Senin, 22 Agustus 2011

New Begin and many ways for that :)

PROLOG :
Hore .... Lulus. Setelah sidang skripsi akhirnya ketok palu, tiga kali pertanda aku lulus, dia lulus, kamu lulus dan KAMI LULUS. Yippi. I am so excited. So amazing, God. Melewati jalan panjang. Pergulatan batin, berharap agar cepat selesai. Ini sebenarnya cerita enam bulan yang lalu, namun baru saja akan kuposting di blog ini.
Sidang skripsi 14 Februari 2011

Before the Journey ... 
Saat kita liburan di Ciwidey Februari 2009

Aku ingat betul 3,5 tahun lalu, saat pertama kali menginjakan kaki di Kampus Tercinta ini. (*waktu itu menurutku sebutan yang agak norak untuk sebuah Institut Wartawan). Tak pernah terbayangkang bisa menghabiskan waktu di Kampus yang 10 menit dari Sweet Castle. Setelah melalui proses panjang kuliah di sini, aku bangga menjadi seorang Chaterine Sii kecil Kugy. (*nama yang kucuri dari novel best seller Dewi Lestari).

Selama kuliah di Kampus wartawan ini, tak terpikirkan olehku untuk menjadi seorang wartawan, waktu itu pun kuputuskan mengambil jurusan Jurnalistik karena kesukaanku yang gemar menulis dan banyak ingin tahu. (*seiring bertambah usia, aku menjadi kurang tertarik dengan dunia wartawan, karena begitu banyak masalah di negara ini. Intinya GA MAU TAU)

Awalnya aku bersahabat dengan 2 orang teman yang notabennya kami berbeda-beda. Tati Utami (*sering kusapa Tatha, karena aku tidak mau memanggilnya dengan Tati, karena mengingat nama guru SD ku.), gadis ini berasal dari Jawa Tengah dan beragama Muslim serta 3 tahun lebih muda dari aku. Kedua Theresia Felisiani (*kami sapa dia dengan panggilan akrab Echa). Gadis berambut kriwil ini asli Solo bercampur Flores dan beragama Katolik serta 3 tahun lebih muda dari aku.

Dengan dua sahabatku inilah, kami mendeklarasikan sebuah nama : LOLIPOP. Why ?? Karena kami dipertemukan dengan perbedaan. Selama kami kuliah, 3,5 tahun bukan waktu yang mulus kami lewati bersama. Terkadang ada akar-akar keributan satu diantara kami. Namun, itu tak pernah lebih dari sehari kami langsung membereskan masalah yang mengganjal.

Semenjak kuliah minggu pertama, kami bertiga punya angan-angan. Mimpi bersama. Tidak muluk-muluk. Lulus bareng 3,5 tahun, dengan predikat Cumlaude, duduk paling depan berjejer saat wisuda, nama kami disebut oleh rektor karena prestasi dan membanggakan kedua orang tua kami. And all this time, we had can through the time. 

After the Journey ...
We were dreams come true. 3,5 tahun : done !!, Cumlaude : done !!. duduk paling depan berjejer : done !!, nama disebut rektor : done !!, dan kami telah membanggakan kedua orang tua kami. Keluarga Kecilku di kampus : Redaksi Zone '07.

Kawan, finally kita lulus bareng juga yah. Itu teriakan pertama kami setelah selesai pengukuhan sarjana komunikasi (S.ikom), 20 Maret 2011.

Senyum terus merekah, tak ada habis-habisnya. Kini kami akan berjalan di arah kami masing-masing dan berpisah di ujung jalan. Namun, cerita tentang LOLIPOP tak akan usai, suatu saat akan ada rasa yang kita kecap bersama kawan.

Ingatlah semua, bolos bareng, sekelompok bareng, ujian bareng, ujan-ujanan bareng, makan siang ke Bogor bareng, nunggu di halte, boncengan bertiga, KKL bareng, liputan bareng, liburan bareng, arisan cuma bertiga doank (*ngocok seminggu sekali, kelarnya tiga minggu. hahaha) dan semuanya terasa sangat indah.

Aku punya sepenggal rasa untuk kita :

Terlahir dilain waktu, meretas ditempurung berbeda ....
Bertemu disatu masa, bertumbuh di bawah langit yang sama ...

Aku, kamu dan kita adalah rasa yang berbeda.
Tertawa saat kita bahagia, menangis saat kita merasa terluka ...

Cerita tentang rasa, terhenti di pertengahan Maret lalu,
Namun tunggu kawan, rasa itu akan terasa di lidah kelu kita.
Karena, beda rasa yang membuat kita menjadi Lolipop ...
dan karena kalian anugerah, dan kita kebanggaan ...

For : Dear Tatha, Echa Ayank, and My self (Chatz)
Congratulation kawan ....



Hana Masa Time ??

 

Sebenarnya video ini diambil saat aku dengan salah satu sahabatku Tatha di Redaksi Zone '07 (*kira-kira bulan Juli 2011), iseng-iseng pengen nyoba masakan Jepang. Pikirku daripada ke Jepang boo yah jauh, mending icip-icip di salah satu restaurant Jepang bergengsi di Jakarta. Yup, Hana Masaaaa ?? (*baca Hanamasa).

Kebiasaan untuk bertemu berdua setelah lulus wisuda membuat kami lupa akan status kami yaitu Jobless. (*jangan tertawa). Setiap hari Jumat kami berdua mendeklarasikan hari Jumat sebagai Arisan Jumat. (sebenarnya ga ada ngocok-ngocok arisan sih), ini sebagai ajang buat ngobrol dan sharing satu sama lain.

