan adalah tumpahan rasa dan refleksi hatiku sekaligus obat kedua yang menyembuhkanku….

Aku kehilangan teman bicara, sahabat sejati sekaligus kekasih semu …

432000 detik yang terlewat, semua terasa berat,hingga pagi ini pun aku harus memulai semua dari nol. Aku tak bermaksud apa-apa, aku hanya merasakan apa yang ku rasa…
ini adalah ciptaan dari 432000 detik bersamamu, sebelumnya benar-benar tak pernah ku rasa … aku hanya mampu memasang pagar tinggi, agar aku tak berusaha melompat… melewati batas awalku….

Imajinasi telah membodohi aku… tak kumiliki harap apapun dari kamu, karena aku melakukan dengan tulus, biarkan Tuhan yang berencana. Aku sungguh-sungguh takkan kan pernah benar-benar beranjak meninggalkan kamu, aku hanya berbelok untuk mencairkan hati ini yang hampir beku, mengkristal dan akan pecah,.. tumpah ruah menjadi air yang akan menenggelamkanku dengan dongeng-dongeng sebagai pengantar tempat peraduanku…

Mengakhiri tak semudah memulai dari awal. Ini seperti tembok besar yang harus ku daki, ini semua seperti samudera yang harus ku seberangi .
Dan ketika aku mulai mampu mencapai puncak dan aku telah menyebrang ke dasar hatimu.. tapi ternyata aku harus berbelok arah, meninggalkan kamu tanpa tahu apa yang tengah terjadi..

86400 detik pertama,…
Ini perjalanan manis sekaligus sejarah bagi jalan bisu itu …
Aku ingat betul episode yang telah diputar di jalan protokol ibukota. Aku ingat betul hingga hari ini apa yang tengah kita rancang demi keinginan kamu…

172800 detik kedua…
Ini awal dari perjalanan semangat kamu untuk menggapai mimpi, dan aku berada di samping kamu untuk mendampingi kamu… melumerkan semua keraguan kamu mengenai mimpi kamu untuk dapat berubah dan membahagiakan keluarga kamu…

Dengan mata masih mengantuk dan hampir tertidur, aku menjadi alarm kamu, mengingatkan setiap detail keperluan kamu untuk menggapai mimpi itu…

Dan hari itu kamu masih semangat, sangat semangat … Aku bangga dengan perubahan kamu,
Setiap kali senyummu terlukis, canda dan tawa menjadi peluru dan senjata aku mengenal kamu lebih dalam … dan aku mulai merasa ada yang beda dengan rasa ini, entah apa yang telah merecokiku malam itu…

259200 detik ketiga …
Masih sama dengan 172000 detik kedua, kamu masih terlihat sangat semangat … dan aku tetap jadi alarm penyemangat kamu. Meski mulai ada yang merecoki alam sadarku. Sekuat tenaga aku fokus dan tidak beranjak, karena aku janji dengan Sang Ilahi untuk kamu …
Itu dasar kompromiku antara egoku dan rasa yang mulai timbul … Tapi yang penting semangat buat kamu menggapai mimpi …

345600 detik keempat ..
Perjalanan kedua, ini yang menjadi cerita seru … setelah 259200 detik berkutat dengan diktat-diktat penentu masa depan kamu, akhirnya kita bisa merangkai mimpi bersama mereka.

Canda dan tawa di meja itu… layar lebar yang menjadi pelumer kebekuan, ternyata belum mampu meruntuhkan imajinasi bodohku. .. hahaha..
Hujan itu mengakrabkan aku dan kamu … dan aku berterima kasih Tuhan turunkan hujan malam itu…

Hujan itu penghapus laraku meski hanya beberapa detik saja …
Dan aku mulai melupakan masa laluku yang telah lama menjadi kerak dan menempel ..

432000 detik terakhir …
Detik inilah puncaknya … puncak dari segala rasa yang ku rasa. Karena aku tahu detik ini adalah kesempatan. Tapi mengapa semua beku dan membosankan …
Kamu diam dan aku diam. Aku tak tahu apa inginmu dan kamu tak tahu apa inginku…
Karena, kamu cuma diam dan aku juga diam… Semua terlewat tanpa tahu apa ada akhirnya …
Aku cuma diam karena, tak pahami hatimu. Aku takut menerka dan salah dari semua apa yang kutafsirkan … karena aku takut semua akan berubah, keadaan ini… aku takut bangunan yang kita bangun bersama aku runtuh menjadi rata, makanya aku hanya diam meski hati memaksaku untuk memuntahkannya …

Aku mulai merasa nyaman dengan 432000 detik bersama kamu, aku mulai merasa mampu meninggalkan masa laluku, tapi aku tak sungguh pahami hatimu dan entah sampai kapan aku harus menunggu waktu itu datang membangunkan dari mimpi ini ...


Cheers,

_Ch_

Dedicated for : Pria tampan 432000 detik kemarin …
26 June 2010

Jumat, 25 Juni 2010

*REKAAN ATAU CIPTAAN *

Entah apalagi ini, semua dihadapku seolah memaksaku untuk memuntahkan semua ini …
Ragaku seolah tak ambil pusing, ego tak pernah kompromi seperti dulu, tak mampu aku mencerna lebih jauh apa yang tengah kutelan … semua rasa telah menggerogoti sistem fokusku. Dayaku melemah dan butuh energi …

Arghhh, ….

Aku masih berpegangan, semakin kuat, takut tergelincir ke dasar yang lebih dalam dan gelap, hingga tak mampu aku beranjak mencari jalan keluarnya,

Dahan yang rapuh, daun yang kering, rumput yang membusuk, semua menjadi peganganku untuk tetap bisa menahan diri agar tak terperosok ke dalam sana …

Dan kini aku cuma diam, hanya membeku, mengkristal, membiarkan setiap kesempatan menjadi seorang pemain utama terlewat, berputar tanpa ada pemainnya.

Aku bukan ingin bungkam atau berpura-pura tak perduli, tapi aku cuma ingin memastikan ini bukan rekaan yang lama-lama akan pudar dan menghitam, yang akan menyakiti diri sendiri.

Aku masih berpikir ini adalah rekaanku dan ciptaanku seorang,.
Apakah aku hanya me-reka atau mencipta imajinasiku … namun mengapa semua begitu nyata, apakah ini hasil konstruksi apa yang tengah diperhadapkan oleh seorang kerdil seperti aku ??

Entah pula itu realitas yang membodohi imajinasiku atau realitas yang tak pernah benar-benar kupahami. .. hingga terlewat tanpa ada pembuka, kunci dari semua pintu yang ada di depanku …

Seperti seorang pengelana, pelaut atau bahkan pengembara …

Aku mendatangi satu persatu pintu itu, untuk mencari satu kunci yang tepat, agar aku tidak kembali dipusingkan dengan pintu yang masih abu-abu dan penuh teka-teki.

Hah… sudahlah, biarkan episode berikutnya menerjang waktu sendiri, melangkahiku dan tak ingin ku pusingkan lagi (sebenarnya) namun apa kenyataannya ………


Cheers,

_Ch_


dedicated : wanita2 di luar sana . hahaha

Selasa, 22 Juni 2010

*Perjalanan itu *

Jelajahi seribu langkah …
Bersama kita meretas mimpi dan tawa bersama .
Sesekali kulihat kau dari belakang betapa elok rupamu .
Hingga menghentikan laju darahku ..
Imajinasiku mulai merecoki alam sadar ku hingga mencipta suatu realitas palsu ..
Namun tak kuperdulikan, karena perjalanan itu ….

