Minggu, 04 November 2012

We'll see !!

Horeee hujan ... teriak hatiku sekencang-kencangnya ...

Turun hujan sudah menjadi ritual bumi dan saat seperti inilah moment yang paling kutunggu. Kenapa tidak, jalanan menjadi sepi, orang-orang bertepi dan aku bersemedi. Hihihi. Tapi bukan itu sebenarnya alasan kenapa aku sangat senang dengan ritual langit menurunkan hujan dari atas sana.

Hujan itu menurunkan air. Sebongkah air deras tanpa henti dalam kurun waktu beberapa saat. Kalau tidak ada hujan artinya bumi akan sangat kehausan kan ? jadi hujan itu diperlukan bagi seluruh umat manusia. dan aku bersyukur ada hujan.

Hujan ada air, sementara air itu dingin dan sejuk. Anginnya meniupkan sejuk yang tiada tara, dan aku suka.
Dari semua arti yang kubuat sendiri tentang hujan, aku suka hujan karena .... (tidak bisa kujelaskan kenapa) tapi aku suka hujan.

Dulu waktu kecil aku suka menari-nari, berteriak di bawah hujan yang deras. Rasanya bulir hujan yang jatuh itu menggelitik di kulit kepalaku. (lucu mengingatnya -- aku sendiri telanjang dada berlarian di bawah hujan) belum lagi percikan dari genangan air, aku bisa lompat ke sana kemari seperti katak yang sedang belajar lompat. hahaha. Aku berlompa dengan anak katak, entah karena katak itu takut aku pegang atau kami sedang balapan di bawah air hujan.

Hujan tidak hanya meneteskan air bagi bumi, tapi hujan meneteskan air bagi mataku. Sebesar apapun bongkahan air mata yang keluar dari retina mataku, tak cukup menghapus kenangan saat-saat itu. Aku rindu masa kecilku, aku rindu berlarian dengan telanjang dada, aku rindu suasana jauh dari ramainya orang, seperti tak akan ada yang menganggu duniaku.

Hujan akan berhenti pada waktunya dan kita tidak bisa mengira-ngira kapan dia akan berhenti.
Sama seperti hidup yang kujalani sekarang, aku tidak bisa mengira-ngira kapan akan berhenti.
Well, aku hanya menunggu dan berharap hujan akan turun lagi pada waktunya dan berhenti tepat waktu, supaya rumahku tidak kebanjiran. (ini cuma analogi -- bukan maksudnya rumahku kebanjiran beneran ya)



Yippee raining men ... cried my heart full speed ... (--as song Geri Haliwell ex Spice Girl)

Rain, the earth has become a ritual like this and is the moment when the waiting. Why not, the streets became deserted, people lined and I meditated. Hihihi. But that's not the real reason why I was very happy with the ritual of heaven rained down from above.

Rain water is lowered. Hunk jetted endlessly within a few moments. If there is no rain means the earth will be very thirsty. So rain is needed for all people, and I'm thankful to Jesus for the rain.

Rain is water, while the water was cold and cool. The wind blew cool unparalleled, and I like it.
Of all the sense of my own about the rain, I love the rain because ....??  (I can not explain why) but I love the rain.

Back the moment, when I was little I liked to dance, shout under heavy rain. It was the rain that falls ears tickled at my scalp. (Funny to remember - I myself ran shirtless in the rain) the splash of a puddle of water, I can jump around like a frog who is studying the jump. hahaha.  I raced with young frogs, either because the frog was afraid I hold or we're racing in the rain.

The rain not only tears for the earth, but to my eyes rain tears. Any registration that tear chunks out of the retina of my eye, not enough to erase the memories of those times. I miss my childhood, I miss running around with a bare chest, I missed much of the height of the atmosphere, as no one will disturb my world.

The rain would stop in time and we can not figure out when it will stop.
Just as the life that I lead now, I can not figure out when to stop.
Well, I'm just waiting and hoping that it would rain again on time and stop on time, so that my house was not flooded. (This is just an analogy - not my house flooded real meaning, yep) :P


Warm regards,

Catherine


Babak Baru ...

Ini babak baru setelah angka tiga kemarin.
Kemarahan pada satu kondisi membuatku semakin ingin keluar dari tempurung pengap yang membuat ruang gerakku terbatas. Jalan mulus untuk mendapat sesuatu, tidak memiliki arti berbagi diri sendiri atau orang lain, dibanding jalan terjal yang harus dilewati.

Pagi ini, aku terbangun dengan harapan, bisa melupakan kejadian semalam yang membuat hati kecewa. Banyak hal kekecewaan yang sering melanda dan membuat aku ingin sekali berani meninggalkannya. Perasaan ini tidak bisa dijelaskan secara rinci, hanya setiap kali pikiran itu datang, aku ingin sekali marah, meneriakan di telinganya tentang apa yang kurasa, itu karena perbuatannya.

Hari ini, aku mencoba mencari dan menimbang-nimbang kira-kira tujuan mana yang bisa kutuju dengan kemampuan bahasaku yang minim. Pencarian ini tidak sekedar membunuh waktu, menemukan jalan keluar dan melupakan masalah. Ada semburat kecewa meski baru dua tujuan yang kubuka, mereka sudah menutup pendaftaran, dan akan dibuka di musim depan, Ohh tidak apa-apa, artinya aku harus mempersiapkan banyak hal (mental dan niat yang paling penting) semoga target ini tidak tertunda lagi, meski target untuk membangun sebuah rumah tangga kecil harus kulupakan dulu. Mungkin dengan sendirinya target itu akan terwujud satu persatu seiring aku menemukan duniaku sendiri.

Aku hanya percaya satu hal, "Niat dan usaha yang keraslah yang bisa memetik buah yang banyak, dan akan panen diwaktu yang tepat"



This new round after scoring three yesterday.
Anger at the conditions made ​​me even more to get out of the shell that makes stuffy space is limited. Smooth road to get something, do not have a shared sense of self or others, than a steep road that must be overcome.

This morning, I woke up with hope, can not forget what happened last night that made hearts disappointed. Many things are often plagued disappointment and makes me eager to dare to leave. This feeling can not be described in detail, only every time the thought came, I wanted to be angry, shouting in his ear about what I think, it's because of his actions.

Today, I tried to find and weigh about which goals can kutuju with my language skills are minimal. This search is not just killing time, find a way out and forget about the problem. There was a tinge of disappointment though only two goals opened, they've closed registration, and will be opened in the next season, Ohh, that's okay, that means I have to prepare a lot of things (mental and intentions of the most important) is the target may not delayed again although the target to build a small household had forgotten first. Maybe by itself the target will be realized one by one as I find my own world.

I just believe in one thing, "Intention and effort that could be hard at a lot of fruit picking, and will harvest at a time when the right time"


Warm regards,


Catherine