Pagi ini, aku bangun dengan hati yang tidak tenang. Hatiku marah, kesal, kecewa dan putus asa. Aku merasa hopeless dan Depresi (tepatnya bukan gila). Aku merasa Tuhan tidak adil di dalam hidupku. Biasanya setiap pagi, aku bangun dengan hati sukacita, dengan doa yang khusuk sampai menangis, tapi lagi-lagi pagi ini aku bangun dengan hati tidak damai.
Mungkin akibat dari sabtu kemarin, seorang yang mengingkari janjinya (lagi), padaku.
Aku merasa marah, kesal dan kecewa pada Tuhan. Mungkin karena hatiku yang Tuhan lihat tidak sepenuhnya berserah dan meminta serta ikhlas apapun hasilnya.
Aku merasa dipermainkan (berkali-kali seperti ini). Aku sempat menggerutu, iblis mencobai dengan menggodaku untuk tidak berdoa. Meninggalkan doa dan Tuhanku. Aku berpikir mencari cari bagaimana aku bisa melupakan rasa kecewa dan sakit hati ini. Aku pergi ke bar, cafe atau pergi dengan laki-laki brengsek sekalian. Tapi, lagi-lagi iblis harus mengaku kalah, Tuhan baik. Dia menggerakan hatiku untuk menghubungi salah seorang teman rohaniku di kampus.
Untung dia punya waktu dan berkenan menjelaskan secara rohani tentang bagaimana beriman kepada Tuhan, meminta dan berserah total. Memang tidak mudah melakukan perkataannya, tapi dalam perkataan temanku ini, ada pengharapan yang menyiram kembali hatiku yang kering. Ada obat luka, yang menyembuhkan sakit hatiku. Dan ada damai untuk hatiku yang kecewa.
Ya, Tuhan. Ampuni aku sempat meragukan janji-janjiMu. Aku manusia yang selalu membuatMu marah, kecewa dan patah hati. Tuhan, kuatkan hatiku untuk terus setia menunggu janjiMu digenapi sampai waktunya tiba, Tuhan berikan yang menjadi kebutuhanku, bukan keinginan dagingku. Terima kasih Tuhan, untuk pengampunan yang Engkau bri. Amin ...
Selamat hari minggu.
Salam Kristus,
Catherine