Kembali kita melangkah, di sepanjang jalan yang penuh dengan cerita
Panjangnya jalan yang dituju, menjadi sebuah rangkaian cerita sarat makna
Lelahnya kaki bergerak tak terasa lagi karena, canda dan senyummu sebagai obatnya
Sekalipun harus tertatih-tatih, sekalipun harus kuseka peluh yang terus menetes di wajah
Betapa senang sore itu … berjalan mengitari setiap sudut Ibukota demi keinginan kamu.

Dulu aku hanya menapaki jalan itu sendirian, karena aku menyukai kesendirian.
Tapi kini kamu berada di sini, bukan di depan atau dibelakangku, tapi di sampingku …
Beribu cerita terlontar dari tiap kita, merangkai sebuah alunan perjalanan dan hanya akan menjadi sebuah sejarah … sejarah perjalanan kita …

Sudut kota yang dijejali dengan sepasang kaki manusia, roda-roda mesin yang berputar ternyata tak menyurutkan niat aku dan kamu menemukan inginmu …
Semakin kupercepat langkahku dan kamu menghentikan langkahku, “Jalannya pelan-pelan saja,”itu ucapmu suatu sore kemarin….
“Hahaha …” tawaku yang beringas meluncur begitu saja. “ Baiklah, “ lanjutku sambil sesekali tersenyum.

Setiap persekon, setiap sepermenit saat itu adalah cerita tentang aku dan kamu.
Karena tidak ada siap-siapa di sana …
Para eksekutor hanya menjadi pengamat, jalan bisu itu hanya mengendap-endap, sambil menerka ingin tahu apa yang kita lakukan bersama di sana … di jalan itu …
Dari matahari genit bercanda hingga bulan beradu dengan bintang, aku dan kamu masih melewati perjalanan itu.
Hingga benda-benda bisu yang berjejer di jalan, setia menerangi langkah aku dan kamu di kegelapan itu.
Namun episode ini harus berakhir … bukan mauku atau bukan maumu,
Tapi sang waktu melonceng dengan keras … “Sudah usai, bergegaslah kembali keperaduan kalian ” itu ucap si empunya waktu dan kita hanya dapat berdiam …

Betapa hari itu menjadi sangat istimewa ketika aku dan kamu berjalan bersama
Betapa sore itu akan menjadi sejarah dan kenangan, saksi semu ketika kita berjalan di masing-masing arah … dan waktu yang telah terlewat, mungkin tak akan kembali,
Karena kamu punya jalan sendiri dan aku akan berbelok arah, meninggalkan kamu suatu saat …


Cheers,

_Ch_
For : perjalanan itu… cerita tentang aku dan kamu di suatu sudut Ibukota …
210610

Rabu, 16 Juni 2010

Ku Pikir ....

Ku pikir aku salah ... menerka dan mencipta imajinasi dan khayalan ini,.
namun semua terasa dekat dan hangat ... nyata tanpa kompromi.
sinar itu menerangi sisiku yang gelap ... senyum itu tanpa sengaja mewarnai hariku yang hitam ...


setiap tutur katanya adalah semangatku, setiap lekukan garis senyumnya ialah hariku ..
kini mengapa harus ku tinggalkan. fokusku kini telah berbelok dan melawan arus ...
dan mungkin semua harus diakhiri secepatnya, agar tak mengkristal dan pecah menjadi luapan amarah ..
bendungan airmata dan letusan kekecewaan ...

teringat sore, kau berikan senyum itu, namun bukan itu maksudmu ...
aku paham dari apa yang kau tahu, dan kini semua akan kembali dari awal.
tak mudah memang ... tapi seorang penggagas pernah mengatakan : cuma ada dua pilihan, karena pilihan lo nggak banyak "...
Remind set lagi dan lo bisa memilihnya ... butuh beberapa hari untuk lari sejenak. "ITU WAJAR".
itu kata sii penggagas setiap hari ....

Hingga kinipun aku belum memilih salah satunya ...
tak mudah menjatuhkan pilihan itu ...
maaf kawan, aku masih berembuk dengan ego, hati dan rasaku ...
belum terbaca oleh naluriku, episode yang tengah diputar ini ...
dan masih perlu dianalisis ...



Cheers,


_Ch_

Selasa, 15 Juni 2010

Sekali Lagi (Beranjak)

Sekali lagi, kau goreskan luka yang hampir mengering ...
ku tahu diriku takkan bisa berpaling dari rupamu,
namun sejujurnya aku jengah, namun aku takut ...
kini aku akan beranjak meninggalkanmu
kupikir hanya kamuflase dirimu untuk pergi tinggalkan aku...
dan ternyata kamu benar-benar pergi ...

tak kau indahkan kata sepakat yang dulu ada...
tak kau perduli, kerelaan aku dan kamu untuk memulainya meski banyak karang runcing ...

Sekali lagi aku salah ... aku salah memakai naluriku untuk kamu ...
kamu takkan pernah pahami, karena kamu hanya mematung dan membangun tembok ..
aku dan kamu semakin menjauh ... sangat menjauh ...
meski terpisah sepersejam ke tempat kau berada, tapi mengapa jaraknya bagai ribuan kilometer ...

tak hanya itu ....
perlu ratusan kilo untuk mencapai rupamu yang semakin berubah...
aku semakin tak mengenal kamu, aku semakin tak melihat kamu...
batas ini semakin tinggi, aku semakin kerdil dan gagahmu menjadi pertahananmu...

surut hatiku menunggu kamu, lelah hanya berharap pada rupamu ...
dan sekarang aku benar-benar ingin menghapus rupamu ...
mengering sudah bulir ini, cukup semua untuk kamu
dan aku akan mencoba beranjak ...


Cheers,


_Ch_

for : all, u can try n u can do ... come' on guys we can move on ... hurts ...

Minggu, 13 Juni 2010

Sembunyi

Sembunyikan ... sembunyikan aku dari kekacauan ini..
kegaduhan yang membuat kepalaku berasap ..
hingga ingin meledak seperti bom waktu ...
tinggal hitungan detik semua akan porak poranda karena kekisruhan yang kini dihadapkan denganku ...

Aarghhh ... sungguh memuakkan ...

Jangan Menyesal !!!

Masih terlalu dinikah aku untuk bermimpi ...
terlalu cepatkah aku untuk berangan-angan...
mencipta dan me-reka itu sendirian, tanpa ada si penggagas di sini...
mereka tengah berembuk melancarkan setiap misi kebahagiaan …
aku hanya terdiam tanpa banyak yang dapat kulakukan …
mendengar petuah-petuah mereka … pembangun imajinasi ku yang sebenarnya masih kosong …
sepagi ini lewat pesan maya, sebuah bibir mengucapkan kata yang sebenarnya menyudutkanku …
“Jangan menyesal !!!”, … apa yang harus disesali kawan …
Jalan yang berliku ini… jalan yang curam atau malah jalan yang tanpa arah …
Mengalir itu ada muara akhir, tapi mengapa aku tidak memilih ke muara mana ku bawa semua ini …

Sungguh kawan, aku tak memiliki daya yang kuat untuk memilih jalan …
Langkahku pun masih berat, karena di ujung sana tak kulihat sesosok bayangan dirinya…
Hatiku masih keras untuk beranjak, karena ku masih takut…. Sangat takut …
Realita sesungguhnya hanya membuat ku sakit, karena kupikir ini hanya rekaanku semata …
Tak dapat kutarik panah untuk memfokuskan pandanganku ke sana …
Aku hanya mampu mengintip dari gagahnya riangku dan perihnya lukaku …
Aku hanya berpikir, perasaanku ini mulai salah … apa menurut kalian juga begitu ??

