Masih mampukah kamu berjalan beriringan bersama aku ?
Mampukah aku dan kamu bertahan dalam larutan ini …
Kamu adalah larutan secangkir teh hambar tanpa gula yang
setiap bertemu kamu pesan, kamu tak sekalipun jenuh berwarna sama dari hari ke hari, pekat
kecoklatan, tak berasa karena kamu tak pernah menetesinya dengan sebutir gula
pasir ataupun setetes madu… kamu hanya berusaha mencampurnya dengan sebongkah
es batu, agar tetap nikmat dan sejuk …
Sementara aku larutan kental berwarna-warni, yang kerap
berasa manis, pahit, asam dan kadang kecut yang bahkan tidak pernah kamu coba
untuk mencicipinya dikala haus.
Aku larutan yang kerap memberikan rasa pahit disetiap
seruput bibirmu, aku larutan yang kerap kamu tau dimana aku berada, dan menetap
tanpa gerak kemana pun.
Kamu larutan yang berada kesana kemari, kamu yang selalu
dicari orang untuk sekedar meredakan rasa haus mereka.
Ibarat inilah aku dan kamu, aku hafal kesukaanmu setiap
berjumpa, kamu jeli setiap tingkah usilku saat bertemu … Kita berdua tau tanpa
berani mencoba mengusik tradisi yang sudah ada selama 8 tahun bersama, atau mencoba
merubah rasanya …
Terima kasih telah menjadi es teh tawar yang menyejukan dikala haus,
Terima kasih telah menjadi rasa pahit, dikala bosan dengan
rasa manis,
Aku kombinasi rasa pahitmu dan rasa manismu …
Dalam larutan berbeda itulah kita bertemu, dan saling
bertanya ?
Any order at same times
? or Not order in any times ?
Aku, green tea ice
blended, dengan sedikit es dan krim diatasnya …
“ Pesan satu yah mba …” ujar kamu setiap kali kepada pelayan cafe.
Le’gra
Aku