Minggu, 11 Juli 2010

+ ARION +

Dengan langkah malu-malu dan rambut masih acak-acakan dan wajah menunduk,aku dan kamu memasuki Gedung bersejarah bagi cerita perjalanan kita.
Masih ingat dikepalaku bagaimana cara kamu menungguku di depan toilet wanita setelah kita sampai di dalam.
Dan, saat itu aku dan kamu sekedar meretas persahabatan.

Sambil berjalan mengitari kokohnya pertokoan yang berdiri dengan berbagai macam barang dagangan, aku mulai sibuk mencari-cari apa yang sebenarnya bukan inginku.
Kita sama-sama berjalan, menaiki setiap anak tangga, meski kita tidak bergandengan tangan , tapi aku mampu pahami apa inginmu.
Kita hanya sengaja dipisahkan dinding curam yang berduri. Kamu ataupun aku tak kuasa mendaki dinding itu, untuk sekedar bertegur sapa, karena kamu dan aku takut sama-sama terluka oleh duri itu.

Di tempat itulah aku menanti harapan terbaik untuk rasaku dan rasamu. Meski aku tahu dengan pasti itu takkan berujung.

Di barisan tengah, kita duduk bersanding dengan para pengamat. Memugar cerita bersama sambil menyaksikan jalinan cerita audio visual di hadapan kita. Sekitar dua jam, itupun berlalu begitu saja.

Banyak cerita yang bergulir di dalam sana.
Tak hanya cerita roman itu yang menjadi sejarah, tapi perjalanan kita di tempat itu.
Saat itu juga kita sama-sama saling berbagi, memberi semangat dan membagikan cerita dari setiap kita. Sesekali tatapan kita bertabrakan dan aku memandang jernih matamu. Ini menjadi sejarah perjalanan mata indah itu.

Meski kita tidak saling bersentuhan, tapi aku mampu rasakan setiap sentuhan rasamu melalui tiupan angin dari mesin pendingin ruangan.
Kita lama sekali terdiam. Tak ada suara bergerumuh di sana. Hanya desakan nafas dan loncatan jantungku berlomba-lomba beratraksi.
Kudapan kentang goreng menjadi dingin dan beku, pasrah akan dicampakan di tong sampah. Ice cream vanila mencair membanjiri tepiannya. Tak satupun dari kita menyentuhnya.

Pada akhirnya, sebelum tepat pukul nol, kamu segera hentikan cerita ini dan waktu yang memaksa kita untuk mengakhiri perjalanan ini.

Di tempat itu, menjadi sejarah sekaligus pemicu amarah aku dan dia ketika tanpa sengaja kami berdua melintasi gerbang dan jalan protokol di depan Gedung berhiaskan lampu warna-warni.

Aku tak mampu benamkan rasa dan cerita itu hingga kini. Karena, kamu masih menjadi bayangan masa laluku yang hilang.

Di tempat itu awal bahagiaku dan akhir kesedihanku.

Arion ... punya cerita klasik dan akan menjadi sejarah panjang yang belum ada ujungnya ...


Cheers,


_Ch_

Dedicated for : Kamu, yang selalu menjadi tempat curahan perjalanan kita di tempat itu. Sungguh aku tak tahu keberadaan kamu, tapi aku mampu berharap dan menunggu cerita itu diputar kembali hingga puluhan tahun lagi. Karena, kamu aku mengenal arti seorang SAHABAT ....