Aku tahu Tuhan tidak pernah tidur...
Dia lebih tahu apa yang sebenarnya tidak ku ketahui, cara Tuhan penuh dengan kejutan dan aku menikmati apapun itu… Tuhan tak akan memberikan aku sakit yang sama seperti silam itu ...
Mengawali hari dengan doa dan mengakhiri hari dengan harapan dan asa, berharap semoga semua akan baik-baik saja … Begitu seterusnya … tanpa ku tahu kapan harus berhenti ….
Bila bernafas saja ada permili sekon untuk berhenti, untuk menarik dan menghembuskannya kembali… mengapa aku tidak ….

Bila ku tak mampu pahami hatinya, aku pun tak pahami hatiku… kami serupa dan kami segambar…tak banyak yang dapat terbaca oleh naluri perempuanku …
Semua terasa samar… halus dan tanpa roh.
Dan tahukan kamu kawan, aku masih terduduk, entah kapan harus bersender..
Tanpa tahu kapan harus berdiri, entah kapan harus terlelap …
Bukan inginku untuk membicarakan semua ini, tapi mereka bosan dengan ratapanku…
Lukaku yang terus bernanah di masa silam … sepeninggal sipembuat luka, aku hanya mampu terdiam, tertawa sekencang-kencangnya…hingga kalian tak mampu mendengar jerit tangisku …
Berlebihan … memang semua berlebih, di lebih-lebihkan bahkan hampir tumpah ruah, tanpa ada yang memungutnya kembali …

Di ujung hatiku, di penantian panjang ku, terkadang aku ingin mencoba jalan lurus itu… arah sungai itu yang akan membawaku ke muara jernih, sejernih matanya … seindah matanya …
Tapi perjalananku hanya sendirian dan aku takut dengan malam pekat itu yang tiba-tiba akan memerah seperti darah yang menetes dipelupuh lukaku yang bernanah …
Arghhhh …. Perih,
Sudahlah lupakan …
Suatu hari akan ku coba dan berharap rasa ini tak salah dan tak ada rasa sakit antara masa lalu, masa sekarang dan masa depan kelak …

Cheers,

_Ch_

( this note from deep in my heart for all ….)
for : siapapun yang tengah merasakan hal yang sama ...bersemangatlah kawan !!!

Jumat, 11 Juni 2010

Melukis matamu dalam mimpi ....

Sepagi ini aku menatap indah matamu ...
di dalam gelap sentuhan, matamu menerangi langkahku untuk mencari satu pijakan ...
tak kupercaya kau hadir dalam lukisan mimpiku ...

sejenak ku terdiam, benarkah itu kamu ??
kupandangi lebih lekat meski dari kejauhan... sinar mu ternyata tak berubah ...
ku dekati lebih dalam, adakah seseorang di mata indah itu ...
Arghh ... belum terbaca oleh naluri perempuanku..
hanya terlihat samar-samar dan abu-abu ...
aku masih hanya mampu meraba tanpa tahu apa itu kamu ...
akupun meragu hingga berniat tinggalkan mata itu ...
ada peri manis bersanding menatapmu lekat tanpa menoleh ke penjuru lain ...
dia menjagamu, mengawasi setiap gerak gerik tingkah lakumu ...

ku perlahan mundur ... mungkin mencari arah , berbelok mencari laut ...
di sana mungkin aku bisa melihat matamu dari lukisan awan yang membentuk pesonamu ...

duduk menunggu tanpa tahu kapan kau datang memberikan kembali sinar itu untukku ...
hingga ini aku mencandu dan tak dapat menggantikan itu ...

meski hanya mampu ku meraba matamu dalam mimpi ..
tapi lukisan matamu menjadi bunga di malam itu ...


Cheers,


_Ch_

Kamis, 10 Juni 2010

* Sempurna itukah matanya *

Perjalanan panjang, berliku dan curam telah ku jejaki ...
lepas landas hatiku hanya untukmu ...menerbangkan setiap sayapku ke udara
dan menggapai sebuah pelita yang menyinari hatiku yang telah lama gelap ...

kini perjalanan ini begitu senyap ... tanpa ada suaramu ...
perjalanan ini begitu jengah tanpa canda yang membentuk lekukan indah matamu ...
perjalanan ini begitu beku, tanpa lukisan kisah kamu dan aku ....

kuharap akan tetap begitu, menggores kebahagiaan tanpa melihat luka ...
sinarmu akan tetap sama ... kupandang binar di matamu... ternyata masih sama ...
dan mungkin tak akan pernah berubah sendu ...

aku merindu, mencandu mata indahmu ...
bisakah ku anggap matamu sesempurna itu ??
kau duduk merunduk dan ku pandangi sinarmu selalu menyala-nyala dan tak akan pernah redup...

terangi rasaku dengan sinar itu, jangan padamkan atau hentikan ...
aku bisa mati, padam ataupun meledak ... biarkan sinar itu tetap mewarna ....

Jangan bertanya mengapa, karena aku sulit merangkai indahnya matamu...
Jangan bertanya ada apa, karena akupun sulit menjelaskan sinarmu yang selalu menyilaukan hidupku ...

tak kuingat kapan lagi, kau berikan mata itu untuk jalan nafasku ...
kini dan selamanya sempurna itukah mata indahmu ???
bertanyalah pada Ilahi, dia yang b'rikan kesempurnaan ini ...

terima kasih ...
matamu .... telah menghidupkan kembali api yang sempat padam ...
terima kasih ...
sinarmu ... menyalakan rasa yang sempat redup untuk sekian kali ...

Sempurna itukah matanya ????


_Ch_

Rabu, 09 Juni 2010

Selalu ^---^

Ketika mau kamu tidak menjadi mau ku ...
kamu SELALU saja ...
Ketika apa yang menjadi inginku, bukan lagi inginmu ..
Kita SELALU akan ...

Selalu menebar kemarahan, kekuatan, siapa dari kita yang akan mengalah dan siapa yang dari kita yang harus menang ... memacu emosi, melupakan saratnya janji saat terucap dibibir ...
"Yah, aku sayang kamu ," itu ucapmu dulu sayang ...
Tapi mengapa SELALU saja amarah itu, menenggelamkan segala rasa itu, rasa saat kau mengikrar janji, bahwa cuma ada aku untukmu ...
Itu telah berlalu, selalu begitu ....

kita sama-sama memasang perisai, memegang pedang hendak menghunus..
saling menikam, mencaci dan mengutuk ...
emosi mempermainkan kedua hati kita, buruk sangka menjadi senjata dan penyelamat diri ..
Hahh ... tapi semua akan selalu, begitu ...

