Senin, 12 November 2012

Dua belas merindu ...

Kamu sudah jauh, apakah sengaja menjauh dariku. Aku rindu, dan ini rindu ke 12 dari waktu yang telah kita lepaskan bersama. Ini rindu ke dua belas yang menghancurkan mimpi-mimpiku, mimpi terbesar bersama kamu kelak.

Aku menantikan 12 kali kabar dari kamu, kucoba sms, telepon bahkan mengirimkan pesan rindu melalui akun sosialmu. Tak ada, ini sudah dua belas jam berlalu, dan aku belum mendapatkan kabar dari kamu.

Sepagi ini pun aku bangun di pukul dua belas malam, aku menunggu kamu menyapaku dengan dua belas kata yang dulu sering kamu kirimkan ,"Selamat-tidur-peri-kecilku-Mimpi-indah-malam-ini-jangan-lupa berdoa-Gbu-". Cukup dua belas kata itu yang kutunggu, dan tak bergerak sedikit pun posisi standby ponselku. Tak ada tanda-tanda pesan masuk. "Ya, Tuhan ... sampai kapan ?"

Kutarik selimut dan menggigit ujung bantalku menahan perih. Berniat mematikan ponsel, tapi kutakut kalau kamu telepon, dan kamu kecewa karena ponselku mati. Akhirnya kubungkamkan ponsel itu di bawah bantalku, dan kupenjamkan mata, tak sengaja sebulir airmata masih hangat keluar dari pelupuk mataku. "Arghh,"aku mendesau dibalik selimut.

Pukul dua belas siang ini pun, aku mencoba menahan rindu untuk tidak melirik ponselku. Kenyataannya aku kalah. Kuraih ponselku, dan kutaruh di dada, berharap benar ada pesan dari kamu. Setengah menahan nafas, kulihat ... Ahh lagi-lagi tak ada. "Sudah jam dua belas lewat dua belas siang dan ini tanggal dua belas, " kuletakan ponsel itu dan berlari menuju kamar, kuhempaskan tubuhku sekuat mungkin supaya segala sakit di dalam hati bisa terobati.

"Kenapa merindukan kamu begitu menyakitkan, kenapa menunggu kamu begitu tersiksa. Ataukah kamu tak pernah merasakan seperti aku sekarang ini ? "teriakku seunggukan. Ingus, air mata bercampur di atas seprai kesayanganku.

Sesungguhnya aku berharap kamu tak pernah tau sesakit apa menunggu kamu. Tapi sekarang aku berharap kamu tau  aku memiliki dua belas alasan untuk merindukan kamu. Cuma untuk kamu.

Dan sekarang aku punya dua belas alasan untuk membenci kamu, dua belas alasan untuk meninggalkan kamu. Di sini aku kesakitan, di sini aku menahan perih, di sini aku kehabisan waktu, di sini aku kehilangan kebahagiaan, di sini aku meratapi nasib, di sini aku mengobati luka sendirian, di sini aku berlari tanpa henti, di sini aku kesepian, di sini aku merasa gila, di sini aku kecewa sendiri, di sini aku kesesakan, di sini aku menunggu kamu ... selamanya ....

Sesakit inikah dua belas ?

Warm regards,

Catherine