Rabu, 19 Mei 2010
Musim, Panen dan rasa ini
karya sederhana, dengan makna yang hanya dimiliki siempunya, tanpa tahu maksud.
tapi inilah karya aku dan dia, kami bersama meretasnya bersama melalui dunia maya ini
berkompetisi, melumerkan segala penat dan jenuh yang menggondol ...)
aku :
Cara ku mencintaimu...
bukan menciumi baumu setiap hari
namun membiarkan mu, menebar wangi di mana kau suka
aku hanya ingin melihat mu tumbuh
dengan akar yang tak membusuk, ranting yang kokoh, serta buah yang manis...
kamu :
aku ingin menjadi wanita yang menantimu hingga musim silih berganti.
aku hanya ingin menikmati wangimu, tanpa harus memetik buahmu ...
melihatmu berlari adalah bagian dari kamus bahagia yang ada,,,
aku ingin mendengar kamu bernyanyi maka aku tidak membungkammu, tidak akan menutup mulutmu.
aku :
sistem ku hampir musnah, saat wangimu melekat utuh di setiap indera penciumanku.
kamu virus yang membabi buta menikam riangku,
kamu :
kamu si pencuri yang melandaskan semua harta yang kupunya
entah aku masih punya bagian apa atas apa yang ku kira masih miliku
aku :
aku mengenal wangimu, elokmu, paras mu, setiap lekuk dahan,
batang dan daun mu yang hijau ...
kamu :
tapi aku tidak menyesal jika harus hilang rimbunku,,,
aku :
karena... kesejukan tiada tara dengan bertopi daun-daunmu yg segar
kamu :
maaf jika aku terus menari di dahanmu
untuk meniti keindahan yang hanya punya kuasa atas satuan detik
aku :
bersandar di bahu batangmu yang kekar
menikmati lembutnya rumput yang mengalasi tubuhku
kamu :
tolong jangan bergeser dari situ
karena aku tak tahu harus mendarat dimana lagi,,,
aku :
seakan kamu dan dan rumput tau apa mauku...
kamu :
dibawah situ sangat gelap sedangkan di kiri kanan tempat aku bersenda gurau dengan angin adalah jurang,,, entah kedalamannya berapa
tolong biarkan aku menghirup udara di sini,,, karena ditempat lain hanya asap knalpot yang terlihat
aku :
dan aku tahu kamu akan tetap tegak berdiri, dan tak mengindahkan para pemotong yang mengusik rasa ku rasa mu..meski sesekali kicauan pipit mengganggu bisikan hati kita
kamu :
dan angin mengusik lembut ketiakmu,,,
mari tertawa bersama meski alasannya kontras
aku :
sudah tampak apa mauku..
sudah jelas apa inginmu.
tapi mengapa kau tak memberiku sedikit saja.
mengijinkanku untuk mencicipi manis buahmu
kamu :
masihkah para lozer berbisik kasak kusuk di sebelah kirimu,,,
sementara sebelah kananmu sepi pengunjung?
aku :
mengapa kau hanya membiarkanku
melihatmu dari bawah ketiak dahanmu
menikmati baumu, tanpa mencicipi manisnya...
kamu :
biarkan begini,,, jangan bergeser aku takut jatuh
aku :
biarkan apa adanya
biarkan musim buahku, cuma kamu yang tahu
kamu :
sandarkan rasa apapun membuat gagal panen,,,
biarkan pengunjung hanya menikmati pementasan ini tanpa tahu pergulatan aku dan kamu
aku :
dan kini, hampir habis masa panenku
dan kamu boleh kembali kapan kamu mau, ketika panenku kembali menjemput
kamu :
sudah cukup ...
kini giliranmu yang mengasah golok,,,
aku :
karena, aku sendiri yang akan menebang batangmu
mencabuti tubuhmu hingga ke akar-akarnya.
mengulitimu tanpa sisa...
jika kamu mau, kembali dan bawalah
sejuta bibit yang akan kamu tanam
kamu :
simpan dan jangan biarkan tumpul,,,
hanya itu yang kita punya sebagai sejarah
tebarkan tapi sekali lagi,,, jangan bergeser
aku :
baiklah, aku akan menyiramu...
tapi biarkan aku mencoba meniti musim bersamamu...
aku dan kamu : baiklah, tunggu musim itu kembali lagi ...
Cheers,
_Ch_
(for pau, thanks untuk share by chatnya... always remember for this one...
I love everything what I feel it now... and you as witness)
Good Job for Us....
Langganan:
Postingan (Atom)