Aku ingin ini dan kamu ingin itu ... jalan kita tak lagi searah...
pikiran kita tak lagi sepaham ...
kesamaan kamu dan aku dulu, yang menjadi topeng kini tak berlaku lagi ...
sudah expired di makan waktu .. hanya bersisa kebosanan ... rasa jemu dan ingin berlalu ...
bukan mau ku, bukan mau kamu juga,. kamu berbelok dan aku tetap tidak memutar arahku berlari ...
selalu saja ...

dulu aku mengenal harummu, setiap lekuk senyum mu yang merupa, terlukis ...
aku sangat mengenal setiap ucap mu, merayuku, memanjakan diriku ...
tapi tak ada lagi kini ... kamu menjadi serupa dengan mereka yang juga pernah melukis kisahku ..

kamu yang menggoresnya lebih dahulu, dari mereka, namun mengapa kau tak selesaikan lukisan karya tanganmu ... mengapa kau biarkan tanpa ada lagi goresan kisahmu, kisah ku dan kisah kita ...
mengapa kamu hentikan pahatan yang menjadi dalamnya rasa mu untukku dulu ...

kamu biarkan pahatan ini tanpa nyawa, kamu biarkan lukisan ini tanpa warna ... kamu biarkan begitu ...selalu ...
membisu, beku, mengering dan akan menjadi debu ....

selalu .... selalu begitu .....

sekarang bukan SELALU untuk membahas itu ....
aku lelah mencarimu .,. aku jemu menunggu riakmu ...
tak kupahami apa maumu, tak ku tahu bagaimana hatimu ...
pertama hingga alam akan menjemput riangku kembali ...

Namun ...
kini aku tak bernyawa, tanpa ada hembusan nafas, yang selalu menggetarkan seluruh imajinasiku ...
kumainkan imajinasiku tanpa ide-ide karya mu lagi ,
tak ada lagi lukisan dan pahatan yang kau hadiahi hanya untukku seorang ..

tapi semua telah terlupa ... selalu dan akan selalu tetap begini ...

Maaf, untuk rasa yang selalu ini ...


Cheers,


_Ch_

For : seseorang yang SELALU dan SELALU :)

Minggu, 06 Juni 2010

Mengakhiri Sendiri

Aku yang menghancurkan sendiri mimpiku ...
Aku yang membenamkan rasa ku ...
aku yang membuang tentangmu di kedalaman hatiku ..
bukan kamu.. kamu tak salah ...
tapi bukan itu mauku ...
.... karena, cerita kita takkan mungkin ada :(

Betapa haru biru hatiku mendengar kabar ini,
namun mengapa betapa sulit untuk menerima ini ...
seperti petir di pagi hari...
mendung telah bergelayutan sejak tadi di kepalaku...
belum tuntas pedihku... belum kering hujanku...
namun bulir suci ini akan segera menyapu namamu...
menghanyutkan semua tentang kamu ........

aksara yang terangkai di setiap lembar putih...
akan segera menghitam ... bergulat dengan panas dan lama kelamaan menjadi debu ...

bukan di sini, bukan waktunya juga, bukan kamu juga ...
akan ada masanya untuk aku dan kamu bertemu kembali ...

sinar di matamu telah melekat jelas di ingatanku,.
mata itu yang pertama yang menarik perhatian, mengusik malamku...
membius setiap bagian tubuhku, hingga menjadi beku,
lama kelamaan racun yang harus segera diobati....

kamu melumpuhkan segala sistem kerja sel ku ... setiap kali kamu menatapku lekat ...
tatapan itu menyentuh hatiku yang paling keras ...

sekian kali, candamu telah menjadi momen tak terlupa ....
dan ini hanya mungkin menjadi cerita ...
bukan bagianku ataupun bagian kamu ...

aku memilih memutar arah... dan kamu tetap lurus dengan arah sebelumnya ...
ini bukan pilihanku ... dan bukan mau siapa-siapa ..
cerita kita tak akan ada ... dan memang semestinya ...

meski ego ingin mengajak ku kembali menemui mata itu ...
menikmati setiap episode yang telah terlewat..
tak apa hanya seperdetik ... aku hanya ingin memotret kembali kenangan itu ...
mata itu ... mata yang telah menggetarkan setiap nafasku untuk berhembus,

tak apa bila tak sekarang, kamu juga sudah berada di kerajaan yang dipenuhi dengan cinta...
dan aku hanya bisa berucap, jadikan mata itu seindah dulu saat tawa itu merekah di setiap waktu...

kamu telah menjadi gincu yang mewarnai hariku ..
kamu telah menjadi lagu di tengah sepiku ...
kamu episode yang telah habis masanya ...
sejak saat itu, sejak malam tragis itu, sejak perbincangan kita tempo hari..
suaramu tak sengaja terekam di setiap sel ku..
dan kamu telah lama usai ...


Tapi itu anganku ...
Argghhh sudahlah, akhiri perbincangan ini ...
dan aku MENGAKHIRI SENDIRI, karena kamu telah lama pergi ...
.....

Cheers,


_Ch_


Dedicated for : Dia... yang punya mata seindah itu ...Thanks untuk mata indahmu ....

Minggu, 30 Mei 2010

* Menyoal masalah Status *



Aku perempuan tegar, meski banyak masalah tetep bisa tersenyum !!!


.....

Berakar, merambat entah hingga kapan terus tumbuh dan mengaliri darahku...
entah sampai kapan menjadi cerita yang membatasiku dengan dunia yang kini kupijak ..
kalo kamu mau tahu, aku juga ingin berlari,...
kalo kamu ingin mengerti, aku juga ingin menghapus ...

hah... aku juga bingung harus menjawab atau menkonfirmasi apalagi ...
memang tak heran, mereka berpendapat, apalagi Negara kita yang demokratis..
sooo ... bebas ajah, sah sah ajah mengeluarkan pendapat !!

tapi lama-lama aku pusing juga, meladeni berbagai pertanyaan.. (bukan mau sok selebritis).
mereka menghujani ku dengan pertanyaan yang aku sendiri juga tak mampu memayungi diriku sendiri...
cukup ... cukup ...

kejadian berawal lagi dari status di FB...
sudah pernah sebelumnya saya dihujani kritikan mengenai status di FB.
meskipun begitu tak lantas ku ubah,...

seorang sahabat sekaligus saudara menegorku suatu siang melalui saluran langsung jarak dekat :
"APa sih, status mellow lo itu, ga bisa dirubah yah !!" begitu katanya. belum lagi katanya (masih menurut penuturannya) salah seorang temannya berkomentar mengenai statusku di Fb. "Mang, hidup saudaramu menderita banget yah, masalah hatinya berat banget yah !!!. begitu katanya.

hellowwwwww ... it's me... aku juga ga tahu. bukan aku yang minta dilahirkan dengan sifat seperti ini.
aku ini perempuan tegar loh !!!. bukan melankolis seperti pikiran kalian.
tapi memang inilah aku, aku ini si pemikir yang selalu membawa ke dalam perasaan. apapun itu.
aku ini cengeng. aku ini pemalu. tak banyak yang bisa kulakukan untuk menunjukkan apa inginku..

belum lagi, salah satu pasukan pemimpi di Kampusku juga mengatakan bahwa : aku ini memang aneh, semuanya di pikirin, di bawa perasaan... eh tahu-tahu nangis udah jadi sebuah tulisan atau status. makanya dia bilang aku ini ga bisa besar-besar. huhuhu. (tega banget).

sebegitu penting kah status di Fb... se ekstrim ituhkan mereka mengomentarinya ...
lalu, bagaimana dengan status orang lain yang lebih mellow ketimbang aku !! (itu pertanyaannya)

hhhuffhhh... sudahlah. jangan mempersoalkan masalah status Fb itu lagi.
'ga akan ada juntrungannya membahas masalah ini..
biarkan begitu adanya, biarkan terlihat seperti apa adanya, bukan ada apanya ...
selagi kita mampu berkarya, atau menulis entah lewat FB...kenapa tidak (itu pikiranku)

Just it ...