Nah, singkat cerita kaitan dengan video yang diunggah di atas. Cerita berawal beberapa minggu sebelumnya :
Tatha : "Chatz, makan di Hanamasa yuk !". Ucapnya suatu hari Jumat (*lupa tanggal berapa).
Chatz : "Serius lo Taa ?. Tanyaku balik padanya.
Tatha "Ïyah, tiba-tiba pengen makan makanan Jepang nih ", ucapnya riang.
Chatz : "Yaudah, mau kapan Ta ?, minggu depan atau kapan ? "
Tatha : "Tapi mahal ga Chatz ?, kira-kira 100 ribu bisa berdua ?"
Chatz : "Paling mahal abis 150 ribu berdua. w sih belum pernah tapi nyokap bokap udah pernah"

Nah, singkat perbincangan kita akhirnya setuju makan di Hanamasa Jumat depannya, tapi sebelumnya menemani Tatha mau beli sepatu bordiran di Pasar Festival Kuningan dari situ ke Hanamasa, namun akhirnya gagal ke sana (*faktor ngaret de el el) dan memutuskan untuk bertemu di Blok M Plaza. Setelah bertemu di Hokben BP, ternyata Tatha masih ngebet juga pengen ke Hanamasa. Setelah browsing tempat Hanamasa terdekat, akhirnya kita putuskan Hanamasa di Lamandau atau Jalan Wijaya (*lupa) belakang BP. 

Saat di depan pintu dengan percaya dirinya kita berdua masuk dan disapa dua pramusaji dengan berbahasa Jepang. (*lucu pake baju Kimono, my Favourite style). Memilih tempat duduk no smoking area dan tidak terlalu jauh ke dalam, karena saat itu bertepatan dengan makan siang jadi agak rame. Canggung iya, deg deg an iya, malu iyah, masalahnya kita cuma berdua dan ini FOR THE FIRST TIME, nampak di depan kita hamparan peralatan masak memasak. Tatha agak ngedumel (*becanda sih), "gw ke sini mau makan, bukan malah masak". Ya ampun Taaa, emang begini.

Awalnya kita masih bingung cara pmesan makanan di sini. Karena kita pikir setiap makanan yang diambil dibayar, dan YOU KNOW. Dengan bayar satu orang satu kali, kita YOU CAN ALL EAT. Giling kali yah, emangnya perut kita apa, kalau bawa cowok yang doyan makan sih gpp, nah ini porsi makan kita secuil nasi kucing. Ga worth it banget bayar Rp. 250 rb berdua cuma makan kayak di warteg. Alhasil semua bahan-bahan makanan diborong ke meja dan Tatha bertugas memasak, sementara aku yang berplesir ke meja hidangan untuk memilih bahan-bahannya, karena kalau aku yang masak apinya membesar kayak kompor kebakar (*dan gosong deh).

Sepanjang kita makan di sana, semua mata tertuju pada kita. Mungkin mereka berpikir ini orang norak dari mana sih, kok bisa makan di sini. Dapat voucher kali. Bagaimana tidak, nyalain kompmor ga bisa, matiin kompor ga bisa, masak soup malah dimasukin semua, masak daging apinya meleduk, makan ini itu semua tersisa, udah gitu mondar mandir ngambil bahan-bahan makanan. Heboh ngambil dan masaknya doank, habisinnya mah ga sanggup. 

Ini seperti mata kuliah Bahasa Inggris 3, CULTURE SHOCK boooo !!. So, paling ga setiap kesempatan  hidup itu akan ada yang namanya PERTAMA.  Life always through of for the first time. We were got it :)

Notes : Makan di Hanamasa maksimal dua jam, ga boleh lebih. Kalau ga bisa dihitung dua kali makan. Karena sistem di sana ada jam-jam makannya. Breakfast, Lunch, Dinner and with price Rp. 89 rb for adult and Rp. 78 rb for child. Include all, kecuali minum, beli lagi. Plus Ppn 10 persen. (*elus dada, bakar dompet) ... hahaha.

Enjoy it what your eaten. All you can eat. See Y'all.


Cheers,

Chaterine  

Bill of bill  : which I'm gonna burn my wallet. OMG :(
Tetep sempet gaya dulu donk.




Avril Lavigne_When Your Gone



I love this song. Mau tau kenapa ?? So, dengerin saja sendiri ....

Goodnite my nite :)

Aku tak dapat berdiri.
Kaki lumpuh seolah tak mau digerakan.
Ah, kenapa ini ? Mengapa ini ?

Ah, mata ini tak mau terpejam.
Langit semakin pekat, tapi retina mata ini masih siaga menangkap setiap cerminan mimpi.

Ah, mengapa telinga ini tak mau mendengar. Seakan tuli dengan desiran angin dan pekikan burung hantu atau longlongan anjing.

Ah, mengapa mulut ini tak mau terkatup. Sekuat tenaga tak mengalir, namun nyatanya semakin deras.

Apa ini ?? "What happen ??".

Shitt, ini sudah malam, besok akan segera beranjak pagi.
Maka utaskan nafasmu ke angkasa dan jangkau semuanya dalam pelita tiada sinar.


Jangan banyak bertanya. Lakukan.
Kalau begitu selamat malam, langit malam. Besok kita perbincangkan lagi !!



Cheers,


Chat'z