Kamis, 30 Mei 2013

Tulisanku yang sudah usang* Nemu di FB temanku :D

Jelajahi seribu langkah …
Bersama kita meretas mimpi dan tawa bersama .
Sesekali kulihat kau dari belakang betapa elok rupamu .
Hingga menghentikan laju darahku ..
Imajinasiku mulai merecoki alam sadar ku hingga mencipta suatu realitas palsu ..
Namun tak kuperdulikan, karena perjalanan itu ….

Kembali kita melangkah, di sepanjang jalan yang penuh dengan cerita
Panjangnya jalan yang dituju, menjadi sebuah rangkaian cerita sarat makna
Lelahnya kaki bergerak tak terasa lagi karena, canda dan senyummu sebagai obatnya
Sekalipun harus tertatih-tatih, sekalipun harus kuseka peluh yang terus menetes di wajah
Betapa senang sore itu … berjalan mengitari setiap sudut Ibukota demi keinginan kamu.

Dulu aku hanya menapaki jalan itu sendirian, karena aku menyukai kesendirian.
Tapi kini kamu berada di sini, bukan di depan atau dibelakangku, tapi di sampingku …
Beribu cerita terlontar dari tiap kita, merangkai sebuah alunan perjalanan dan hanya akan menjadi sebuah sejarah … sejarah perjalanan kita …

Sudut kota yang dijejali dengan sepasang kaki manusia, roda-roda mesin yang berputar ternyata tak menyurutkan niat aku dan kamu menemukan inginmu …
Semakin kupercepat langkahku dan kamu menghentikan langkahku, “Jalannya pelan-pelan saja,”itu ucapmu suatu sore kemarin….
“Hahaha …” tawaku yang beringas meluncur begitu saja. “ Baiklah, “ lanjutku sambil sesekali tersenyum.

Setiap persekon, setiap sepermenit saat itu adalah cerita tentang aku dan kamu.
Karena tidak ada siap-siapa di sana …
Para eksekutor hanya menjadi pengamat, jalan bisu itu hanya mengendap-endap, sambil menerka ingin tahu apa yang kita lakukan bersama di sana … di jalan itu …
Dari matahari genit bercanda hingga bulan beradu dengan bintang, aku dan kamu masih melewati perjalanan itu.
Hingga benda-banda bisu yang berjejer di jalan, setia menerangi langkah aku dan kamu di kegelapan itu.
Namun episode ini harus berakhir … bukan mauku atau bukan maumu,
Tapi sang waktu melonceng dengan keras … “Sudah usai, bergegaslah kembali keperaduan kalian ” itu ucap si empunya waktu dan kita hanya dapat berdiam …

Betapa hari itu menjadi sangat istimewa ketika aku dan kamu berjalan bersama
Betapa sore itu akan menjadi sejarah dan kenangan, saksi semu ketika kita berjalan di masing-masing arah … dan waktu yang telah terlewat, mungkin tak akan kembali,
Karena kamu punya jalan sendiri dan aku akan berbelok arah, meninggalkan kamu suatu saat …