Cheers,


_Ch_

for : seseorang atau siapapun yang selalu berkomentar mengenai statusku ...
seperti yang tempo hari kita bicarakan, inilah aku, hanya mampu menuangkannya seperti ini.
yang pasti sastra punya banyak cara untuk berkarya.. dan ini aku yang terlahir dengan banyak kekurangan ...

Kamis, 27 Mei 2010

* Kejutan Kecil Pasukan Pemimpi *

(ini kejadian gila dan gila..)

Apa yang ada dipikiranmu kawan...
semua, segala macam di kepala ini beradu,
berlomba lompat dari dalam sini !!

tak tahu kah kamu kawan, entah apa yang harus kuperbuat..
Kejutan hari ini, tak ada dipikiranku sekalipun ...

sepenggal prolog yang akan jadi cerita untuk masa depan dan mungkin tak akan mampu untuk terulang....

sepulang meniti ilmu di kampus Tercinta, aku dan empat pasukan lainnya berencana meretas mimpi bersama, di suatu tempat tongkrongan..menggila bersama....melewati waktu bersama ..
setelah beradu argumen, antara jadi atau tidak, aku pun berniat melangkahkan kaki pulang ...
dan mereka menuju bawah untuk mengambil kendaraan..
kaki pun kuperintahkan menuju pintu gerbang bersama seorang pasukan yang berniat langsung pulang karena, sedang tidak fit..

akhirnya kuputuskan untuk menghubungi salah satu dari mereka untuk mengabari bahwa aku hendak pulang dan istirahat secepatnya di rumah ...
ternyata ponsel itu tak lantas di angkat, hingga 5 panggilan tidak diangkat juga.
Dalam pikiranku ..apa ini, mengapa tak diangkat..
coba telepon lagi, ujar pasukan yang sejak tadi bersamaku...
mmm... ga bisa... ya sudahlah mereka berencana pulang kali ...pikiranku hanya mampu mengisyaratkan itu...
tak lama kemudian, ponselku bergetar " Jangan pulang, lo jadi ikut kita. udah dapat barengan !!" begitu pesan singkat dari salah satu pasukan kecilku...
" Siapa" begitu pesan balasan dariku ...
" Anak poncer, udah tunggu di sana .."itu balasan selanjutnya...
Hah... ngapain bareng anak poncer, ngapain juga mesti aku yang bareng mereka, kenapa ga salah satu pasukan itu...dia kan lebih akrab ketimbang aku ...Wallahhh... apa ini... segala pikiran aneh beradu ...
segera ku balas ... "si A ajah yang bareng anak poncer, w bareng si B"
tak ada balasan... akhirnya kuputuskan untuk menunggu mereka beberapa menit...

YA Tuhannn ........
cerita gila ini di mulai dari sini ...Mereka benar-benar konyol,... gila dan entah berapa kata lagi yang pantas kulontarkan untuk mereka...
setelah keluar dari gerbang... salah satu dari mereka meneriakkan namaku,. aku pun menoleh dan menghampiri mereka...

cepat naik... kata si C..
entah siapa lagi yang mereka rampok untuk mengantarkan kepergian kami...
Gila, kali yah empat pasukan ini meminta tolong kepada seorang yang hendak pulang buru-buru.
Gila rencana gila... sungguh dia luar pikiranku, mereka mampu membuat ini semua.
dengan nada kesal, jengkel, marah dan kecewa dengan tingkah mereka.
mereka senang, Aku yang merasa tidak enak dengan orang yang mengantarkanku..
sebenarnya naik bis atau angkot juga bisa, ya seperti biasanya. mengapa mesti mereka paksakan orang ini untuk mengantar...haduhhh Tuhan... apa yang bisa kuperbuat selain pasrah...
I am shocked
... mereka membohongi ku...huhuhu

sepanjang perjalanan, aku mengutuki kelakuan mereka...dasarr anak edan... liat ajah tar w balas...(maaf yah kawan)...mereka hanya tersenyum dan bahagia melihat apa yang sedang diputar selama perjalanan ... mereka pun sesekali menggoda, ini yang selalu mereka tunggu.dasaarrr... Gila !!!

tak banyak yang terlontar dari mulutku, tak seperti biasanya aku yang cerewet ...
aku semakin tidak enak.. hadohh, empat pasukan ini malah bahagia dan tertawa lebar...Parrahhh ...

setelah sampai ke tempat tujuan, kubiarkan si pengantar yang sudah rela di culik empat pasukan kecilku untuk mengantarku langsung pergi...setelah berterima kasih aku lantas pergi tanpa menoleh ke belakang lagi... aku sudah dibuat malu empat pasukan itu...
aku berjalan sempoyongan tanpa semangat lagi...

sambil menunggu mereka di pintu masuk.. aku pun menangis..
entah apa yang kurasakan, entah apa yang ada dipikiranku saat itu..aku hanya mampu menangis dan menangis...hingga mereka datang kuseka bulir yang udah membanjiri pipiku..."biar mereka tak melihat" pikirku...

Mereka pun memanggil namaku ... Aku lantas mengeluarkan kekesalanku ...(maaf yah kawan)
cerita ini pun terus berlanjut, hingga tak mampu kubendung airmata dan perasaanku ...
Aghhh... entah harus nangis bahagia, senang, kedukaan atau rasa kecewa atas tindakan mereka.

tapi aku mengerti apa yang hendak mereka lakukan...
kejutan kecil dari pasukan kecil ku yang selalu punya mimpi ini...
mereka sangat menyayangiku dan aku tahu dengan pasti..hingga mereka mampu melakukan ini..
setelah mereka meminta maaf, hatiku yang sempat keras akhirnya luluh dengan ketulusan mereka semua...aku pun hanya menunduk pasrah ...

Tuhanku... terima kasih atas pasukan pemimpi ini dan aku akan melihat mereka dari niat mereka...
bukan lagi tingkah gila yang membuatku malu ...

dedicated for : pasukan pemimpi ... ini gila kawan, lainkali jangan diulangi yah ... kasihan dia ...saya masih tidak enak sampai sekarang ....aku juga sayang sama kalian semua !!!


Cheers,


_Ch_

270510 punya cerita ...

Rabu, 26 Mei 2010

Sekret, Rapat dan hujan itu ....

belum terlalu sore waktu itu...
belum terlampau mendung juga ...
tapi mengapa debar laju nadiku seakan menyetir setiap gumpalan darahku untuk merangkak naik...
lama emosi yang tertahan, membungkam semua penjelasan...
saat semua diam...hanya desir daun-daun kering tertiup angin yang terdengar...
secangkir kopi hangat menunggu pasrah untuk kutenggak...
tak ku indahkan laporan utama pada kotak canggih dihadapanku..
hanya terdiam...lama sangat lama
hingga...

Ponselku bergetar ...
Jarkom : Rapat ...
Arghhh.... kecamku dalam hati " perlukah rapat sedini mungkin"
aku masih ingin di sini... jangan ganggu aku..
sekon, detik, menit, jam terlewat tanpa ada aksara yang harus kutulis di sini...

............
..............
................

secangkir kopi yang hampir dingin pun kusambar dan kuraih segala peralatan di hadapanku yang berserakan.. diktat kuliah, buku bacaan yang tidak penting, setumpuk kertas yang ingin kumusnahkan...

hingga akhirnya kuputuskan untuk memerintahkan sensor kakiku...
melangkah ke arah gang sempit, sarat kenangan dan mungkin aku tak mampu untuk mengulangnya...

secepat mungkin kulangkahkan sepasang kaki ini menuju sekret. "sebelum hujan turun aku harus tiba disana"pikirku...
sesampainya di sana semua tatapan keriangan, kegembiraan menyambutku antusias...
penerimaan tanpa kompromi... topangan tangan pamrih...binar kelembutan tanpa topeng ...

iyah... di sini, sangat tepat kupilih tempat ini untuk membuang segala kekesalan ku hari ini..sudah cukup aku membisu dengan secangkir kopi...
dan melupakan semua rasa yang tertanam di dalam sini...

di sekret ini, aku menemukan tawa yang tak bisa kutemukan di manapun...
lemparan lelucon konyol, obrolan yang saling membangun dan hampir memuntahkan segala penat ...
berebutan pisang goreng,... update status, curhat colongan, kasak kusuk karena perut keroncongan..
ya...semua adegan perepisodenya diputar di sini..
Sekret...

setelah lama bermain-main ...
hujan pun turun ....
kami hendak bergeser...ternyata atap yang sudah tak kuasa menahan rintihan air hujan pun membasahi kaki kami...
tak mengapa, kami tetap bersyukur masih punya tempat berteduh sekalipun harus mengacaukan pijakan kami...
kami tak mengeluh, kami tak menangis bahkan tak marah atau mengumpat...
kami semakin tertawa...bahagia...saat ini mungkin takkan bisa terulang kembali..
dan ini kunikmati setiap adegannya...

yang sangat menggelikan... semakin kami bergeser, semakin hujan itu mendekati kami...
semua saling membantu menggeser apa yang tergeletak di lantai yang sudah basah...

sampai si empunya mempersilahkan kami ke bagian yang lebih dalam dengan seperangkat alas duduk yang lembut dan empuk... Terima kasih Tuhan ...
kami mulai dengan doa-doa pembuka..
memulai kekhusukan rencana november nanti...
tak muluk mesti kaku, tak mesti semua harus tegang..
namun diselingi dengan canda dan tawa ...
ini yang setiap kali kurindu...
dan mungkin akan kurindu ketika kutinggalkan Kampus ini...
setiap adegan perepisodenya pun ada di sini ...

Rapat ...

Air dari langit tetap membanjiri selokan....
membasahi jalanan, menghapuskan setiap tapak kedukaanku...
sementara hujan turun di luar sana..
kami semakin akrab, intim serasa tak ada yang mampu menggantikannya..
kaki hampir mengkerut, tapi kami saling menghangatkan...
.......
hujan ini membuat kami semakin dekat, hujan itu memuat kami saling mengenal,
hujan itu anugerah yang tak ternilai...karena di sini setiap adegan perepidosenya diputar...

ku rasa aku akan menyesal bila tak melangkahkan kaki ku tadi sore di sekret ini,.
mungkin kupikir aku akan melewati keakraban bila tak datang rapat sore tadi...
dan mungkin aku tak bisa menikmati rintihan hujan bila tak datang ...

Sekret, Rapat dan Hujan itu...
akan menjadi episode yang mungkin tak akan berputar kembali ...


Cheers,

_Ch_
for moment : 260510...

ini lautku, di sini kutambatkan mimpiku ...

Indahnya,.. pagi-pagi berjalan di tepi laut ...
desiran ombak yang menenangkan ...
dan saat seperti ini tak akan mampu pecahkan kerasnya karang
sekalipun ombak mampu lumpuhkan para nelayan ...
tapi tidak dengan mimpiku...

kesejukan tiada tara, berpijak di atas pasir laut yang membasahi sela jemariku yang hampir kaku,.
sesekali kuhempaskan duri-duri agar tak melukai...
lurus memandang dari kejauhan,.
sepasang pemangsa penghuni laut,.
mendaratkan taringnya, tanpa menenggelamkan rupanya,.
betapa ku menikmati setiap epiode yang berputar...


sendirian... sesekali kurebahkan pundakku pada angin,
agar angin dapat mendengar setiap keluh kesahku...
kubisikkan apa inginku, tanpa paksa...
sekali lagi angin meniupkan kesegaran yang membangkitkan semangatku...

tak perduli berapa lama... terpaku dan membatu di sini..
aku ingin menikmatinya sekali lagi....jangan usik nafasku,
karena aku takkan menoleh atau menghampiri...

meski deru pengganggu acapkali, membuyarkan lamunanku...
aku takkan beranjak sedikitpun dari ini..
apalagi bergeser...maaf tak ada tempat untukmu...

tak akan ada yang mampu...
hanya Kuasa yang mampu pecahkan teka-teki ini..
jangan paksa aku menghitung pengkalkulasian waktu yang terbuang..
itu akan menyakitkan ...
biarkan persekon ataupun permenitnya berlalu...

angin, ombak, laut dan langit ...
semua terlukis begitu sempurna ...

dan...

ini lautku, di sini kutambatkan mimpiku ...


Cheers,


_Ch_

Selasa, 25 Mei 2010

bongkahan ..........

bongkahan batu besar melempar kepalaku...
sepertinya aku mengenal tatapan itu,
sepertinya aku hafal dari setiap geraknya...
aku mengenal mata itu sekali lagi,......
binar yang tak pernah redup ... dan sekali lagi aku melihatnya ...


bongkahan ini ingin segera kupecahkan dan ku serakan entah di mana kusuka ...
melempar sejauh mungkin dan mengubur sebagian hingga tak tersisa ...
biar tak melayang ke arah ku ... biar tak mengenai kepalaku ...

jangan ,. ku mohon jangan lemparkan kembali bongkahan itu...
bongkahan yang pernah menghentikan deru nafasku ...
sedangkan aku ingin memecahkan bongkahan ini, lalu mengapa kamu melemparkannya untukku ??

bongkahan yang melukai pijakan kakiku ,.
mendarah daging ,. hingga membusuk dan bernanah ...
tak sekalipun ku punya penawarnya ...
sudah ku coba berulang kali...mengelak dari bongkahan ini,.
tapi mengapa kamu tetap melempar ke arah yang sama ...
seakan kamu ingin mengulang waktu yang sempat menghilang ...

meski bongkahan ini tak serupa ... bongkahan yang kini berada di hadapku,.
sebesar gunung es, beku, diam dan membatu... tak dapat kupecahkan ...
membuat tanganku mengkristal dan membungkam mulutku ...
aku hanya dapat terapung dan melayang, melihat nyata ada yang mampu memijak puncakmu ...
mengukir setiap bongkahan mu menjadi suatu keindahan ....

tapi sungguh aku takkan mampu ....
bongkahan mu sungguh dingin dan aku hanya mengigil, tanpa ada yang menhangatkan jari-jariku yang mengkerut ..
aku hanya berani melihat mu dari jauh, tanpa bisa memecahkannya
dan akan segera mengayuh dayung ke arah ke tepian agar tak mati kedinginan .....


Cheers,


_Ch_

Dedicated for : bongkahan kenangan 6 tahun lalu ... ku mohon jangan kembali ...
tetaplah bernafas dan jalani semua mimpimu... jangan sekalipun melempar kembali bongkahan ini ...

Rabu, 19 Mei 2010

Musim, Panen dan rasa ini


karya sederhana, dengan makna yang hanya dimiliki siempunya, tanpa tahu maksud.
tapi inilah karya aku dan dia, kami bersama meretasnya bersama melalui dunia maya ini
berkompetisi, melumerkan segala penat dan jenuh yang menggondol ...)

aku :
Cara ku mencintaimu...
bukan menciumi baumu setiap hari
namun membiarkan mu, menebar wangi di mana kau suka
aku hanya ingin melihat mu tumbuh
dengan akar yang tak membusuk, ranting yang kokoh, serta buah yang manis...

kamu :
aku ingin menjadi wanita yang menantimu hingga musim silih berganti.
aku hanya ingin menikmati wangimu, tanpa harus memetik buahmu ...
melihatmu berlari adalah bagian dari kamus bahagia yang ada,,,
aku ingin mendengar kamu bernyanyi maka aku tidak membungkammu, tidak akan menutup mulutmu.

aku :
sistem ku hampir musnah, saat wangimu melekat utuh di setiap indera penciumanku.
kamu virus yang membabi buta menikam riangku,

kamu :
kamu si pencuri yang melandaskan semua harta yang kupunya
entah aku masih punya bagian apa atas apa yang ku kira masih miliku

aku :
aku mengenal wangimu, elokmu, paras mu, setiap lekuk dahan,
batang dan daun mu yang hijau ...

kamu :
tapi aku tidak menyesal jika harus hilang rimbunku,,,

aku :
karena... kesejukan tiada tara dengan bertopi daun-daunmu yg segar

kamu :
maaf jika aku terus menari di dahanmu
untuk meniti keindahan yang hanya punya kuasa atas satuan detik

aku :
bersandar di bahu batangmu yang kekar
menikmati lembutnya rumput yang mengalasi tubuhku

kamu :
tolong jangan bergeser dari situ
karena aku tak tahu harus mendarat dimana lagi,,,

aku :
seakan kamu dan dan rumput tau apa mauku...

kamu :
dibawah situ sangat gelap sedangkan di kiri kanan tempat aku bersenda gurau dengan angin adalah jurang,,, entah kedalamannya berapa
tolong biarkan aku menghirup udara di sini,,, karena ditempat lain hanya asap knalpot yang terlihat

aku :
dan aku tahu kamu akan tetap tegak berdiri, dan tak mengindahkan para pemotong yang mengusik rasa ku rasa mu..meski sesekali kicauan pipit mengganggu bisikan hati kita

kamu :
dan angin mengusik lembut ketiakmu,,,
mari tertawa bersama meski alasannya kontras

aku :
sudah tampak apa mauku..
sudah jelas apa inginmu.
tapi mengapa kau tak memberiku sedikit saja.
mengijinkanku untuk mencicipi manis buahmu


kamu :
masihkah para lozer berbisik kasak kusuk di sebelah kirimu,,,
sementara sebelah kananmu sepi pengunjung?

aku :
mengapa kau hanya membiarkanku
melihatmu dari bawah ketiak dahanmu
menikmati baumu, tanpa mencicipi manisnya...

kamu :
biarkan begini,,, jangan bergeser aku takut jatuh

aku :
biarkan apa adanya
biarkan musim buahku, cuma kamu yang tahu

kamu :
sandarkan rasa apapun membuat gagal panen,,,
biarkan pengunjung hanya menikmati pementasan ini tanpa tahu pergulatan aku dan kamu

aku :
dan kini, hampir habis masa panenku
dan kamu boleh kembali kapan kamu mau, ketika panenku kembali menjemput

kamu :
sudah cukup ...
kini giliranmu yang mengasah golok,,,

aku :
karena, aku sendiri yang akan menebang batangmu
mencabuti tubuhmu hingga ke akar-akarnya.
mengulitimu tanpa sisa...
jika kamu mau, kembali dan bawalah
sejuta bibit yang akan kamu tanam

kamu :
simpan dan jangan biarkan tumpul,,,
hanya itu yang kita punya sebagai sejarah
tebarkan tapi sekali lagi,,, jangan bergeser

aku :
baiklah, aku akan menyiramu...
tapi biarkan aku mencoba meniti musim bersamamu...

aku dan kamu : baiklah, tunggu musim itu kembali lagi ...

Cheers,


_Ch_

(for pau, thanks untuk share by chatnya... always remember for this one...
I love everything what I feel it now... and you as witness)

Good Job for Us....

Jumat, 14 Mei 2010

Jalanmu bukan jalanku

Tak bisakah kau lihat diriku
Tak cukupkah bahasa tubuhku
Katakan padamu
Bahwa ku tlah bosan

Tak bisakah kau baca hatiku
Tak bisakah kau baca hatiku
Bahwa diriku tak menginginkanmu lagi
Diriku kini tak menginginkanmu lagi

Katakan padamu
Bahwa ku tak tahan

Reff:
Kini ku tak mampu lagi
‘tuk ikuti caramu
Hanya membuatku sakit hati
Kini ku tak mau lagi
Jalanmu bukan jalanku
Dan kau tlah memilih

Kau tlah memilih

Tak mudah bagiku untuk
Meninggalkan dirimu
Tapi ku tak tahan lagi
Denganmu oh denganmu

Kembali ke Reff:

Kini ku tak mampu lagi
Hanya membuatku sakit hati
Kini ku tak mau lagi
Dan kau tlah memilih

Senin, 10 Mei 2010

Ego dan Wanita Pecundang

Ketika hilang imajinasiku, ketika semua terhenti pada waktu yang cukup lama.
mengikis semua kepenatan menunggu. semua pergi begitu saja,
berlalu, datang, kembali dan pergi lagi, tanpa ku sadari kamu telah menjadi racun.

berikan aku, hentikan aku, genggam aku... ku mohon..
jangan kau biarkan aku melayang tanpa arah yang dituju..
kita telah melewati puluhan triliun detik, bahkan hampir semua setiap persekonnya adalah kamu.

semua cerita adalah tentang kita, tentang kamu, tentang mimpi kita..
namun semua itu terhimpit ketidakrasionalan..antara ego ku, cemasku dan rasa takut mu...

aku tak ingin menjadi bara tanpa api dan kamu tak mungkin menjadi bayangan tanpa wujud..
aku ingin menghilangkan jejakku, tanpa kau berani membuntuti ekorku...
namun kamu punya jurusnya, mematahkan langkahku yang hampir sampai..
aku tak berdaya dan kamu menjadi racun sekaligus penawar...

sulit terkatakan, sulit untuk memulai apalagi mengakhiri..
entah mengapa aku menjadi si dungu yang penakut,.
kanan kiri ku berujar " Ayolah, anda pasti bisa ".

HAH...bisa apanya. mungkin aku hanya bisa jadi wanita pecundang kelas kakap nomor satu.
membiarkan semua cerita berlalu begitu saja dan sibuk mendengarkan curahan orang..

hingga si ego mengecam ku dengan keras "Hey, wanita kapan kau mendengar dirimu sendiri, sementara kau sibuk dengan barisan cerita mereka".

ku jawab demikian " Hey...ego sejak kapan kau menjadi realistis, bukankah kau selalu saja merecoki pikiranku dengan keinginan-keinginanmu".

sentak si ego marah dan berkata " Baiklah wanita, akan ku buat kau menginginkannya sampai kau bertekuk dan tak dapat menjerit.."

Ayo tantang saya. ayo lakukan kalo kau bisa.
Tapi, semua terhenti dan hampir padam...
Mampus saya...matilah saya karena tantangan si ego....

..................Lalu ...................

Hati kecilku mencibir " Saya hampir kalah, jangan sampai ego melucuti kelemahanku"

"Rasakan semuanya wanita, kamu yang meminta ini kan, kamu telah membangunkan level tertinggi ku dan kamu akan menguras semua airmatamu, hingga kamu tak sanggup menjerit bahkan berlari", sambil menunjukkan taring dan mahkota bak Raja, memegang pedang dan siap-siap menikamku.

"Ampuni saya ego..." isakku

"Baiklah, tapi kamu harus jujur, tetap harus jujur..."

Arghhhhhh... tidak bisa...

"Ya sudahlah, biarkan semuanya..." lantas si ego pun menghapus setiap aksara yang menempel di kepalanya.

"Baiklah lupakan perbincangan kita ini.." Wanita pecundang berlalu begitu saja sampai waktu yang tidak ditentukan...

Hey wanita, mungkin ketakutan kerap kali melanda kita, apapun bentuk ketakutan itu. tapi ingat ketakutan itu hanya memberikan masalah baru. derap kembali langkahmu yang sempat terhenti meski tertatih-tatih sekalipun, terus dan terus kobarkan semangat keberanian, tunjukan wanita bukan menjadi pecundang ...


Cheers,


_Ch_

Sabtu, 08 Mei 2010

Cukup 2 Hari

Cukup hari ini dan esok,
aku meretas mimpi bersamamu...

cukup sejengkal nafasku berhembus kencang,
tak akan kuminta lebih karena kau sedang gundah.

Hatimu galau,hatiku gamang,
hingga kini tak ada yang mampu memilin hati bersama.

Entah kapan saatnya,
esok, lusa, 5 tahun, 10 tahun atau 20 tahun
bahkan hingga akhir yang kekal..

Meski tak cukup, tapi 2 hari terasa puas,
menggantikan 23 tahun 5 bulan 9 hari menunggu,.

Ternyata jenuhnya hari mampu terganti oleh 2 hari yg berwarna..

Aku ataupun kau tak ada yang pahaminya.
Hatiku keras,hatimu kuat..
Siapapun tak sanggup, hanya khalik yang mampu pahami rasaku...

Semakin ku melangkah, semakin gamang ku memilih,.
meyakini apa engkau yang tepat.

Tunjukan kesepakatan ini, antara ego dan rasaku..

Terpuas rindu, meski cukup 2 hari..
Mengganti tangismu menjadi riang..
dan kini aku mampu tuk melangkah lagi,.
Karena riangmu telah kembali,.

Senyum sudah terlukis dieloknya wajahmu,.
Namun bukan untukku,tapi untuk yang lain..

Cukup hari ini dan esok,
cukup 2 hari aku bermain dengan rasa,.

Biarkan aku lega meninggalkanmu untuk mimpimu yang lain.,.


Cheers,


_ch_

Rabu, 05 Mei 2010

budak !!!

rasakan apa yang ingin kau rasa, nikmati apa yang seharusnya kau nikmati, aminkan yang menjadi harapmu..semua berjalan bukan tanpa proses, bergulir bukan tanpa roh, berputar bukan tanpa energi...
ada masamu, ada waktuku, bila tak hari ini, masih ada 24 jam yang tersedia bagimu, masih ada waktu dari sisa nafas yang dihembuskanNya bagimu...

bila pengkalkulasian menjadi kewajiban, coba hitung berapa lama waktu yang berlomba mengejar mu, berapa lama energi yang mengikis elokmu...
apakah keharusan memiliki senyum indah yang menjadi keagungan si pecinta atau bahkan menjadi sebuah keharusan mendekap tubuh kekar si pangeran,. apakah semua itu menjadi kewajiban tanpa pengecualian ???

semua berjalan harus tanpa arah, berproses dengan sistem yang dipatenkan, bukan mengalir begitu saja.
bila ternyata dengan senyum yang sarat makna menusuk sukma mu yang kering sekalipun, apakah harus menjadi seorang budak cinta,.
apabila mata indah, tubuh kekar, wangi yang mengharum, kasih yang meruah, namun akankan kita menjadi budak cinta...
TIDAK. itu jawabku.

coba perhatikan pertanyaan dari si empunya cinta, si budak cinta :


apa yang terpikir seseorang bila sedang patah hati ?
apa yang yang terbenam di benaknya ketika sedang menjomblo ?
apa yang dirasa ketika semua cinta beranjak, berarakan meninggalkan si budak cinta...

satu hal yang mungkin sama, saya, kamu, kalian akan terhenti dalam suatu masalah besar, sebuah lingkaran yang menghentikan sistem kehidupan mu, mematikan kobaran semangat mu...
itu karena cinta dan kita menjadi budak dari cinta !!!



Cheers,


_Ch_

Selasa, 04 Mei 2010

Kertas

putih, tanpa pekat yang mengotori putihnya.
halus tanpa gumpalan yang melukai sisinya.

meski berwarna dan menggumpal sekalipun , takkan ada setitik noda pun yang hinggap bila tak ada si jahil yang nakal...
begitulah seharusnya, begitulah semestinya.,. tercipta bukan karena inginnya, tapi keinginan yang lain...
hanya menjadi alat, cukup menjadi bagian yang bisu dari cerita hidup..
semua tertuang dalam kesempurnaan, ya ituh menurut si empunya.,. bukan menurut yang lain.
semua tergores rapi, tanpa lipatan tanpa ada ruang kosong untuk yang lain.
semua tempat hanya miliknya, semua sisi kepunyaannya,.
seolah-olah di atas hitam di atas putih itu menjadi saksi perjalanannya..
tak ada yang tahu kecuali si KERTAS.

bangga menjadi kertas, dia cukup menjadi pendengar yang baik, tanpa dituntut untuk memberikan feedback sang majikan. apalagi masalah soal cinta, si kertas menjadi tempat curahan si empunya cerita, kertas siap menampungnya..
lain hal dengan segumpal tinta merah, gambaran yang menyiratkan kepedihan, amarah, luka, ancaman, masa lalu...enggan mendengarnya tetap saja kertas menjadi gol akhir si empunya cerita...

Kertas "enak yah hidupmu ", kata sehelai bulu tinta yang selalu menggerayangi tubuh kertas. jawab kertas " enak apanya, aku cuma menjadi tong sampah majikanku" setiap hari hanya kegaduhan yang dituangkannya, tak ada lagi kata-kata manis, cinta atau apalah,. "

bulu tinta TERDIAM. " yah memang seharusnya hidupmu seperti apa adanya "
Suasana menghening. Mereka sama-sama terdiam untuk waktu yang panjang.......
hingga si empunya tulisan menuntaskan ceritanya....
huftttthhh...


Cheers,


_Ch_